5. MANUSIA PALING BERISIK

885 349 58
                                    

UDAH PENCET BINTANGNYA?

HAPPY READING 🖤

HAPPY READING 🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5. MANUSIA PALING BERISIK

''Kamu mengingatkanku pada singularitas gravitasi. Sulit dipahami apalagi untuk ditebak''

-gelapterang-

WREBEKK WREBEKK

Terdengar suara katak yang berasal dari ponsel Aya. Menandakan ada satu notifikasi pesan yang masuk dari aplikasi WhatsApp-nya. Aya sengaja menyetel nada dering pesannya dengan suara katak agar beda dari yang lain. Gadis itu tengah fokus menonton drama Korea di atas kasur kupu-kupunya. Setelah mendengar ponselnya berbunyi, dengan segera Aya meraih ponsel ber-casing lilac yang sedari tadi ia taruh di atas nakas.

Arga!

lagi dimana?

di rumah
kenapa?

lo baik-baik aja kan?

of course

bagus deh

bagus?

jangan keluar rumah bahaya

Aya mengerjap bingung lalu menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. Gadis itu bergumam pelan. Pikirannya menerawang jauh kepada Arga. Ia merasa aneh dengan temannya yang satu ini. Mengirimi pesan yang tidak seperti biasanya. Tiba-tiba menanyakan kabar padahal tadi baru saja bertemu. Bahaya? Bahaya apa maksudnya? Ada apa dengan dia? Benar-benar aneh.

Aya mengedikkan bahunya. Dia bukan tipe orang yang terlalu ambil pusing dengan suatu hal. Memikirkan hal-hal yang tidak terlalu penting hanya akan membuang-buang waktu saja. Arga mungkin sedang khawatir padanya. Teman-temannya memang suka se-random itu. Terlebih Arga. Waktu itu saja, tidak ada angin tidak ada hujan, Arga tiba-tiba mengiriminya pesan. Ia bertanya kepada Aya rumah impian seperti apa yang Aya inginkan di masa depan nanti.

Aya menghela nafas berat setelah menyimpan kembali ponselnya di atas nakas. ''Ini perasaan AC jalan deh. Tapi kok panas banget,'' ucap Aya bermonolog sambil mengipasi lehernya yang terasa sangat gerah.

Selang beberapa detik, Aya keluar dari kamarnya untuk mengambil minuman dingin di dalam kulkas. Untuk sampai di dapur, ia harus melewati beberapa anak tangga terlebih dahulu. Satu objek yang membuat Aya memberhentikan langkahnya ketika sampai di dapur adalah sosok ibunya. Dia sedang duduk sendirian di atas bar stool sambil melamun. Kedua tangannya dia jadikan penyangga dagunya. Raganya memang ada disini, namun pikirannya mungkin sedang pergi entah kemana. Aya yakin, sepertinya ada banyak hal yang sedang ia pikirkan saat ini. Terlihat jelas dari tatapan matanya yang begitu kosong.

GELAP TERANG (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang