52. TATAPAN PENUH HARAP

178 20 4
                                    

JANGAN LUPA VOMMENT

SELAMAT MEMBACA 🖤💜

SELAMAT MEMBACA 🖤💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


52. TATAPAN PENUH HARAP

''jangan pergi, tetaplah disini temani hariku yang sunyi''

-gelapterang-

Aya dan Tama melangkah masuk ke dalam Butik Seany, butik langganan Tama. Mereka berdua melihat ke sekitar, ternyata Butik Seany sedang sangat ramai sore ini. Entah ada apa, Tama juga tidak tahu. Sofa yang sengaja disediakan untuk pengunjung duduk pun hampir terisi penuh.

''Rame banget, Tam,'' ucap Aya terheran-heran.

''Gue juga gak tau. Biasanya enggak serame ini,'' balas Tama.

Belum lima menit mereka menginjakkan kakinya di dalam butik, seorang pramuniaga berambut seleher tiba-tiba saja datang menghampiri mereka berdua dengan raut ramahnya.

''Selamat sore, Kak. Ada yang bisa saya bantu?'' tanya pramuniaga itu.

''Mbak saya mau nyari dress tapi tapi yang sekiranya cocok buat dia. Pokoknya yang bagus. Yang bahannya paling nyaman dipake.'' Tama menyentuh bahu Aya, memberikan isyarat kepada pramuniaga itu kalau dirinya ingin membeli baju untuk gadis yang tengah berdiri disampingnya.

''Mau dress warna apa, Kak? Biar nanti saya bantu carikan.''

Tama menoleh ke arah Aya. ''Mau warna apa?''

Aya mengangkat bahunya tanda tak tahu.

Tama kembali melemparkan pandangan pada pramuniaga itu setelah melihat respon Aya yang sepertinya dia juga bingung ingin warna apa.

''Buat dress-nya terserah, Mbak, aja mau warna apa. Asal cocok sama temen saya dan yang terpenting harus nyaman. Oh iya satu lagi, kalo bisa jangan warna kuning sama warna oren, soalnya warnanya terlalu cerah.''

''Baik, Kak,'' jawab pramuniaga itu dengan senyuman ramahnya. ''Mari, Kak, ikut saya.''

Pramuniaga itu mengajak Aya ke suatu ruangan yang sudah pastinya diikuti oleh Tama. Ruangan yang cukup luas itu didominasi oleh warna merah muda. Bisa dibilang sangat unik dan estetik. Saat mereka berada di dalam ruangan itu, wangi vanilla langsung menembus masuk ke dalam indra penciuman mereka. Aya menyukai ruangannya. Berbagai jenis dress dengan warna yang berbeda-beda tertata rapi pada gantungan baju berwarna putih. Mulai dari dress yang ukurannya sangat pendek sampai dress yang ukurannya cukup panjang. Tempat ini benar-benar surganya para wanita.

''Lo pilih-pilih aja, Ya. Kalo suka langsung ambil aja,'' ucap Tama dan Aya pun mengangguk.

Melihat ada sebuah sofa hitam di dekat cermin, Tama pun mendekati sofa itu dan duduk diatasnya. Berbeda dengan Aya dan pramuniaga itu, mereka berjalan mendekati gantungan baju untuk melihat jejeran baju cantik yang menggantung dengan sempurna.

GELAP TERANG (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang