REYYA #25 - Berubah

267 27 0
                                    

Hari sudah malam, tetapi Zoya masih belum dapat tertidur, gadis itu menggigit bibirnya sambil menatap ponsel ditangannya.

Zoya saat ini tengah kebingungan, ia ingin meminta putus kepada Reynand. Karena apa yang perlu dipertahankan oleh hubungannya? Sementara Reynand sama sekali tidak membiarkannya untuk menjelaskan semuanya.

Dan akhirnya Zoya memantapkan hatinya, ia segera menekan tombol call di kontak Reynand.

Satu panggilan, tidak dijawab oleh Reynand. Zoya tidak menyerah, ia kembali menghubungi Reynand. Hingga panggilan kelima dan Reynand tidak mengangkatnya sama sekali.

Zoya memutuskan untuk memberitahu lewat pesan.

To : Reynand

Rey, maaf aku hubungi kamu malem malem. Aku cuma mau bilang, mending kita udahan aja, bukan karena kita udahan terus kita jadi jauhan. Aku tetep pingin kamu jadi sahabatku, kita bisa tetep jalan jalan. Cuma mending kita akhiri aja hubungan gak sehat ini, aku juga udah coba ngejelasin semuanya sama kamu, tapi kayaknya kamu masih gak mau dengar apapun. Jadi hari ini, kita udahan aja, selamat malam Reynand

Send

Huh, akhirnya Zoya bernafas lega. Ia melihat centang satu pada pesannya, mungkin Reynand sedang tidak memegang ponsel.

Zoya memutuskan untuk tidur saja, lagipula besok dirinya masih sekolah, jadi Zoya tidak Ingin terlambat, apalagi sampai dimarahi oleh Zack karena masih terbangun diwaktu yang hampir tengah malam.
____________

Pagi pagi sekali, Zoya sudah berada didalam kelasnya, ia berusaha untuk tidak bertemu dengan Reynand, apalagi jika laki laki itu berangkat bersama Jessie, rasanya Zoya ingin berteriak sekencang-kencangnya.

"Hei Zoy, lemes amat pagi pagi," Joni, teman sekelas Zoya sekaligus ketua kelas baru saja datang.

"Bukan urusan Lo," jawab Zoya dengan ketus.

"Santai napa, pms lu?"

"Ck," Zoya memutuskan untuk tidak menanggapi, ia melihat kearah jendela kelas. Dan sepertinya ia sangat salah, karena disana Reynand dan Jessie sedang berjalan beriringan.

Zoya buru buru mengambil novelnya dan pura pura tidak melihat mereka yang melintasi kelasnya.

"Reynand, nanti anterin aku ke mall ya," Zoya berdecih dalam hati, pasti Jessie sengaja untuk memanas manasinya.

"Hmm," dan Zoya semakin sebal saat Reynand mengiyakan ajakan Jessie, mereka seperti sengaja berhenti tepat didepan jendela Zoya, sehingga gadis itu dapat dengan mudah mendengar percakapan mereka.

Dan saat itu pula, ponsel Zoya berdering, tertera nama Kenneth disana.

Tidak menunggu lama, Zoya segera mengangkat panggilan tersebut.

"Iya Kenneth?" Zoya sengaja mengeraskan suaranya. Memang hanya mereka saja yang bisa pamer kemesraan, dia pun juga bisa. Apalagi saat kemarin Zoya memutuskan hubungannya, Reynand terlihat biasa biasa saja.

"Kamu sudah sampai kelas?"

"Udah dari lama, kamu aku tungguin dari tadi juga," kali ini Zoya kesal sungguhan.

"Serius? Aku baru aja sampai di rumah kamu, niatnya mau barengan, tapi kamu udah disekolah, bentar aku puter balik dulu."

Zoya terkejut, jika memang Kenneth bilang padanya kalau akan menjemput, pasti Zoya tidak akan berangkat pagi pagi, ck rasanya percuma saja ia menghindari Reynand, karenya nyatanya ia tetap bertemu dengannya.

"Kok gak bilang sih? Tau gitu aku gak berangkat pagi," gerutu Zoya, sedangkan diluar sana, Reynand sedang memperhatikan, tidak peduli dengan Jessie yang berbicara panjang lebar, fokusnya hanya kepada Zoya.

"Ya niatnya mau kasih surprise, bentar lagi aku sampe sekolah kok."

Zoya mengangguk, "yaudah aku tutup ya, bye!" Gadis itu meletakkan ponselnya di loker meja, saat ia kembali menatap keluar jendela, pandangannya bertabrakan dengan Reynand, segera saja Zoya memutus kontak terlebih dahulu.

"Rey! Ayo!" Jessie mengetahui jika Reynand terus memperhatikan Zoya merasa kesal, ia segera menarik tangan Reynand untuk mengikutinya.

Sedangkan Zoya mendengar itu, tapi ia diam saja. Gadis itu mengambil earphone dan memutuskan untuk mendengar lagu saja, sambil menunggu Kenneth dan sahabat nya datang.
__________

"Zoy!" Zoya tersentak kaget saat tiba tiba tangannya dicekal oleh seseorang dari belakang. Gadis itu hendak pulang dari ekskulnya, dan keadaan sekolah sudah sangat sepi.

Ia menoleh ke belakang, ternyata Reynand yang mencekal tangannya, entah Zoya harus apa, gadis itu bingung, dan akhirnya ia hanya bisa pasrah saat Reynand membawanya entah kemana.

"Rey, kita mau kemana?"

Tidak ada jawaban dari Reynand, laki laki itu terus membawanya hingga sampai di parkiran. Zoya menggigit bibir bawahnya cemas, apa yang akan dilakukan Reynand kali ini?

"Rey?"

"Masuk!" Perintah Reynand dengan dingin, ia menyuruh Zoya untuk masuk mobilnya, tapi Zoya tidak mau, entahlah, ia hanya merasa tidak nyaman bersama Reynand kali ini.

"A-aku naik taksi Rey," Zoya meneguk ludahnya kasar, kemudian ia berbalik ingin pergi dari sana, tapi Reyna mencekal tangannya dengan kuat.

"Mau lo apa sih!"

Brak

Tubuh Zoya dihempaskan ke mobil Reynand, membuat punggung gadis itu terasa lumayan sakit.

Parkiran sudah sepi, tentu saja. Tidak ada yang akan membantunya jika ia kenapa napa, dan bodohnya ia tadi menyuruh Kenneth untuk pulang terlebih dahulu.

"LO DENGAN SEENAKNYA PUTUSIN GUE, EMANG LO SIAPA?!" Reynand kembali membentak Zoya dengan keras.

Bola mata Zoya bergerak tidak beraturan, gadis itu takut dengan Reynand yang berubah seperti ini, tidak ada Reynand yang lembut.

'Kenneth, bantu aku'

Reynand mengangkat dagu Zoya hingga Zoya tidak bisa untuk mengalihkan pandangan dari netra Reynand. Tubuh Zoya bergetar ketakutan, ia merasa sudah tidak mengenali Reynand lagi.

"Jawab! Oh gue tahu," Reynand melepaskan tangannya dari dagu Zoya, kemudian terkekeh sinis, "semua ini pasti gara gara si murid baru itu kan?"

Zoya menggeleng kuat, "aku udah coba buat jelas-"

"DIEM!"

Reynand mendekatkan wajahnya hingga Zoya dapat merasakan hembusan nafas Reynand mengenai wajahnya.

"Atau emang lo," Reynand menggantung ucapannya, kemudian tersenyum sinis, "murahan."

Hati Zoya seakan akan ditusuk dengan belati dengan keras, ia tidak menyangka kata itu meluncur dengan lancar dari mulut Reynand. Dan lihatlah laki laki itu, tidak merasa bersalah sama sekali.

Plak

Zoya terengah engah setelah menampar pipi Reynand dengan keras, sangat keras hingga ia merasakan sakit di telapak tangannya.

"Lo berubah Rey," lirih Zoya seraya menggelengkan kepala tidak menyangka. Kemudian gadis itu pergi dengan berlari meninggalkan Reynand yang mulai menyadari kesalahannya.
___________

-tbc

Reynand & ZoyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang