REYYA #26 - "Ini?"

225 26 2
                                    

Sakit, perempuan mana yang tidak sakit hati jika laki laki yang dicintainya menghina sedemikian rupa? Murahan? Cih, lah dia sendiri gak sadar kalau sering nempel sama Jessie.

Zoya berlari dari parkiran, ia ingin menenangkan diri, sakit hati ternyata cukup melelahkan.

"Hei hei, kamu kenapa?" Kenneth datang menahan kedua bahu Zoya, guratan kekhawatiran terlihat jelas di wajah tampan itu, apalagi melihat si gadis yang berderai air mata.

Zoya mendongak, ia melepas paksa tangan Kenneth di bahunya, "maaf, tapi aku ingin sendiri," ia melanjutkan langkahnya, tidak berlari lagi, gadis itu hanya berjalan cepat.

Kenneth tak ingin menyerah, ia berhasil menarik tangan itu kemudian membawanya kearah depan sekolah, "aku antar ya, setidaknya kamu pulang dengan selamat atau aku akan dibunuh kakakmu."

Gadis itu menghela nafas, ia mengangguk, tak tega juga melihat wajah memohon Kenneth.

Mereka memasuki mobil mewah Kenneth, tak lupa laki laki itu membuka pintu penumpang untuk Zoya.

"Aku tidak memaksamu untuk bercerita, namun aku tau bahwa aku yang menyebabkan kekacauan ini, tapi percayalah, ini akan segera berakhir, aku juga tidak ingin hubunganmu dengannya sama kacaunya dengan hubunganmu denganku dahulu."

Zoya mengerjap, ia menatap Kenneth yang tersenyum lembut sembari fokus dengan mengemudi.

"Aku masih tidak tahu apa motif kamu kembali ke Indonesia, aku hanya tidak percaya jika kamu disini tanpa alasan," Zoya menoleh kearah jendela, menatap gedung gedung yang saling bersaing ketinggian.

"Aku tidak bisa mengatakan disini, terlalu berbahaya," ujar Kenneth.

"Terserah kamu, tidak mau mengatakan juga tidak apa apa, hubunganku sudah tidak bisa dilanjutkan Ken," ujar Zoya lesu.

"Maaf, aku akan membawamu ke suatu tempat, dan aku akan menjelaskan disana."

***

"Gila lo! Kalau gue jadi Zoya, gak bakalan cuma gue tampar," ujar Rio berapi api.

"Apalagi kalau sampai Zack tau, habis Lo sama dia," lanjutnya.

Gavin terdiam, "terus gimana keadaan Zoya?"

Reynand mendongak, "dia nangis, gue mau ngejar tapi Kenneth juga ada disana, entah gue mau marah ke dia atau gue sendiri," laki laki itu begitu frustasi, pagi pagi saat bangun tidur mendapat pesan permintaan putus dari Zoya, dan itu yang membuatnya emosi hingga mengatakan hal yang tidak seharusnya.

"Jelas lah nangis! Heran gue kenapa ada manusia macem lo!" Ketus Rio.

"Gak seharusnya lo bersikap kayak gitu Rey, kita tau lo cuma kebawa emosi, tapi lo juga harus introspeksi diri lo sendiri, masalah gak bakal selesai kalau lo selalu marah marah, saling balas cemburu, gitu aja terus, mana bisa habis," ujar Gavin.

Rio mengangguk setuju, "lo juga harus jauhin Jessie."

"Gue gak pernah deketin dia," sahut Reynand.

"Gak deket tapi berangkat bareng, makin yakin gue kalau Zoya pantes ninggalin lo demi Kenneth," jawab Rio.

Tangan Reynand mengepal, ia menarik kerah Rio, "maksud lo apa ngomong gitu hah! Lo ada masalah sama gue? Bilang!" Wajah Reynand sudah memerah, ia tak terima saat sahabatnya ini berkata bahwa Zoya meninggalkannya demi laki laki bajingan itu.

"Ya ini masalahnya! Lo gak bisa ngontrol emosi lo Rey! Coba dari awal lo selesaiin dengan kepala dingin, pasti Zoya gak bakal minta putus dari lo!" Rio melepas tangan Reynand dengan paksa.

"Sekarang gue tanya, apa lo udah denger penjelasan dari Zoya? Gak kan! Lo cuma langsung menyimpulkan dari sudut pandang lo doang, tanpa mikir yang lain, lo cuma ngurus sakit hati lo doang tanpa mikir gimana sakit hatinya Zoya, lo egois Rey!"

Perlahan Reynand mundur, ia seperti ditampar dengan kata kata Rio, mendengar jika Kenneth masa lalu Zoya saja ia sudah sangat marah, bagaimana dengan gadis itu yang melihatnya bersama Jessie tadi pagi? Waktu dikantin?

Aghhhh bisakah laki laki brengsek ini mendapatkan kesempatan kedua?

"G- gue," lidah Reynand terasa kelu sekarang, dikepalanya hanya terdapat kata maaf untuk Zoya.

Gavin mendekat, ia menepuk bahu Reynand, "lebih baik tenangin diri lo sendiri, jangan sampai hubungan lo kandas gitu aja karena hal ini, gue yakin ada kesalahpahaman diantara kalian, dan kita berdua gak bakal bilang ke Zack."

"Tapi dia udah minta putus," ujar Reynand lirih.

"Ya makanya lo ga boleh nyerah gitu aja, setidaknya lo dengerin dulu penjelasan Zoya, dia perempuan baik baik Rey, gak mungkin juga balikan sama mantan," Rio mendekat, mereka bertiga duduk disofa.

"Gue gak bakal biarin dia sama laki laki itu, gue pasti bisa buat Zoya jatuh ke pelukan gue lagi," ujar Reynand penuh tekat.

Rio tersenyum, "nah gini dong! Dahlah gue mau telpon bebeb Oliv gue," Laki laki itu beranjak dari sana.

"Dasar bucin," ledek Gavin.

"Sirik lo!"

***

"Kok berhenti?" Zoya mengerutkan kening, apa Kenneth ingin belanja? Atau apa?

Kenneth tersenyum, ia melepaskan seat belt nya, "kita sudah sampai, ayo turun!"

Zoya menurut, ia membuka pintu mobil dan berjalan dibelakang Kenneth, heran sebenarnya karena saat ini ia sedang berada di supermarket, masa mau jelasin disini?

"Permisi, kita mau menumpang toilet," Kenneth terlihat sedang berbicara pada salah satu pegawai yang sedang menata jajanan.

Pegawai laki laki itu melirik sekilas, "ah ya, silahkan, toilet berada di belakang," ujarnya.

Kenneth mengangguk, ia menoleh kepada Zoya, meminta untuk mengikutinya. Hah? Ini bener mau ke toilet? Berdua?

"Jangan berpikir macam macam," ujar Kenneth membuat Zoya menyengir.

"Aku akan menunjukkan sesuatu," tak lama mereka sampai di toilet yang dimaksud, namun bukannya berjalan ke kiri, dimana toilet itu berada, Kenneth malah menariknya kearah kanan.

Disana terdapat sebuah pintu yang terkunci dengan sidik jari, dan anehnya itu cocok dengan sidik jadi Kenneth, Zoya hanya terdiam, enggan membuka suara sedikitpun.

Mereka memasuki sebuah lorong yang cukup panjang, kemudian diujung ada sebuah pintu lagi, Kenneth melepaskan genggaman tangannya untuk memasukkan sidik jari lagi.

Lalu saat pintu terbuka, Kennet masuk terlebih dahulu, Zoya hendak menyusul laki laki itu namun dua orang pria bertubuh kekar menghalangi jalannya.

"Dia teman saya!" Ujar Kenneth dengan tegas, kemudian kedua pria itu menyingkir, mempersilahkan Zoya untuk memasuki ruangan.

"Ingat wajahnya baik baik, jika dia datang kesini lagi, jangan ada yang mencegah, paham!" Ujar Kenneth.

Mereka mengangguk, sedangkan Zoya hanya terdiam, cukup terkejut dengan kejadian ini.

"Ken kita dimana?" Tanya gadis itu.

Kenneth mengalihkan pandangan ke Zoya, ia tersenyum lembut, berbeda dengan tadi yang penuh ketegasan.

"Kamu masuk aja," laki laki itu menutup pintu, kemudian menghampiri Zoya yang seperti sangat terkejut dengan apa yang ia lihat.

Gadis itu mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, raut terkejut tidak dapat ia sembunyikan.

"Ini?"
_________

Hallo semua, maaf ya aku baru update sekarang ☺️

Makasih yang selalu nunggu cerita Reynand Zoya, aku harap kalian gak kecewa sama part ini hehehe.

Jangan lupa jaga kesehatan semua!!

See you

Reynand & ZoyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang