42. AKU KAMU DAN LAUT BIRU

505 143 9
                                    

JANGAN LUPA VOMMENT

SELAMAT MEMBACA 🖤💜

42. AKU KAMU DAN LAUT BIRU

''Bahkan dari setiap huruf alfabet pun tahu, satu buku saja tidak akan pernah cukup untuk mendeskripsikan bagaimana sempurnanya kamu dan laut biru di mata aku''

-gelapterang-


''RAGAAAAAA!'' teriak Aya.

Suara teriakannya sangat nyaring seperti biasa dan berhasil membuat Raga menoleh. Raga menghentikan aktivitasnya, padahal cowok itu sedang anteng menulis sesuatu di atas pasir. Raga kira Aya kenapa, ternyata Aya baik-baik saja. Dia sedang berdiri di atas batu besar sambil melambai-lambaikan tangannya secara excited ke arah Raga. Kedua matanya berbinar. Juga sangat antusias ketika meneriaki namanya tadi. Jarak diantara keduanya cukup jauh, tak heran jika gadis agresif itu mengeraskan suaranya dengan tujuan agar Raga bisa mendengarnya. ''RAGA SINI DEH SEBENTAR! SEBENTAR DOANG. ADA YANG MAU GUE TUNJUKIN SAMA LO. SINI SINI CEPETAN!''

Raga mengembuskan nafas pelan lantas membuang rantingnya ke arah sembarang. Tanpa berpikir apa yang sebenarnya akan Aya tunjukkan, ia menuruti permintaan gadis itu. Dengan langkah tegapnya, Raga meninggalkan tulisannya dan melenggang ke arah Aya.

''JALANNYA CEPETAN, RAGAA! JANGAN KAYA SIPUT. SINI DEH BURU!''

Raga menengadah karena posisi Aya lebih tinggi dari dirinya. ''Apa?''

''Sini sini! Jangan disitu. Sini lo naik. Ada yang mau gue tunjukkin. Bagus banget pokoknya,'' balas Aya bersemangat.

Lagi, Raga menuruti keinginan Aya. Cowok itu sampai naik ke atas batu dan berdiri tepat di samping Aya.

Melihat sorot bingung yang tercetak jelas di kedua mata tajam Raga, dengan semangat Aya menunjukkan kepada Raga hamparan langit berwarna jingga kemerahan yang posisinya berada tepat di atasnya. ''Lo liat!'' Raga mengikuti pergerakan tangan Aya. ''Indah banget, ya, langitnya? Warnanya cantik. Gue suka.''

Oh ternyata langit. Raga kira apa.


Raga ikut mengamati langit, pemandangan yang memang ingin Aya tunjukkan saat itu. Warnanya memang cantik. Bahkan sangat cantik. Apa yang dikatakan Aya itu tidak salah. Raga juga setuju dengan pendapat Aya. Langit terhampar luas di atasnya dengan warnanya yang sangat menggelora. Warna merah, oren, dan kuning seakan berkamuflase dalam panggung yang sama. Ini seperti Raga melihat benda langit tanpa perantara apapun. Terlihat jelas dan nyata di depan mata. Belum lagi ini adalah pertama kalinya Raga melihat sunset di tengah pulau tanpa penghuni. Jujur, yang Raga rasakan saat ini, entah kenapa suasananya sangat jauh berbeda dengan sunset yang pernah Raga lihat sebelumnya. Entah apa yang membedakannya, Raga juga kurang mengerti. Mungkin karena faktor tempat dan orang pendamping. Ya... mungkin saja

''Cantik banget kan, Raga?'' tanya Aya tanpa melihat Raga yang tengah berdiri disisinya. Keberadaan Raga seolah-olah tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan hamparan langit yang kini sedang ditatapnya. Sampai-sampai fokusnya saja terus tertuju pada langit itu.

Raga menggerakkan kepalanya ke samping. Tepat ke arah Aya. Ia memperhatikan setiap inci wajah Aya bersamaan dengan ekspresi yang Aya keluarkan saat itu. Gadis itu terlihat sangat ceria dan bahagia seperti anak kecil yang baru pertama kalinya dibawa ke tempat bermain yang penuh dengan balon warna-warni. Faktanya, Aya tidak sadar kalau Raga sedang memperhatikan.

GELAP TERANG (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang