Tujuh🍇

14K 821 62
                                    


Maaf banyak typo

Tanpa menunggu jawaban atau sahutan dari Ela, Malik dengan langkah tenang bahkan terlihat angkuh segera keluar dari dalam kamarnya meninggalkan Ela yang tatapannya masih menatap takut kearah punggung tegap milik Malik yang tubuhnya saat ini sudah di telan oleh pintu kamar, yang sengaja Malik tutup. Seakan-akan Ela, anak kepala pembantu di rumah ini,  sedang membereskan ranjangnya yang sangat kacau.

Dan Ela saat ini?

Perempuan   yang sudah umur 20 tahun itu, meraih dan mengambil dengan tangan gemetar koper warna hitam ukuran sedang yang ada di depannya. Wajahnya pucat pasih, wajahnya juga di penuhi oleh bulir-bulir keringat yang besar. Keringat yang muncul karena rasa takut yang lebih mendominasi dirinya saat ini.

Rasa takut pada Tuan Malik, dan rasa takut pada Ibunya yang paling besar. Ibunya yang sudah mewanti  dirinya, apabila ia  berpapas dengan Tuan Malik, maka ia harus segera menjauh  dan masuk ke dalam kamarnya.

Tapi, apa yang terjadi 20 menit yang lalu, mengingatnya membuat Ela terlihat menggelengkan kepalanya kuat, dan tangannya dengan kasar meraih  satu  papan obat yang ada di atas  tumpukan uang.

"Aku... Aku nggak mau hamil. Aku nggak mau hamil...."Ucap Ela panik.

Ela yang detik ini sudah berdiri dari dudukan menyedihkannya di atas lantai, Ela yang merasa sakit di pusat intimnya tadi, kini sudah tidak sakit lagi, dan rasa sakit serta perih itu sudah hilang entah kemana.

Dan Ela yang hampir   berjalan  menuju kamar mandi Tuan Malik, urung di saat Ela tak sengaja melirik kearah ranjang yang super berantakan.  Dan Ela juga baru menyadari, kalau ia dalam keadaan yang sangat mengenaskan juga saat ini, rambut berantakan, dan tubuh bagian bawahnya tidak tertutup apapun, telanjang, dan ternyata rok setumit yang Ela pakai tadi berada di samping selimut yang tergeletak dengan mengenaskan  di atas lantai samping kiri ranjang.

Ela memungut dengan cepat roknya, dan memakainya juga dengan cepat.

Setelah penampilannya terlihat agak baik, Ela dengan kedua   lutut yang gemetar hebat, menarik seprei kotor itu untuk Ela cuci, demi Tuhan... saat ini, entah kenapa pusat intim Ela terasa sangat sakit saat ini.

Bahkan membuat Ela menangis, rasanya sakit, perih, dan panas bagai terbakar....

Tapi  Ela sadar,  ia  anak pembantu, sadar dan ingat  akan ucapan Tuan Malik tadi,  takut juga akan di ketahui oleh ibunya dengan apa yang sudah terjadi pada dirinya, membuat Ela walau dalam keadaan sangat sakit, tetap membereskan dan menarik seprei  kotor itu untuk ia segera cuci.

Tapi, hampir saja seprei itu terlepas dari ranjang, tangan Ela berhenti menarik, dan tubuh Ela menegang kaku mendengar ada suara...

Ceklek

Mendengar suara pintu Tuan Malik yang di buka dari luar, membuat Ela reflek dan spontan menatap keasal suara, dan tubuh Ela semakin menegang kaku melihat... melihat Tuan Malik lah yang membuka pintu dan berdiri dengan  wajah datarnya  di ambang pintu sana.

Tidak. Tidak hanya ada Tuan Malik, tapi di samping kanan Tuan Malik, ada seorang wanita cantik, bahkan sangat cantik yang  pinggang rampingnya sedang Tuan Malik dekap dengan  hangat dan posesif...

"Kata kamu, Mas.  Pembantumu  sudah selesai membereskan kamarmu, tapi apa yang aku lihat saat ini?"Ucap suara itu dengan  nada yang terdengar sangat tidak suka dan kesal.

Membuat Ela tersadar, dan membuang cepat tatapannya kearah lain, yaitu menunduk, menatap kaki telanjangnya di atas lantai.

Tapi, baru sekitar 3 detik Ela menunduk, kepala Ela kembali terangkat di saat...

"Apa yang kamu pikirkan? Kamu di bayar untuk bekerja, bukan untuk melamun dan seperti orang bodoh.  Segera bereskan kamarku, dalam 5 menit semuanya sudah harus rapi, dan beres!"Ucap suara itu terdengar sangat dingin, dan tegas. Dan jelas, pemilik suara dingin dan tegas barusan adalah suara  milik Malik.

Malik yang saat ini, terlihat sedang merangkum lembut dagu wanita cantik itu, dan  Tuan Malik yang bahkan sedang mengecup lembut dan hangat kening wanita  cantik itu. Dan Tuan Malik....

"Karena sangat merindukanmu, aku sampai mimpi basah tadi, Sayang. Aku nggak suka aroma parfummu hari ini,  kamu mandi dulu ya, Sayang? Biar proses buat bayi nya nanti bisa nyaman dan lancar..."ucap Malik dengan nada suara yang  terdengar sangat-sangat lembut.

Dan jelas, ucapan Malik mendapat anggukan patuh dan lembut dari Sandra, perempuan cantik yang selalu Malik rangkul pinggangnya dari tadi, dan perempuan yang akan jadi istri Malik 1 bulan lagi....

*****

Malik melirik sekali lagi kearah pintu kamar mandi, sudah tertutup rapat, dan tetesan air yang jatuh dari shower di dalam sana  mengisi kamarnya yang sunyi, artinya... Sandra sedang mandi saat ini di dalam sana.

Dan Malik dengan wajah datar, tatapan yang terkunci pada punggung ringkih Ela. Ela yang masih ada dalam kamarnya, Ela yang membelakanginya saat ini, dan Ela yang sedang menyelesaikan pekerjaannya yang sedang memasang  seprei dengan susah payah saat ini.

Dan Ela .... Ela yang kaget dan terkejut bukan main di saat dengan agak kasar, dari arah belakang ada orang yang menarik pergelangan tangannya. Dan jelas orang  itu adalah Tuan Malik.

Tuan Malik yang menatap Ela dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan tatapan bak laser,  dan tatapan Tuan  Malik terhenti dan menatap lama  pada tangan kanan Ela yang mengepal kuat sedari tadi....

"Aku suka cara kerjamu, kamu sadar akan posisimu, sebelum keluar dari kamar ini, kamu membereskannya dulu, dan hal itu menyelematkan aku dan juga kamu.  Sandra tidak akan tahu dan salah paham, dan juga kamu dan ibumu tidak akan di pecat..."Ucap Malik dengan senyum yang sangat-sangat tipis kali ini, melihatnya membuat jantung Ela yang entah kenapa sangat sakit. Sangat-sangat sakit melihat Tuan Malik yang kecup hangat kening wanita cantik tadi, dan jantung Ela yang menggila tanpa Ela tahu kenapa dan apa artinya, hanya karena melihat senyum tipis Tuan Malik.

Tuan Malik yang merampas kasar satu tablet obat yang Ela pegang kuat dan erat sedari tadi dari tangannya.

"Jangan ambil obat itu. Jangan ambil. Saya belum..."

"Biar aku tenang, aku sendiri yang akan memasukan obat ini ke dalam mulutmu, Ela..."Ucapan takut dan panik Ela di potong telak oleh Tuan Malik yang saat ini sedang ambil satu gelas minuman sisa semalam yang ada di atas nakas.

Dan Tuan Malik saat ini sudah kembali berdiri tepat di depan Ela. Ela yang wajahnya semakin pucat pasih saat ini. Dan Ela bagai kerbau yang di cocok hidungnya, membuka mulutnya, dan menerima 3 pil sekaligus yang Tuan Malik masukan dengan pelan-pelan ke dalam mulutnya, dan dalam waktu 3 detik, obat itu sudah berhasil Ela telan dengan wajah pahitnya... bahkan kedua mata Ela terlihat tertutup rapat saat ini,  dan kedua mata Ela yang tertutup rapat terbuka lebar di saat Tuan Malik...

"Aku nggak suka dan mau apabila kamu hamil karena kejadian tadi, Ela. Toh, kalau pun kamu hamil juga, kamu sendiri yang akan repot, karena sampai mati,  aku nggak akan suka anak itu, dan nggak akan sudi mengakui anak itu kalau dia adalah anakku. "

Tbc

Maunya Ela hamil?

Ela nggak hamil aja?

Maunya Sandra mandul aja nanti sama Malik?

Mauny Malik dan Ela nikah di kampung nanti, Malik masih singel?

Atau Malik udah jadi suami Sandra?

Ela (Menikah Dengan Anak Majikan Ibuku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang