REYYA #8 - Apartemen Reynand

296 34 0
                                    

SELAMAT MEMBACA!
__________

"lo ngapain disini?" Tanya Reynand tak suka. Dirinya sangat lelah, pulang jam 8 malam karena ada latihan basket, dan laki laki masih menyempatkan dirinya pergi ke rumah Zoya, memastikan gadis itu sudah makan malam sekalian dirinya juga makan malam disana.

Dan sekarang, dengan tampang kusut, Jessie berada diruang tamu rumahnya dengan keadaan yang bisa dibilang cukup kacau.

Jessie mendongak menatap Reynand, lalu tanpa aba aba ia langsung menyerbu Reynand dengan pelukan. Reynand marah, karena ia merasa tubuh dan hatinya hanya milik Zoya. Dengan tak berperasaan, Reynand mendorong gadis itu hingga terjatuh. Dirumah sedang tidak ada orang, hanya pelayan dan satpam.

"Rey," lirih gadis itu, mencoba bangkit setelah didorong oleh Reynand.

"Gue minta tolong, mama gue kambuh lagi Rey, gue takut," Jessie mencengkeram lengan Reynand, yang lagi lagi dihempaskan oleh laki laki itu. Sudah dibilang kan? Tubuh dan hati Reynand hanya milik Zoya.

"Terus lo mau gue ngapain?" Tanya Reynand ketus.

"Izinin gue tinggal disini," pinta Jessie memelas.

Emosi Reynand memuncak, "Gila lo! Pulang lo sekarang!" Teriak Reynand menunjuk pintu keluar.

"Rey, gue mohon, mama gue lagi kambuh, gue takut diapa apain," Jessie menangis sesenggukan.

Reynand menghela nafas kasar, "lo tanya aja sama bibi kamarnya, cari sendiri," Reynand berbicara ketus kemudian meninggalkan Jessie yang tersenyum samar.

Bukannya tidak tahu, Reynand sangat tahu Jessie memanfaatkan ibunya untuk mendekati dirinya. Dan itu membuat Reynand semakin muak dengan Jessie. Laki laki itu memutuskan pergi dari rumah malam ini, ia tidak mau berdua bersama Jessie dalam keadaan rumah sepi.

Reynand mengambil jaket dan kunci mobil, ia sudah rapi saat ini, Reynand memutuskan untuk menginap di apartemen miliknya yang tak jauh dari sini.

"Lo mau kemana?" Reynand sedang menuruni tangga saat Jessie menanyainya.

Reynand tak menoleh, "bukan urusan lo," ketusnya.

"Gue ikut ya Rey," Jessie memegang tangan Reynand.

"Gak tau diri banget, udah numpang sekarang malah minta ikut," ujar Reynand membuat Jessie menundukkan kepalanya.

Reynand lalu bergegas keluar tak memperdulikan keberadaan Jessie. Ia sangat lelah hari ini, dan gadis itu membuat dirinya semakin kesal. Yang ia butuhkan hanya Zoya, tapi tidak mungkin kan ia menemui Zoya malam malam begini.
___________

Suara gelak tawa memenuhi seluruh penjuru kamar gadis berponi. Padahal hanya terdiri dari tiga orang, tapi ramainya mengalahi satu kelas, eh tapi nggak juga sih. Bahkan Zack sampai menyetel musik keras keras.

"Udah udah, sakit perut gue," Zoya masih saja terus tertawa sambil memegangi perut. Entah apa yang mereka bicarakan, yang membuat ketiga gadis tak berhenti tertawa.

"Iya, gue juga sakit perut," Kania mengangkat tangan menyerah.

"Sama, Oliv juga," sahut gadis berpipi chubby.

Akhirnya mereka berhenti tertawa, mereka sibuk dengan ponsel masing masing, entah apa yang mereka lakukan.

"Zoya!" Tiba tiba Oliv berseru heboh.

"Apa?" Tanya Zoya bingung.

Lalu Oliv menyodorkan ponselnya ke Zoya, "Zoya lihat sendiri deh," ujar gadis itu yang semakin membuat Zoya penasaran.

Zoya mengambil handphone milik Oliv. Kedua matanya terbelalak, tidak menyangka dengan apa yang dilihatnya sekarang.

Zoya berdehem sebentar, mencoba menetralisir rasa marah pada hatinya. Ia mengembalikan handphone Oliv kepada sang pemilik. Ada kalanya Oliv memang sangat dapat diandalkan.

Oliv menatap Zoya sedih, sedangkan Kania tak tahu harus melakukan apa kepada sepupunya.

Zoya memaksa senyum, "udah jangan natap gue kayak gitu lagi, gue gak papa kali, lagian apa hak gue ngelarang?" Zoya terkekeh pelan. Ia melihat postingan Jessie di ponsel Oliv sedang tidur di kasur yang sangat Zoya hafal, dengan caption good night Reynand Adhitama.

Zoya ingin marah, sungguh. Tapi ia juga tidak punya hak untuk marah, siapa ia?

Drrt drrt

Deringan itu membuat Zoya dan teman temannya menoleh, ternyata dari ponsel Zoya.

Zoya melihat siapa yang menelfon, tertera nama Reynand disana, jadi ia memutuskan untuk menjauh dari temannya.

"Hallo, kenapa Rey?" Tanya Zoya ketika sudah tersambung.

"Zoya lo dimana?" Tanya Reynand. Laki laki itu terlihat menghela nafas.

Kernyitan bingung tampak didahi Zoya, "dirumah, kenapa?"

"Siap siap, gue jemput," setelah itu sambungan terputus begitu saja.

"Lah kenapa nih anak?" Gumam Zoya bingung, tapi tak urung menuruti perintah Reynand.
__________

Zoya menatap gedung yang menjulang dihadapannya dengan tatapan bingung, "ini gedung apa Rey?" Tanya Zoya.

Reynand menghela nafas, tangannya terulur mencubit pipi Zoya, "udah ikut aja," Zoya hanya pasrah saat Reynand menarik tangannya seperti biasa.

Mereka menaiki lift yang menunjukkan angka 10, hmmm cukup tinggi batin Zoya.

Ting.

Lift berhenti, kemudian Reynand menarik tangan Zoya yang sedari tadi tidak dilepaskan menyusuri lorong sepi. ah Zoya langsung konek, mereka sedang di gedung apartemen, tapi apartemen siapa yang akan mereka kunjungi?

Kemudian Reynand berhenti disalah satu pintu, menekan password yang Zoya tak ingin lihat, karena itu privasi.

Pintu terbuka, mereka berdua memasuki apartemen, tapi yang Zoya lihat apartemen itu terlihat sepi, tidak banyak yang berada dalam apartemen tersebut, hanya barang barang yang sekiranya diperlukan, dan lumayan rapi.

"Apartemen siapa Rey? Kok sepi?" Tanya gadis itu penasaran.

Reynand yang sedang melepaskan sepatu menoleh kearah Zoya sekilas, "gue," jawabnya singkat.

Zoya ikut melepaskan sepatu sneaker putihnya, "lah ngapain kita kesini?" Tanya Zoya sekali lagi.

"Lo mau makan?" Tawar Reynand seakan mengalihkan topik.

Zoya terlihat menimbang nimbang, "boleh deh," jawab gadis itu. Kemudian Reynand menghilang dari pandangan Zoya, entah mungkin kedapur menyiapkan makanan.

Ternyata benar, saat Zoya memasuki ruangan yang diyakini dapur, Zoya melihat Reynand sedang berkutat dengan peralatan masak. Zoya menatap kagum kepada Reynand yang bisa masak meskipun laki laki. Jujur saja Zoya tidak bisa masak, bahkan untuk menyalakan kompor ia sangat takut.

Zoya memutuskan duduk di mini bar sambil melihat Reynand, Reynand itu sebenarnya laki laki idaman. Mengapa bisa suka kepada dirinya? Itu yang membuat Zoya terheran.

"Sudah siap," seru Reynand ala chef. Zoya tertawa kemudian menatap kagum hasil masakan Reynand. Sepiring pasta carbonara dihidangkan dihadapannya. Tak menyiakan masakan seindah ini, Zoya langsung mengambil garpu dan melahap pasta itu dengan nikmat.

Reynand hanya tertawa, dan mengikuti gadis itu makan.

"Ahhh kenyang nya," Zoya menepuk perutnya, kemudian menyengir saat Reynand melihat dengan tatapan geli.

Tak lama raut wajah Reynand terlihat serius, laki laki itu menatap Zoya intens. Zoya hanya menelan ludahnya pelan.

"Jadi pacar gue," ujar Reynand tiba tiba, Zoya terkejut, ia menatap manik mata Reynand sebelum memantapkan ucapannya.
__________

-tbc

Jangan lupa klik tombol ⭐ dipojok kiri bawah dan komen sebanyak banyaknya bye bye 🙌

Reynand & ZoyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang