REYYA #21 - Jebakan

178 22 1
                                    

"hoammmmm," Zoya menguap seraya menutup mulut dengan punggung tangan. Ia mengerjapkan matanya berusaha menyesuaikan dengan cahaya, hmm ternyata sudah pukul sepuluh pagi.

Zoya menyibakkan selimut yang sudah hampir keseluruhan menapaki lantai, ia merenggangkan otot sebentar kemudian berjalan menuju kamar mandi.

Sudah satu hari sejak kepulangannya dari liburan, dan dari kemarin ia habiskan untuk tidur karena tubuhnya benar benar lelah.

Tidak ada rencana apa apa hari ini, cuma tidur, makan, tidur, makan, Boker. Tapi mandi tetap jadi prioritas untuk Zoya, kalau sedang tidak malas.

Zoya keluar dari kamar mandi dengan handuk di kepala. Ia menuju meja rias untuk menaburkan bedak dan menyemprotkan parfum, sudah itu saja.

Ting

Sebuah pesan masuk dari ponselnya yang berada di nakas. Ia mengambil ponselnya dan sebuah pesan masuk diantara pesan pesan lainnya yang belum Zoya buka.

Tidak ada pesan dari Reynand, huh. Memang laki laki satu itu tidak pernah memberikan pesan jika tidak benar benar penting. Zoya membuka pesan tersebut, ah ternyata sebuah foto dari nomor tidak dikenal.

Zoya segera mendownload foto tersebut, keningnya mengerut kebingungan. Disitu Reynand sedang duduk dengan seorang perempuan yang sangat Zoya kenal sebagai rivalnya. Tangan Reynand berada di puncak kepala Perempuan itu seolah sedang mengusap rambutnya, tak lupa perempuan itu tersenyum lebar. Tapi Zoya tak bisa melihat raut wajah Reynand, karena Reynand membelakangi kamera.

"Loh mereka sedekat itu?" Tanya Zoya sambil menggaruk kepalanya bingung.

Zoya memutuskan tak memperpanjang, ia akan bertanya kepada Reynand nanti karena saat ini fokusnya teralih karena sebuah pesan masuk lagi. Sebuah nomor tak dikenal juga, tapi Zoya hafal setiap angka dari nomor itu. Jantung Zoya berdetak lagi, ia sangat lupa jika hari ini adalah hari dimana laki laki itu ke Indonesia.

Zoya memutuskan tak membuka pesan itu, ia menaruh memasukkan ponselnya kedalam Sling bag, lalu menyambar cardingan dan sepatu sneaker.

Ia akan pergi ke rumah Reynand, untuk bermain sekaligus bertanya tentang foto itu. Zoya hanya berteriak untuk pamit kemudian segera keluar karena taxi online yang ia pesan sudah sampai.
_________

"CK," decakan keras Reynand menandakan kalau ia sudah sangat muak dengan Gadis didepannya yang terus saja berceloteh.

Ini semua karena permintaan bunda untuk menemani perempuan itu, benar benar pengganggu. Seharusnya Reynand saat ini sudah bersama dengan Zoya, berdua bersama gadisnya, bermesraan, atau berciuman. Aghhhh Reynand ingin berteriak sekarang.

Tak lama sebuah taksi berhenti didepan gerbang rumah Reynand, Zoya keluar dari mobil. Ia dapat melihat Reynand dan Jessie masih dalam keadaan yang sama.

Zoya berjalan memasuki halaman rumah setelah pintu gerbang di buka oleh satpam yang kebetulan sudah mengenal Zoya.

Zoya sudah hampir sampai, tapi tidak ada yang menyadari, Jessie yang tengah bercerita entah apa itu, dan Reynand yang memijit pangkal hidungnya sembari terpejam.

"Oh jadi gini kelakuan kamu kalo gak sama aku?" Tanya Zoya dengan melipat kedua tangan di dada.

Reynand terkejut setelah mendengar suara yang amat sangat dikenalinya. Apalagi terselip kemarahan dalam kalimat itu. Dengan wajah pias, Reynand berjalan menuju Zoya yang berdiri tidak jauh darinya.

"Zoya, aku disuruh mama nemanin dia, bukan kemauan aku sumpah," jelas Reynand yang tak dipedulikan oleh Zoya. Gadis itu menatap ke arah Jessie yang mencoba menyembunyikan senyumnya.

"Kamu kalo mau cari selingkuhan tuh yang lebih cantik dari aku, masa sama dia sih, harga diriku terinjak loh," ujar Zoya menunjuk Jessie.

Jessie melotot marah, "maksud Lo apa?" Tanya Jessie sambil berdiri dari kursinya.

Reynand mengusap wajahnya kasar, "astaga Zoya, siapa yang mau selingkuh? No, kamu percaya aku kan?" Tanya Reynand penuh harap.

Zoya memutar bola matanya, "udah deh, Lo kalo udah muak sama gue bilang aja," balas Zoya sengit.

Reynand segera menggelengkan kepalanya kuat kuat, "no Zoya, ini semua kemauan bunda, percaya sama aku," ujar Reynand.

Zoya berdecak, "kamu tuh ceroboh banget sih," Zoya menunjuk arah tanaman disebelah kiri yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Tuh bisa bisanya sampe ada yang ngejebak kamu," lanjut Zoya. Reynand mengikuti arah yang ditunjuk.

"Anjing!" Umpat Reynand saat sadar ada sebuah kamera disana, kemudian menoleh ke arah Jessie yang wajahnya sudah pias berganti dengan Zoya yang tersenyum kemenangan.

Wajah Reynand sudah sangat memerah menahan amarah, ia sudah tidak bisa membayangkan hubungannya kandas jika Zoya termakan jebakan itu. Tetapi Zoya terlalu pandai untuk itu.

"Keluar Lo!" Usir Reynand yang untuk pertama kalinya berbicara dengan Jessie.

Tanpa sepatah katapun lagi, Jessie meraih tas nya kemudian berlari meninggalkan sepasang kekasih itu.

Reynand langsung mendekap erat tubuh Zoya, sekali lagi terlintas dibenaknya jika Zoya meninggalkan dirinya, lagi. Reynand menggeleng kuat kuat masih didalam pelukan Zoya.

"Hei kamu kenapa?" Tanya Zoya bingung dengan reaksi Reynand.

Reynand mengangkat wajahnya, menyelam kedalam manik berwarna hitam didepannya. "Kamu gak bakal ninggalin aku kan?"

Kening Zoya semakin mengerut, "kenapa? Kamu mau ditinggal?" Tanya Zoya balik.

"No no," Reynand menggelengkan kepalanya kuat kuat seperti anak kecil. Zoya tertawa pelan, "ya tergantung kamu, kalo kamu nyuruh aku pergi, aku bakalan pergi, entah itu dari mulut kamu sendiri atau perantara," ujar Zoya santai.

"Udah ah yuk masuk, masa mau kaya gini terus terusan," ajak Zoya berusaha melepas pelukan Reynand.

Reynand segera melepaskan pelukannya, ia menggiring Zoya memasuki rumah masih dengan tangan memeluk pinggang Zoya. Terlihat bunda Reynand sedang membuat sesuatu di dapur. Dari wanginya sepertinya Zoya sangat hapal, wangi dari kue kesukaan Zoya.

"Bunda!" Seru Zoya riang. Zoya berlari menghampiri Bella yang sedikit terkejut.

"Kamu ternyata," ujar Bella memeluk Zoya dan mencium pipi tembem kanan dan kiri Zoya. Zoya hanya menyengir.

Mata Zoya berbinar melihat kue kecil berwarna coklat yang diatasnya diberi topping strawberry, kesukaan Zoya tentunya. Biasanya di dalam kue itu terdapat coklat lumer yang sangat manis.

"Bunda bikin kue kesukaan Zoya?" Tanya Zoya dengan memekik kegirangan.

Bella tersenyum sembari menggeleng melihat kelakuan Zoya yang mirip anak kecil. "Iya tadi kata Reynand mau ke rumah Zoya, jadi bunda bikinin kue kesukaan Zoya ini," jelas Bella.

Zoya memeluk Bella, "makasih bunda," ujarnya.

Deheman dari Reynand membuat Zoya melepaskan pelukannya, Reynand menarik tangan Zoya menuju kamarnya, Sebelum nya sudah mendapat izin dari Bella. Tangan kanan Zoya membawa sepiring kue sedangkan tangan kirinya digenggam oleh Reynand.

Mereka memasuki kamar Reynand yang bernuansa abu abu hitam. Seperti kamar laki laki pada umumnya. Di dalam kamar itu ada satu lemari berisi miniatur mainan anak laki laki dan miniatur mobil mewah. Ternyata Reynand adalah laki laki yang suka mengoleksi barang barang kecil.

Zoya didudukkan di atas kasur oleh Reynand, sedangkan laki laki itu sendiri mengambil alat play station dan memainkan game disana. Zoya hanya diam menikmati kue buatan Bella yang tidak ada duanya sesekali menyemangati Reynand dengan kata kata tidak bermutu.

Mereka menghabiskan waktu disana hingga keduanya tertidur di kasur, tv tetap menyala dan piring yang berisi enam kue sedang sudah habis. Sedangkan si pemilik tertidur pulas.
___________

-tbc

Reynand & ZoyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang