Happy Reading
Saat ini ayla dan dzaki sudah berada didepan pesantren bernama "Pesantren Al-ikhlas" ini merupakan pesantren milik keluarga dzaki, dan sekarang dzaki lah yang mengelolanya.
Mereka pun tak jadi naik motor tadi.
Sebelum turun dari mobil, ustadz dzaki menyempatkan diri menatap sang istri, yang menurutnya sangat cantik saat memakai jilbab, walau terkadang ayla risih dan selalu saja membenarkan kerudungnya.
"Ayo turun" ajak dzaki, ayla menurut lalu turun begitupun dengan dzaki.
"Assalammualaikum, Ustadz" salam salah satu santri yang bernama adam itu "Waalaikumsalam" balas dzaki.
"Wah ini istri ustadz ya? salam kenal ustadzah" ucapnya sambil menangkupkan tangan, ingat bukan muhrim jadi gak boleh salam ala-ala gitu.
Ayla terkekeh, masa dia dibilang ustadzah. mentang-mentang nikah sama ustadz, eh gelar nya malah diubah "Panggil saya mbak aja, atau kakak, saya bukan ustadzah hehe" ucap ayla, santri itu mengangguk, lalu mereka masuk kedalam pesantren.
Pesantren ini sangat ramai,lingkungannya bersih, serta ditaman banyak bunga-bunga agar suasana tampak lebih segar.
"Tad, saya malu" ujar ayla, sejujurnya dia sangat malu harus ikut ustadz ke pesantren "Saya gak nyuruh kamu joget depan umum, jadi buat apa kamu malu" balas ustadz, ayla mencebikkan bibirnya kesal.
"Assalammualaikum" salam mereka berdua saat masuk ke ruang guru. guru-guru yang ada disana pun sontak berdiri dari duduknya "Waalaikumsalam" balas mereka bersamaan.
"Loh kapan datangnya tadz?" tanya seorang guru perempuan bernama nafisha itu, keliatannya dia ramah dan friendly.
"Baru aja ustadzah, oh iya perkenalkan ini istri saya" ucap ustadz memperkenalkan ayla.
"Wah ini istrinya tad? cantik banget salam kenal ya mbak" ucap ustadzah nafisha sambil menjabat tangan ayla."Panggil Ayla aja mbak" balas ayla seraya tersenyum, yang lain pun ikut berkenalan dengan ayla, namun ada satu orang yang menatap sinis ke arah ayla.
"Moza" ucapnya sambil menjabat tangan ayla, meskipun awalnya ogah, namun demi terlihat sopan dia terpaksa berkenalan dengan ayla, bahkan ia meremas kuat tangan ayla.
"Aws.. mbak kenapa gituin tangan saya?" tanya ayla karna merasa tangannya diremas sangat kuat "Eh maaf gak sengaja" ucap ustadzah moza. ayla tau sepertinya wanita ini terlihat mebencinya, apa dia suka dengan ustadz dzaki?
dasar mozzarella, batin ayla, risih juga dia melihat tatapan moza yang menusuk itu, katanya ustazah tapi kok begitu?
"ustadz boleh saya izin mengajak mbak ayla melihat-lihat pesantren?" tanya ustadzah nafisha "tentu, ajak saja istri saya. lagian saya punya kerjaan takutnya dia nanti bosan menunggu saya" balas ustadz dzaki.
"Ayo mbak" ajak nafisha, ayla tersenyum lalu berjalan beriringan bersama ustadzah nafisha.
"Mbak ayla liat gak tatapan ustadzah moza tadi?" tanya nafisha "Liat kok mbak, dia kenapa ya kayak benci sama saya?" ternyata nafisha juga melihat gelagat moza dari tadi.
"Dulu dia suka sama ustadz dzaki tapi ditolak, ustadz dzaki gak nerima dia, mungkin dia kesel karna liat mbak bisa jadi istri ustadz dzaki" ucap nafisha "Hah? jadi dia pernah suka sama mas dzaki? pantes aja tanganku diremes kuat banget tadi"
"mbak hati-hati ya, dia itu orangnya nekat" ujar nafisha memperingati, moza itu orangnya nekat, dia akan berusaha keras demi mendapat yang dia mau.
Setelah mengatakan itu mereka berdua pun masuk kekelas para santriwati.
"Assalammualaikum Ustadzah" Ucap mereka bersamaan "Waalaikumsalam" balas ayla dan nafisha.
"Perkenalkan ini adalah mbak Ayla, dia istri ustadz dzaki. kalian harus sopan dan menghormatinya ya"
"baik ustadzah" ayla tersenyum geli kala para santriwati menghampirinya dan bertanya-tanya, contohnya begini.
"Kok mbak bisa jadi istri ustadz sih?"
"Mbak susah gak jadi istri ustadz dzaki?"
"Pasti ngebosenin ya mbak? secara ustadz kan orangnya dingin"
Dan masih banyak lagi pertanyaan lainnya, ayla juga menyuruh mereka memanggilnya mbak atau kakak saja, karna dia bukan ustadzah.
"Kami dijodohkan, ada susah ada enaknya juga. susahnya kalau mbak ajak dia bicara pasti aja balesnya singkat, sampai pengen banget mbak nabok kepala nya" santriwati tertawa mendengar penuturan ayla,begitupun dengan ayla yang juga ikut tertawa mendengar ceritanya sendiri.
Jujur saja dekat dengan para santri wati membuat ayla sedikit nyaman, apalagi mereka sangat sopan dan friendly, ayla yang selama ini cuma punya satu sahabat jadi terharu dibuatnya.
Dari kecil sampai segede sekarang, ayla cuma punya satu teman yaitu Ella, sekarang ini ella dan ayla harus pisah karna ella menempuh pendidikan di amerika.
Mereka hanya bertukar kabar melalui pesan singkat. tapi satu tahun belakangan ini ella sangat susah dihubungi, bahkan saat ayla menikah ella tak tau. padahal ayla mengundangnya walau hanya dari chat wa.
to be continued...
Gimana chapter kali ini?
nah satu antagonis udah hadir nihh
masih ada 1 lagi antagonis lainnya.See u next part 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalammualaikum, Ustadz [END]
قصص عامة[Follow dulu sebelum baca] [DALAM PROSES REVISI] [Yang mentalnya lemah silahkan mundur alon-alon, karna cerita ini mengandung bawang goreng!] Bagi semua orang dijodohkan dengan seorang ustadz akan hidup bahagia dengan banyak berbekal agama dan bahag...