Maaf banyak typo. Mulai hari ini cerita ini akan di update setiap hari :)
Ela menghembuskan nafasnya lega, punggung tangannya menghapus kasar bulir keringat yang membasahi keningnya, tidak, tapi nyaris membasahi seluruh wajahnya.
Bagaimana Ela tidak berkeringat, total ada 12 barang mewah, mahal dan antik yang sudah selesai Ela bersihkan dan sudah Ela letakan dengan super hati-hati ke tempat yang semula.
2 jam waktu yang Ela butuhkan untuk membersihkan barang kesayangan milik Nyonya Devi. Yang Ela bersihkan dengan jantung yang rasanya ingin meledak di dalam sana dan juga dengan satu tubuhnya yang nyaris basah oleh keringat takut dan keringat karena was-was. Ia ceroboh menjatuhkan barang-barang mahal itu, tapi untung saja Ela berhasil melakukannya, dan barang-barang mahal itu terlihat semakin berkilat bersih setelah Ela bersihkan dengan sepenuh hati dan hati-hati.
Dan wajah pucat Ela, perlahan sudah kembali merona dan kedua bibir Ela yang terkatup rapat hampir 2 jam lamanya, kini perlahan tapi pasti sudah mulai mengukir senyum yang lebar dan terlihat indah.
Sekali lagi, Ela sudah lega. Dan setelah menjalani. Sepertinya untuk membersihkan barang-barang mahal itu lagi, Ela tidak akan setakut tadi.
"Jam 1 siang..."Ucap Ela pelan dengan tatapan yang masih berada di jam besar dan mahal yang ada di atas tembok sana.
Dan kedua mata bulat jernih Ela melirik kearah setiap sudut rumah ini, masih sepi. Artinya... ibunya dengan 4 orang pembantu lainnya yang bekerja di rumah ini belum pulang dari belanja stok makanan di rumah ini.
Dan sepertinya, di rumah khusus untuk tinggal para pembantu yang ada di belakang rumah ini, Ela akan memasak makan siang untuk ibunya dan mbak-mbak yang lainnya, mengingat pekerjaannnya sudah selesai.
Tapi, niatan Ela yang ingin masak untuk makan siang ibunya harus pupus di saat...
"Tunggu dulu, Ela...."Ucap suara itu cepat dan tegas, membuat kaki Ela yang ingin melangkah hanya melayang di udara, dan Ela dengan tubuh yang sangat kaku, menoleh keasal suara.
Dan tubuh Ela yang kaku perlahan rileks melihat siapa orang yang memanggilnya barusan.
"Pak Arman... Ada yang bisa Ela bantu?"Tanya Ela dengan senyum manisnya. Tubuh Ela juga sudah semakin santai dan relaks.
Rasa takut yang Ela rasakan juga karena efek bertemu dan ada dengan jarak yang dekat dengan Tuan Malik tadi, sudah hilang entah kemana. Di saat Ela melihat Pak Arman. Yang sudah Ela anggap seperti Bapaknya sendiri. Pak Arman yang seumuran ibunya, menatapnya dengan tatapan lembut, tapi ada tatapan yang terlihat takut, dan khawatir juga di kedua manik hitam pekat milik Pak Arman...
Ada apa? Tanya batin Ela takut dan was-was di dalam sana.
"Ibumu belum pulang, dan Tuan Malik ingin makan nasi goreng dengan telor ceplok yang selalu ibumu buat sejak 10 tahun ibumu dan kamu ada di rumah ini, tapi karena ibumu belum pulang dari kegiatan belanjanya, Tuan.... Tuan Malik menginginkan kamu yang memasak makan siang untuknya Ela...."Ucapan dengan nada yang sangat pelan dari Pak Arman membuat wajah Ela seketika pucat pasih bahkan jantung Ela di dalam sana.... rasanya ingin meledak......
Dan jantung Ela semakin menggila dan semakin ingin meledak di saat Pak Arman....
"Hati-hati, Nak Ela...."Ucap Pak Arman dengan wajah pucatnya.
Dan belum sempat mulut Ela terbuka untuk bertanya, Pak Arman sudah berlari cepat meninggalkan Ela yang kebingungan saat ini.
Apa maksudnya?
Hati-hati?
Hati-hati karena apa?
Dan hati-hati sama siapa?
Tbc
Lanjut dan ada yg kepo? Biar part 4 di up siang nanti?
27-08-2021 : Jumat : 09 :43
KAMU SEDANG MEMBACA
Ela (Menikah Dengan Anak Majikan Ibuku)
Romance"Jangan besar kepala, aku mengajakmu tidur bersama di ranjangku, agar para warga sialan itu tidak salah paham, dan anggap aku laki-laki bejat, dan batal menjual lahannya padaku." "Sadar diri, Ela... Kita menikah bukan mauku, kita menikah karena war...