REYYA #19 - Beban Zoya

171 20 0
                                    

VOTE!!
VOTE!

.
.
.
.
.
.
.

SELAMAT MEMBACA
__________

Pada malam harinya, mereka berdelapan berkumpul dihalaman villa dengan mendirikan tiga tenda, satu tenda untuk perempuan dan dua tenda untuk laki laki.

Oh ya for information, Jessie telah pulang tiga hari setelah kejadian itu. Kepulangan Jessie dengan alasan masih ada urusan penting yang tidak boleh dilewatkan. Padahal Zoya, Kania, Oliv, dan Naura tau betul alasan kepulangan Jessie, yang pasti bukan karena urusan. Tapi karena selama tiga hari itu, Zoya dkk selalu menjahili Jessie, seperti menyembunyikan baju milik Jessie, mematikan lampu kamar mandi waktu Jessie mandi, dan yang paling parah memecahkan peralatan make up Jessie yang sangat banyak.

Tentu saja Jessie tidak betah, apalagi ia selama liburan tidak ada teman. Jadilah ia pulang lebih awal dari rencana.

Dan malam ini, mereka akan menghabiskan waktu dengan bersenang senang tanpa ada gangguan perempuan licik itu.

Naura sudah sah menjadi sahabat Zoya, Kania dan Oliv setelah kebersamaan mereka waktu liburan itu. Zoya menyadari bahwa Naura sangat menyenangkan, dan menurutnya, Gavin sungguh beruntung memiliki perempuan seperti Naura.

Dan hal itu membuat Kania sering kali terbully oleh sahabatnya, karena statusnya yang masih menjomblo hingga saat ini. Sedangkan yang lain sudah memiliki pasangan masing masing.

Tetapi yang namanya Kania tak peduli, toh selama menjomblo ini ia bisa bebas melakukan apapun, mendekati laki lakin manapun, tidak seperti ketiga sahabatnya.

"Hei ayo kita keluar, yang laki laki udah nunggu diluar!," Seru Naura.

"Hmmmm sebentar, gue mau beresin ini dulu," jawab Zoya dengan masih merapikan bantal dan selimut untuk tidur nanti malam.

"Oke gue sama Oliv keluar duluan, jangan lama lama," peringat Naura kemudian menarik Oliv untuk bergabung dengan para laki laki dengan semangat.

Tersisa Zoya dan Kania di dalam tenda. Mereka masing masing sibuk dengan pekerjaan mereka.

"Zoy," panggil Kania pelan, perempuan itu berpindah posisi disamping Zoya yang saat ini sedang memasukkan bantal ke sarungnya.

Zoya hanya berdehem tanpa menoleh. Terdengar hembusan nafas dari Kania, ia antara ingin bicara atau tidak, bimbang.

"Boleh gue tanya sesuatu?" Tanya Kania melihat raut wajah Zoya. Zoya hanya mengangguk satu kali. Kania mendengus kesal, tidak bisakah sepupunya ini melihat lawan bicaranya?

"Gue tau lo akhir akhir ini punya masalah, cerita sama gue semuanya, termasuk yang lo nangis waktu itu," pinta Kania dengan memegang bahu Zoya. Sesaat tubuh Zoya menegang, dan Kania tau ada sesuatu yang tidak beres.

Dengan segera Zoya merilekskan tubuh dan kembali berkutat dengan barang barang. "Sok tau lo, orang gue baik baik aja," jawab Zoya santai.

"Zoy!" Panggil Kania agak keras, "mungkin lo bisa bersikap baik baik aja didepan temen temen dan Reynand, tapi ini gue, gue udah kenal lo dari kecil, gue tau semua rahasia lo begitupun sebaliknya. Jadi gue juga tau kalo saat ini Lo gak baik baik aja, cerita sama gue, setidaknya itu bisa bikin lo ngerasa lebih lega," tutur Kania sambil menetralkan nafasnya.

Pandangan Zoya beralih, ia dapat melihat sepupunya itu menatap dalam kearahnya. Zoya mengusap wajahnya frustasi, sudahlah, ia memang tidak bisa menyembunyikan apapun dari Kania. Sahabatnya itu terlalu mengenal dirinya.

"Oke," putus Zoya akhirnya, ia menghembuskan nafas, "Kenneth mau ke Indonesia dua hari lagi," kalimat singkat itu ternyata mampu membuat Kania sangat terkejut.

Kania menatap Zoya tak percaya, pantas saja Zoya terlihat murung akhir akhir ini. Kania mengangguk anggukkan kepala, "eh tunggu, tapi lo dapet kabar darimana Kenneth mau ke Indonesia?" Tanya Kania merasa janggal.

Zoya menggigit bibir bawahnya, "emmm dia telfon gue Minggu lalu, gue gak tau dia dapat nomor gue dari siapa, yang pasti gue tau itu Kenneth dari suaranya," jawab Zoya.

Kania menghela nafas gusar, ia mengetahui kekhawatiran sepupunya, apa yang terjadi di masa lalu Zoya sudah diketahui Kania semua.

"Oke lo tenang aja, Lo cuma perlu hindari dia sebisa mungkin, gue gak mau kejadian itu keulang lagi Zoy, udah cukup," dan hanya itu yang bisa dilakukan Kania selaku sepupu dan sahabat Zoya untuk saat ini.

Zoya mendengus, "ya kalo itu gue juga tau," sewot Zoya sambil memukul kepala Kania membuat si empunya mendelik sebal. "Eh tapi hal ini jangan sampe ada yang tau loh, jaga rahasia," peringat Zoya kepada Kania.

Kania memutar bola mata malas, "kapan sih gue pernah ember," Zoya hanya mengangguk anggukkan kepala, memang benar rasanya beban agak ringan setelah menceritakan kepada Kania. Sahabatnya itu selalu bisa membuatnya tenang, dan Zoya bersyukur akan itu.

"Rahasia apa?" Ujar seorang laki laki membuat Zoya dan Kania menoleh, mereka terkejut melihat laki laki itu berada di pintu tenda dengan melipat kedua tangannya di dada.
_________

-tbc

Reynand & ZoyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang