44. ASTROPHILE

557 139 46
                                    

JANGAN LUPA VOMMENT

SELAMAT MEMBACA 🖤💜

SELAMAT MEMBACA 🖤💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

44. ASTROPHILE

''Tidak semua yang terang itu menyilaukan dan tidak semua yang gelap itu menyeramkan''

-gelapterang-

''Mau kemana?''

''Gue pengen jalan-jalan.'' Aya menjawab pertanyaan Raga.

Sore harinya, tepat pukul 16.20, Raga kembali pergi ke Rumah Sakit Harapan Ibu. Laki-laki itu ingin memastikan keadaan Aya. Raga hanya takut kalau perempuan itu akan kembali drop. Ia sudah sangat excited untuk menjenguk Aya, Namun sialnya, saat Raga memasuki ruangan Aya, di dalam ruangan itu sudah ada Tama yang tengah duduk di samping brankar Aya sambil menyuapi Aya sebuah roti rasa blueberry.

Raga sempat mematung di ambang pintu hingga beberapa detik ketika melihat sosok Tama sedang berduaan dengan Aya. Tadinya Raga ingin putar balik, tapi dengan cara yang seperti itu, Raga yakin sekali itu hanya akan membuat dirinya berkesan tidak jelas. Maka dari itu, tanpa mempedulikan Tama yang tengah duduk di samping Aya, Raga pun menghampiri Aya dan menanyakan kabar gadis itu untuk yang kesekian kalinya. Jika tau Tama ada di rumah sakit, mungkin Raga juga tidak akan pergi ke rumah sakit. Malas sekali rasanya melihat wajah Tama yang sangat menyebalkan itu.

''Mau jalan-jalan kemana?'' tanya Raga lagi.

''Keluar. Gue pengen cari angin. Gue bosen daritadi disini terus,'' jawab Aya.

''Kalo lo keluar, nanti lo kedinginan.''

''Enggak bakal, Raga. Gue kan pake jaket.''

''Sama aja. Angin di luar lagi gede. Entar yang ada lo masuk angin.''

''Lo liat! Jaket gue tebel. Enggak bakal masuk angin kok. Aman,''

''Bisa nurut sama gue?''

''Tapi Raga--''

''Udahlah biarin aja. Lo gak bisa paksa dia buat tetep disini. Aya mungkin ngerasa sumpek karena terus-terusan tidur di atas brankar.  Dia pengen cari udara seger,'' sela Tama. ''Aya, lo boleh jalan-jalan keluar. Tapi dengan syarat, gue yang temenin. Lo tunggu disini dulu.''

''Lo mau kemana?'' tanya Aya.

''Sebentar. Enggak akan lama.''

Tama keluar dari dalam ruangan Aya. Remaja dengan tinggi badan 187 cm itu berjalan ke arah salah satu perawat berbaju putih yang memang pada saat itu sedang berdiri di dekat ruangan Aya. Tama meminjam satu buah kursi roda pada perawat itu dan dengan senang hati perawat itu meminjamkannya pada Tama. Setelah kursi roda Tama dapatkan, Tama kembali ke dalam ruangan Aya.

GELAP TERANG (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang