Happy Reading
Sudah dua hari ustadz dzaki terbaring lemah di kasur, setiap pagi ia selalu muntah-muntah tak jelas, padahal ayla sudah mengeroknya menggunakan koin 500 rupiah,tapi tak ada tanda-tanda masuk angin sama sekali.
Ayla dibuat pusing tujuh keliling menggurus ustadz dzaki, pria itu selalu saja ingin menempel kepadanya, sampai-sampai cakra harus ayla titipkan ke abi dan umi, untung saja anak itu mau dititipkan ke nenek kakeknya.
"Astagfirullah halazim ustadz mau apa lagi?" tanya ayla saat ustadz dzaki mulai menggerucutkan bibirnya seperti tadi lagi "Sayang aku mau rujak boleh?" pintanya, lagi dan lagi ayla ingin menangis dibuatnya.
Sedari tadi suaminya itu sudah meminta berbagai macam makanan misalnya Martabak manis, durian goreng, kolak tempe, bahkan pisang sambel.
Aneh?
Tentu saja!! ayla hanya bisa beristighfar saja lalu setelah itu menurutinya, bahkan nih ya ustadz dzaki gak mau jauh dari ayla, ayla lagi masak didapur si ustadz malah meluk meluk dari belakang.
"Yaudah aku beliin dulu tad, lepasin pelukannya" pinta ayla, ustadz dzaki dengan ogah-ogahan melepasnya.
Ayla pun turun dari kasur,namun baru beberapa langkah, langkah itu harus terhenti kala mendengar ustadz dzaki ingin muntah
"Huekk"
Dengan cepat ayla berlari kewc, ia mengelus punggung sang suami "Mas kita ke dokter aja ya?" pinta ayla dengan lembuttt sekalii
"Enggak mau"
"Mas ayo dong, ke dokter ya? aku mohon" pinta ayla dengan mata berbinar-binar, percayalah ayla sudah meminta itu beratus-ratus kali dari kemarin namun ustadz dzaki kekeh gak mau
"Yaudah iya" yess akhirnya ustadz dzaki mengalah "t-tapi"
"Tapi apa!?" tanya ayla nantang
"Jangan disuntik" cicit ustadz dzaki, ayla mengkerutkan keningnya
"Mas takut disuntik?" tanyanya, ustadz dzaki mengangguk bikin ayla ngakak, badan boleh gede, tapi kok takut sama jarum suntik
"Jangan ketawa, atau mas gak mau kerumah sakit" ucap ustadz dzaki bersedekap dada
"Oke oke, yaudah yuk kita ke rumah sakit" setelah itu ayla mengambil tas selempangnya dan menuntun ustadz dzaki keluar, kali ini biar ayla yang membawa mobilnya.
_______
Setelah diperiksa segala macam, saat ini kedua pasturi itu kini duduk didepan dokter dengan mata bertanya-tanya.
"Dok suami saya kenapa?" tanya ayla
"Ibu terlambat datang bulan tidak?" ayla menggerjapkan bola matanya mulai mengingat-ingat "Oh saya udah telat 1 bulan lebih dok" jawab ayla polos.
"Hal yang dialami suami ibu udah biasa terjadi kepada suami yang terkena morning sicknes, gejala yang biasa seorang suami alami jika istrinya sedang hamil" tutur dokter itu membuat ayla dan ustadz dzaki kaget bukan main
"H-hamil?" tanya ustadz dzaki kaget
"iya selamat pak, kalian akan menjadi ayah dan ibu, usia kandungannya sudah 7 minggu, jaga kandungannya baik baik dan jangan lupa menebus vitamin dan obat lainnya"
"S-saya bakal jadi ayah?"
"Iya pak"
"Kirana saya bakal jadi ayah" ucapnya senang, ayla mengangguk setelah itu ustadz dzaki memeluk ayla sangat erat membuat ayla malu, dasar suaminya ini tak kenal tempat, ayla kan malu diliatin dokter.
"Yes Alhamdulillah akhirnya saya jadi ayah!!!"
"Saya gak nyangka kirana"
"Aku juga gak nyangka mas"
"Ayo pulang kita kasih tau abi umi mama papa"
"Iya mas iya sekalian jemput cakra"
Nampak jelas dimata ustadz dzaki jika pria itu sedang bahagia bukan main, ayla sampai terharu dibuatnya, ia tak menyangka akan diberikan buah hati secepat ini.
Sepanjang perjalanan ustadz dzaki selalu tersenyum, wajah dinginnya kini terhiasi oleh senyuman manis, serta tangannya yang tak berhenti mengelus perut ayla bikin ayla terkekeh geli
TBC
Gimana chptr kali ini
Ciee ayla sama ustadz udah dapet momongan
yang artinya sbntr lagi bakal ending, kalian tim sad ending atau happy ending?Typo tandain.
Vote+koment please
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalammualaikum, Ustadz [END]
General Fiction[Follow dulu sebelum baca] [DALAM PROSES REVISI] [Yang mentalnya lemah silahkan mundur alon-alon, karna cerita ini mengandung bawang goreng!] Bagi semua orang dijodohkan dengan seorang ustadz akan hidup bahagia dengan banyak berbekal agama dan bahag...