31. SATU BORGOL DUA HATI

465 163 8
                                    

JANGAN LUPA VOMMENT

SELAMAT MEMBACA 🖤💜

31. SATU BORGOL DUA HATI

''Satu hal yang perlu kamu pikirkan. Seseorang yang selalu kamu dambakan sebenarnya paham dengan keadaan. Dia tahu dengan segala jeritan harapan yang selalu kamu angan-angankan. Hanya saja dia diam dan tidak pernah sekalipun mengatakan. Kamu tahu kenapa? Itu karena bukan kamu yang dia inginkan.''

-gelapterang-

Dengan ekspresi ceria, Aya menyeret langkahnya untuk masuk ke dalam perpustakaan. Ketika pintu terbuka, gadis dengan kepangan kecil di rambutnya itu terkejut ketika kedua matanya melihat keadaan perpustakaan yang begitu ramai siang ini. Hampir semua kursi yang ada di perpustakaan sudah terisi penuh. Jika dihitung-hitung, paling hanya ada lima kursi kosong yang tersisa. Yang Aya lihat, mereka tengah sibuk membaca buku, mengerjakan tugas, bermain ponsel, bahkan ada juga sih yang tertidur di atas buku. Mungkin dia lelah bestie...

Mau seberapa banyak orang yang ada di dalam perpustakaan, sebenarnya Aya tidak terlalu mempedulikannya. Lagi pula tujuan utama Aya masuk ke perpustakaan bukan untuk membaca buku kok. Apalagi untuk mengerjakan tugas. Aya masuk dengan tujuan lain yang memang jauh dari fungsi perpustakaan yang sesungguhnya. Ngomong-ngomong ada yang bisa nebak Aya mau ngapain? Yang jelas bukan mau ngebegal orang ya!

Aya melayangkan pandangannya ke sekitar sudut perpustakaan dengan tatapan yang sangat teliti. Mencari batang hidung seseorang yang sedari pagi belum ia temui. Oke, ralat. Bukan temui tapi apelin. Apelin? Ya, apelin. Siapa lagi orangnya kalau bukan Raga. Tapi kok gak ada, ya? Biasanya kan dia suka lagi duduk di perpustakaan. Namun kali ini? Dari banyaknya warga Melorine yang sedang duduk, tidak ada satupun pertanda kalau Raga ada disana. Kemana dia?

Dari tadi pagi Aya memang sibuk mengerjakan tugas di kelas sampai-sampai ia tak sempat menemui Raga. Pelajaran hari ini cukup padat. Bahkan tadi Aya sempat dihukum oleh Pak Toto. Ia disuruh membersihkan gudang hanya karena tak sengaja tertidur di saat jam pelajarannya. Mungkin gadis itu merasa ngantuk karena semalam bukannya tidur, dia malah maraton drakor sampai pukul dua pagi.

Asal kalian tahu, gadis itu pasti akan merasa rugi jika sehari saja tidak bertemu dengan Raga. Tapi untuk Raga sendiri, cowok itu akan sangat bersyukur karena Aya tidak muncul di depan mukanya. Hari-harinya akan sedikit tenang dan tidak terganggu karena ocehan gadis itu yang menurut Raga sama sekali tidak berfaedah. Bagi Aya, mengapeli Raga di sekolah adalah suatu keharusan. Sesibuk apapun dirinya, pokoknya bertemu dengan Raga harus selalu dilakukan. Bukan tanpa alasan, Raga itu penyemangatnya. Alah bucin lo!

''Itu dia!'' gumam Aya dengan tangan yang dijentikkan. Matanya seketika berbinar senang.

Aya menghela nafas lega ketika sosok yang dicarinya sedari tadi ternyata ada di salah satu sela rak buku. Jodoh emang gak akan kemana!

Aya beruntung karena bisa menemukan sosok itu di tempat ini. Raga, cowok itu sedang fokus dengan buku-buku yang ada didepannya. Ia tampak tidak peduli dengan keadaan sekitar. Tuh kan! Dugaan Aya ternyata benar kalau Raga pasti lagi ada di perpustakaan. Panggilan hati emang enggak pernah salah...

''Hai Raga!'' sapa Aya. Sedikit menyenggol lengan kekar Raga agar laki-laki dingin itu mau menoleh ke arahnya. ''Dari tadi Aya yang cantik ini nyariin lo tau. Gue sampe nyari lo di Benua Antartika tapi lo gak ada. Eh taunya lo lagi ada di kastil buku ini. Lo tau gak, sih? Semua firasat gue tentang lo itu enggak pernah salah. Apa yang gue kira pasti aja bener. Buktinya sekarang, feeling gue mengatakan kalo lo lagi ada di perpustakaan, eh beneran dong ada. Kayanya emang kita tuh jodoh tau, Ga. Lo adalah seseorang yang Tuhan ciptakan khusus buat tinggal di hati kecil gue.''

GELAP TERANG (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang