Maaf banyak typo
.
...Sudah cukup, nafas Ela semakin sesak di saat Ela di depan sana, melihat tangan Tuan Malik yang sedang meraba-raba bh perempuan cantik itu untuk di lepaskan kaitannya.
Dengan pelan-pelan sekali, Ela membalikkan badannya dan segera melangkah keluar dari ruangan ini, jangan sampai kehadirannya di ketahui oleh Tuan Malik.
Dan Ela menghembuskan nafasnya lega, di saat Ela sudah ada di luar ruangan yang sesak itu, dan Ela terlihat menghapus kasar kedua matanya yang masih mengeluarkan airnya dengan punggung tangannya.
"Rasanya aku ingin mati, apakah... apakah aku punya sakit jantung. Ini kenapa jantungku masih berdebar sangat cepat?"Bisik Ela takut.
Dan sepertinya, Ela harus segera turun ke bawah. Tidak hanya sesak yang ela rasakan, tapi saat ini, Ela merasa gerah dan juga panas.
Tapi, sekali lagi, kaki Ela hanya melayang di udara. Ela tergoda untuk menoleh kearah belakangnya. Dan Ela...
Brak
Ela kaget bukan main, di saat pintu yang hanya berjarak dengan Ela sekitar dua meter dari tempat berdiri Ela, di tutup dengan sangat kasar dan kuat.
Jelas, pintu yang di tutup dengan kasar tadi adalah pintu ruangan Tuan Malik.
"Hay, kenapa masih berdiri di luar?"Ucap suara itu lembut, tapi dari nada suaranya terdengar bingung melihat Ela yang masih berdiri di luar dengan rantang yang ada di tangan kanannya.
Ela? Ela gelapan dan sontak menatap keasal suara. Jelas, pemilik suara barusan, adalah laki-laki lembut dan baik hati yang sudah mengantar Ela ke ruangan ini.
"Kamu nangis? Kenapa?"
"Ohhh.... Astaga... maaf. Maafkan aku ya, Dek... Demi Tuhan, saya lupa. Tadi, tadi Tuan Malik datang bersama seorang perempuan cantik bahkan perempuan itu di gendong Tuan Malik dan mereka... melakukan ciuman... maaf, pasti kamu dimarahi..."Ucap laki-laki itu dengan nada suara yang terdengar sangat-sangat menyesal.
Ela? Hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ela bingung, dengan kata apa ia membantah ucapan laki-laki baik hati di depannya.
Dan Ela dalam sekejap...menyerahkanrantang yang ia pegang untuk laki-laki baik itu.
"Makananya buat kakak saja. Tuan Malik katanya akan makan di luar. Saya pamit, dan terimah kasih...."Ucap Ela cepat, Ela juga terpaksa berbohong, dan tanpa menunggu jawaban atau sahutan dari laki-laki baik itu, Ela segera berlari menuju tangga.
Jangan sampai Tuan Malik tahu ia datang kemari, dan jangan sampai Tuan Malik tahu kalau Ela melihat hal dewasa yang terjadi dalam ruangan Tuan Malik beberapa saat yang lalu.
Kalau Tuan Malik tahu, Ela tidak berani membayangkan, apa yang akan terjadi dalam hidupnya... dan juga hidup ibunya...
****
Di saat Ela hampir saja naik ojek, ada Pak Arman yang menahan kepergiannya, dan disini lah Ela berada. Di samping kanan gedung, dimana ada pohon yang sangat rimbun yang melindungi Ela dan juga Pak Arman dari panacaran sinar matahari yang sangat terik siang ini. Bahkan dengan baik dan perhatiannya, Pak Arman. Pak Arman mengambilkan Ela minuman dari para pekerja, melihat wajah Ela yang terlihat sangat memerah saat ini.
"Minum sampai habis, lihat bibirmu. Sangat kering..."Titah Pak Arman lembut melihat Ela yang baru minum sedikit jus jeruknya.
Ela mau tidak mau dengan senyum lembut, mengangguk dan segera meminum sampai habis jus jeruk yang di berikan Pak Arman. Karena Ela harus segera pulang.
"Terimah kasih banyak, Pak Arman. Ela harus segera pulang, takut Tuan Malik marah..."
"Tidak akan marah, karena Tuan Malik tidak akan melihatmu yang ada di sini. "
"Sandra mana tahan dengan suhu panas di kota ini, pasti dia hanya akan ada di ruangan dengan Tuan Malik Malik."
"Sandra?"Ucap Ela tidak yakin.
Mendapat anggukan mantap dari Pak Arman. Yang sudah tahu Ela kemari atas saran dan suruhan Bik Mini dan Istri kakaknya. Pak Arman juga melihat bagaimana brengseknya Tuan Malik yang bercumbu bahkan mungkin sudah dan sedang bercinta dengan Sandra di atas ruangannya sana saat ini. Pak Arman juga melihat Ela yang memangis tadi. Tidak cintanya Ela pada Malik. Pasti ada rasa cemburu dan sakit. Malik bangsat adalah suaminya.
"Ya, Sandra. Dia datang pagi tadi, dan akan pulang sore nanti. Dan bapak di suruh istrahat hari ini, Bapak antar Ela keliling desa ya? Kita jalan-jalan ya? Ada pantai 15 menit tempuh dari gedung ini. Kita senang-senang..."
Dan lupakan memori jelek yang kamu lihat 15 menit yang lalu, Ela. Bapak akan bawa kamu senang-senang, walau tidak bisa di pungkiri, hatimu pasti tetap sakit di dalam sana, tanpa kamu tahu alasannya karena kepolosanmu dan umurmu yang masih muda.
Wajar kamu merasa sakit, Ela. Secara tidak langsung karena kamu pernah di hamili dan hamil anak Tuan Malik, dan sudah melahirkan anak Tuan Malik dengan selamat. Ikatan batin antara keduamu sebagai orang tua anak itu, pasti ada dan kuat....
****
Pak Arman sangat resah saat ini, kedua matanya sesekali melirik kearah Ela yang sedang main di pinggir pantai. Tapi ada pohon besar yang sangat rindang sehingga di siang yang terik ini, Ela tidak akan kepanasan.
Pak Arman merasa resah? Ya, bahkan sangat resah, karena orang yang Pak Arman hubungi sejak 5 menit yang lalu belum mengangkat-angkat panggilannya.
Kenapa belum di angkat, padahal orang itu sudah mengatakan pada Pak Arman kalau ia akan pulang hari ini dari LN dan akan mengaktifkan nomor rahasianya.
"Hah, keburu sore ini, ada apa dengan Pak...." bisikan kesal Pak Arman terhenti di saat ponsel Pak Arman berdering, dan dengan cepat Pak Arman mengangkat panggilan itu.
Pak Arman terlihat tersenyum lega dan senang saat ini
"Halo, Pak Danii... foto yang saya kirim sudah masuk dan sudah bapak lihat kan? Foto pernikahan Tuan Malik dan Ela. "
"Rencana bapak atau rencana kita berhasil 100%, mereka sudah menikah secara agama, dan semoga segera di resmikan dan tuan Malik segera sadar dan ingat, dan kakak saya, menolak 50% uang yang bapak berikan. Hanya ambil setengah untuk di bagi dengan orang yang turut membantu jebakan satu minggu yang lalu..."
"Ya, Pak. Siap, Pak. Tapi, ada Nyonya Sandra saat ini di sini bersama Tuan Malik. Nyonya Sandra datang tiba-tiba dan katanya akan pulang sore, terbang malam...."
"Ya, Pak. Saya memang sedang ada di pantai dengan Ela. Dia terlihat bahagia. Ya, saya akan selalu menjaga Ela. Siap, Pak. Pak Dani tenang aja. Selamat sore, Pak...."Ucap Pak Arman lancar dengan wajah yang berseri-seri dan penuh kebahagiaan.
Panggilan sudah di putus, dan kini tatapan Pak Arman menatap kearah Ela yang sedang melambai mengajak Pak Arman agar ikut melihat dan menangkap anak ikan.
Ela... secara tidak langsung, laki-laki bejat itu sudah tanggung jawab atas perbuatannya 6 tahun yang lalu sama kamu. Walau harus papa mertuamu Pak Dani jebak anak sematawayangnya itu.
Kamu tenang aja, Ela. Tanpa kamu tahu, Pak Dani diam-diam sayang kamu, dan berharap kamu jadi menantunya. Karena kamu sudah di rusak anaknya. Kamu juga bahkan pernah hamil dan melahirkan cucunya. Sekali lagi, akan ada Pak Dani Ela yang akan melindungi, sayangi kamu dengan diam-diam.
Kamu pantas untuk bahagia Ela sayang yang sudah aku anggap bagai anak sendiri....
Tbc
Lanjut cepat?
Satu kata Untuk Papa Malik apa?
Suka Papa Malik suka dan diam-diam sayang sama Ela?
Anak Ela dan Malik masih hidup aja, mau?
Atau anak Ela dan Malik udah mat aja?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ela (Menikah Dengan Anak Majikan Ibuku)
Romansa"Jangan besar kepala, aku mengajakmu tidur bersama di ranjangku, agar para warga sialan itu tidak salah paham, dan anggap aku laki-laki bejat, dan batal menjual lahannya padaku." "Sadar diri, Ela... Kita menikah bukan mauku, kita menikah karena war...