16. AYA DAN HUKUM KEKEKALAN ENERGI

650 234 24
                                    

JANGAN LUPA VOMMENT

SELAMAT MEMBACA 🖤

SELAMAT MEMBACA 🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

16. AYA DAN HUKUM KEKEKALAN ENERGI

''Semesta tidak pernah melarangmu untuk mencintai siapapun. Semesta hanya memberikanmu batasan untuk tidak berharap lebih pada siapapun''

-gelapterang-

''Dhang.''

''Hm.''

Galang memanggil Idhang yang sedang duduk disebelahnya sambil menyalin jawaban milik Raga. Cowok Sunda itu kelihatan sedang tidak mau diganggu oleh siapapun. Kenapa? Jelas karena sedari tadi pekerjaannya tidak selesai-selesai hanya karena teman-teman biadabnya yang terus saja mengganggunya. Apalagi Galang. Bukannya menulis, si manusia buaya yang satu ini malah terus-terusan melamun. Mungkin sedang meratapi masa depannya.

Mau jadi apa dia ke depannya? Apapun, ya, Lang, ya, yang penting bisa kaya.

Dan biasanya, Galang itu suka random kalau lagi gabut. Teman-temannya saja sudah hapal betul bagaimana Galang dengan jiwa-jiwa ketidakjelasannya. Jadi tak heran jika sewaktu-waktu Galang mengeluarkan hal random-nya di depan mereka. Lihat saja nanti.

''Dhang, heh!'' Merasa dikacangi karena Idhang terus-terusan menulis, Galang pun mencoba untuk memanggilnya lagi.

''Apaan?'' sahut Idhang namun masih anteng dengan kegiatan menulisnya.

''Dhang.''

''Hm.''

''Lo denger gue enggak?''

''Denger.''

''Woi, Dhang, ini gue mau nanya sama lo!''

''Apaan, sih, berisik. Gue lagi nulis. Diem bisa gak?!'' Idhang berbicara namun matanya tetap fokus pada buku. Tidak mempedulikan Galang yang terus merecokinya.

''HEH SAEPUL!''

''APAAN ANJING! BISA DIEM GAK LO? KECORET JADINYA! SIALAN!'' ucap Idhang misuh-misuh.

Galang yang tidak suka dikacangi memutuskan untuk berteriak di dekat telinga Idhang. Jaraknya sangat dekat hingga membuat Idhang tersentak kaget. Cowok itu menyenggol lengan Idhang hingga apa yang sedang Idhang tulis menjadi kecoret. Idhang yang sudah tidak tahan pun menoleh gusar sambil menyahuti Galang dengan suara ngegas.

GELAP TERANG (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang