SELAMAT MEMBACA!!
__________"lo hutang cerita sama gue," Kania dan Oliv melipat tangannya. Mereka mencegat Zoya yang baru saja datang di depan kelas.
Zoya menghela nafas, "cerita apa?" Tanya Zoya sambil berlalu memasuki kelas. Kania dan Oliv mengikuti dari belakang.
Kania tiba tiba menggebrak meja, Oliv dan Zoya hanya bisa mengelus dada.
"Kania apa apaan sih, kalau mau mukul meja itu harus bilang bilang dulu," sungut Oliv.
Kania tak peduli, ia duduk didepan meja Zoya, sedangkan Oliv duduk disamping Zoya.
Kania memicingkan mata, "tentang lo sama Reynand," ujar Kania.
Zoya tiba tiba gugup, ia berusaha mengalihkan pandangan, "E- emang kenapa sama Reynand?" Tanya Zoya gugup.
"Lo-" Kania sengaja menggantungkan ucapannya, "jadian sama Reynand?" Tanya Kania to the point.
"Hah? Belum, eh maksud gue kagak lah, gue gak jadian sama Reynand," Zoya mencoba tersenyum.
"Belum? Berarti ada kemauan," Kania mengangguk anggukkan kepala.
"Zoya jangan mau sama Reynand, soalnya Rio nyebelin, Reynand kan temennya Rio, jadi Reynand juga pasti nyebelin," nasehat Oliv justru makin membuat Zoya salah tingkah, seolah mereka memang sudah memiliki hubungan khusus.
Zoya berdiri, "gue mau pergi dulu," pamit Zoya.
"Kemana lo?" Kania menatap Zoya penasaran.
"Bolos, bosen gue pelajaran matematika," kemudian Zoya melesat pergi.
"Gila tuh anak, baru dua hari masuk sekolah udah bikin onar," gerutu Kania menggelengkan kepala.
"Kania! Zoya kok gak ngajak Oliv sih?" Bibir Oliv mengerut sedih. Kania hanya menatap Oliv tak percaya, lalu menepuk dahinya sendiri.
__________Zoya mendongakkan kepala menatap tembok tinggi didepannya, "semangat Zoya! Lo pasti bisa," gadis itu menyemangati dirinya yang akan memanjat tembok itu.
Gadis itu mencari cari benda apa saja yang sekiranya bisa membantu untuk memanjat.
"Yes!" Pekik Zoya saat menemukan sebuah tangga tak jauh dari tempatnya berdiri.
Dengan cepat gadis itu berlari menghampiri tangga, dan mengangkat dengan sekuat tenaga.
"Sip, mantap," Zoya tersenyum bangga, ia menepuk kedua tangan menghilangkan debu yang menempel.
Zoya menengok sekitar, memastikan tidak akan ada yang mengetahui tindakannya.
Setelah dirasa aman, gadis itu melancarkan aksinya, menaiki satu persatu anak tangga hingga sampai diatas.
Zoya menengok kebawah, sedikit ngeri melihat ketinggian dari sini. Zoya mengangguk mantap, lalu melompat dan mendarat dengan tepat.
Gadis itu menoleh ke tembok dan tersenyum remeh, "kalau cuma ini mah kecil," gumamnya tertawa puas.
"Lumayan juga lompatan lo," sahut sebuah suara dari belakang.
Zoya berbalik dengan cepat, benar dugaannya, Reynand tengah berdiri memandangi dirinya, kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celana sekolah.
"Lo ngapain disini?" Tanya Zoya.
"Lah, Lo juga ngapain?" Reynand balik bertanya.
"Gue ada urusan," alibi Zoya.
Reynand mengangguk singkat, "urusannya sampai harus manjat tembok segala ya,"
Zoya menggaruk kepala bagian belakang, "jangan bilangin Zack dong Rey," Zoya memohon walaupun ia tahu Zack nanti akan mencarinya.
"Lo ikut gue, kita jalan jalan aja," ajak Reynand.
Zoya mengangguk antusias, "iya iya, gue juga bosen disekolah," keluh Zoya.
"Lo tunggu sini, gue ambil motor dulu diwaung," Zoya hanya mengangguk, menunggu hanya lima menit karena Reynand sudah kembali, menaiki motor lengkap dengan helm.
Reynand mengulurkan tangannya membantu Zoya menaiki motor, tak lupa memakaikan jaket miliknya di pinggang Zoya.
_________"Sial, dia semakin berani rupanya," umpat seseorang yang mengintip kegiatan Zoya dan Reynand.
"Lo sabar dulu, nanti kalau waktunya sudah tepat, kita serang," ujar seseorang lainnya.
"Tapi kapan waktunya? Gue udah muak liat kecentilan si Zoya,"
"Sembarangan lo, yang kecentilan tuh si Reynand, ganggu cewek gue aja," seseorang itu mendengus.
"Udah mendingan kita balik, sebelum ada yang liat," lanjutnya.
Tapi mereka salah, Rio melihat mereka berdua. Laki laki itu menggaruk kepalanya, "ngapain mereka?" Tanyanya bingung.
__________Tak terasa sudah tiga bulan berlalu, hubungan Reynand dan Zoya semakin dekat (selain teman) mereka tak segan menunjukkan keromantisan meskipun masih belum resmi.
Banyak yang merasa iri dengan mereka berdua, baik itu laki laki atau perempuan.
Saat ini Reynand dan Zoya berjalan kekantin. Mereka bergandengan tangan, saling menggoda, senyuman mereka tak pernah luntur. Reynand yang biasanya menunjukkan raut wajah datar, berbeda sekali waktu bersama Zoya. Para perempuan hanya bisa menikmati senyuman itu jika Zoya berada disamping Reynand.
"Kalian ini kapan mau ngeresmiin hubungan? Udah berani mesra didepan orang, malah gak berani ngeresmiin hubungan," ejek Rio.
"Yee mentang mentang lo udah jadian sama Oliv, berani ngejek kita," semprot Zoya, Kania dan Zack hanya tertawa. Rio dan Oliv telah resmi berpacaran dua bulan yang lalu. Tak disangka bukan? Oliv yang begitu polos mengalahkan teman temannya yang masih menjomblo.
"Iya dong, gue mah gercep, gak kayak si bos tuh lelet, padahal si Zoya udah demen," sindir Rio sambil merangkul Oliv. Sedangkan Oliv hanya tersenyum malu.
Reynand hanya terdiam, entah apa yang dipikirkan laki laki itu, "tunggu aja," ucap Reynand dingin.
"Oke bos, gue tunggu, jangan lupa kalau udah resmi, traktiran," Rio memasukkan kacang kedalam mulut.
Tak lama Gavin datang bersama seorang perempuan yang tak diketahui asal usulnya.
Gavin duduk disebelah Zoya, "kenalin, pacar gue, Naura."
"Hallo salam kenal, gue Naura," gadis tersebut menunjukkan senyum manis. Zoya dan lainnya terkejut, pasalnya, selama mereka mengenal sosok Gavin, laki laki itu tak pernah terlihat menjalani hubungan asmara, walaupun Gavin sering menggoda perempuan disekolah.
"Wihhh hebat lo Ra, nih gue kasih tau, semenjak gue kenal Gavin ya, dia itu gak pernah punya pacar, dia mah cuma bisa ngegodain tanpa bisa memiliki eaaa," Rio tertawa terbahak bahak.
"Gue sumpahin kena karma lu," sungut Gavin.
Zoya menepuk bahu Gavin, "jagain bener bener tuh anak orang, jangan buat lo nyesel ngelukain cewek sebaik dan secantik dia," nasehat Zoya.
"Cantikan lu kali," celetuk Gavin membuat semuanya heboh, sedangkan Zoya sudah melotot.
"Wah wah awas lu ditikung Rey, bisa aja nanti Zoya pindah haluan," seru Kania yang diikuti tawa teman temannya.
"Bercanda Rey, suer," ujar Gavin setelah ditatap sangat tajam oleh Reynand.
"Ngomong ngomong nih, kita habis ini liburan semester, kalian ada rencana gak?" Tanya Zack.
"Gak ada tuh, kita semua free kayaknya," Gavin menatap teman temannya satu persatu. Mereka semua mengangguk, membenarkan ucapan Gavin.
"Mending kita liburan bareng, kepantai, nginepnya di resort," tawar Zack.
"Gak usah, mending ke villa gue aja, Deket pantai kok, pemandangannya juga bagus, lebih enak juga daripada nginep di resort," ujar Gavin.
"Hmmm kayaknya kita setuju sama lo deh Vin," jawab Zoya mewakili seluruh temannya.
"Oke deal?" Tanya Gavin memastika.
"Deal!" Seru mereka berdelapan.
_________-tbc
Jangan lupa klik tombol ⭐ dipojok kiri bawah dan komen sebanyak banyaknya bye bye 🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
Reynand & Zoya
Teen FictionReynand Adhitama, adalah siswa yang termasuk dalam jajaran laki laki paling digemari di sekolah, memiliki banyak teman tidak membuatnya menjadi laki laki yang murah senyum, ia dingin terhadap sekitar, hobi bermain game, dan tidak pernah terlibat den...