VOTE!!
.
.
.
.
.
.
.SELAMAT MEMBACA!
_________Ceklek
Bella membuka pintu kamar Reynand yang berwarna coklat, lalu perempuan paruh baya itu menggeleng melihat kelakuan dua anak remaja kesayangannya.
Sebagai ibu yang baik, Bella membereskan kamar tidur anaknya yang sudah berserakan dengan berbagai bungkus makanan yang tergeletak begitu saja. Padahal hanya ada dua orang saja, tetapi kamar Reynand sudah seperti kapal pecah.
Selesai membersihkan kamar Reynand, Bella mengguncang bahu Reynand agar laki laki itu bangun dan mengantar Zoya pulang karena hari sudah petang. Ibu mana yang tidak khawatir jika anak perempuan tidak cepat pulang.
Reynand membuka kelopak matanya perlahan, ia menemukan ibunya berada disampingnya. Rupanya dia ketiduran setelah pesta kecil dengan gadisnya, Reynand tersenyum kecil.
"Cuci muka sana, bunda bangunkan Zoya dulu terus kamu antar dia pulang," perintah Bella yang di angguki oleh Reynand.
Bella mengusap lembut Surai hitam Zoya, sangat berbeda dengan caranya membangunkan Reynand yang hanya ia guncang bahunya.
"Sayang bangun nak, udah sore nanti dicariin mama," ujar Bella saat melihat Zoya yang mulai mengerjapkan mata.
"Bunda," panggil Zoya serak. Zoya bangkit dan duduk didepan Bella.
"Aku ke kamar mandi dulu Bun, baru pulang," ujar Zoya dengan tersenyum.
Bella membalas senyuman Zoya, "iya dikamar mandi bawah dulu, soalnya masih dipake Reynand kamar mandi nya," balas Bella.
Zoya tersenyum lagi dan beranjak keluar menuju kamar mandi yang letaknya tidak jauh dari dapur. Zoya tidak menemukan keberadaan ayah Reynand, mungkin masih belum pulang.
___________"Lanjutin tidurnya," Reynand mengusap surai hitam Zoya dibalik kursi kemudi, sesekali pandangannya tertuju kepada Zoya. Gadisnya itu menggeleng imut, setiap hari selalu tidak bisa untuk tidak menggemaskan, batin Reynand.
Reynand menampilkan senyum lembut, "terus sekarang maunya apa hm?" Tanya Reynand.
Zoya meletakkan jari telunjuknya di dagu, kepalanya agak miring sambil berpikir kira kira apa yang akan dilakukannya bersama Reynand saat ini. Zoya juga sudah memberi kabar Amara kalau dia pulang agak malam. Jadi sekarang Zoya akan menggunakan kesempatan ini dengan baik.
Tapi... Saat ini otak Zoya buntu, sungguh! Disaat seperti ini Zoya justru bingung ingin melakukan apa. Padahal dia sudah menyusun rencana jauh jauh hari, jika ia sudah pulang dan menghabiskan waktu bersama Reynand, tapi lupa.
Reynand terkekeh melihat raut wajah Zoya yang sudah kesal, entah apa yang ada dipikiran gadis miliknya. Tapi Zoya sangat menggemaskan untuk dilewatkan. Reynand menggenggam tangan kanan Zoya.
"Yasudah, ke apartemen aku aja?" Zoya membulatkan matanya, pasti ada maksud terselubung. Tidak mungkin mereka akan diam saja di apartemen, pasti akan ada bumbu bumbu kemesraan.
Sedangkan Reynand sudah tertawa, dia tahu betul apa yang ada dipikiran Zoya. Mata bulat itu melotot seperti akan jatuh, bibirnya sedikit terbuka dan pipi chubby Zoya sudah memerah hingga telinga. Astaga ternyata gadisnya ini mesum juga.
"Hei kita gak ngelakuin apa apa, atau kamu yang mau kita ngapa ngapain?" Godaan dari mulut Reynand semakin membuat Zoya kepanasan, pipinya. Dasar Reynand mesum, nyebelin, suka bikin marah, tapi ganteng, hehe.
Zoya mencebik lalu menoleh melihat jalanan di jendela. Tidak mau menatap Reynand yang saat ini sedang dalam mode menyebalkan. Bahkan tawa Reynand tidak berhenti sampai sekarang.
Reynand mencoba menghentikan tawa saat melihat Zoya yang semakin kesal, sebenarnya ia ingin menggoda sekali lagi, tapi tak tega. "Iya maafin aku, sekarang kamu mau makan apa? Kita bawa ke apartemen."
"Pizza aja," jawab Zoya ketus. Dia sedang kesal saat ini, tapi saat ditawari makan, Zoya tidak menolak jelas. Apalagi sudah dari kemarin hari ia mengidamkan roti berbentuk lingkaran dengan berbagai macam topping diatasnya itu.
Mobil Reynand berbelok ke restaurant khusus pizza, seperti yang gadisnya inginkan. Meskipun wajah cemberutnya masih melekat, Haha.
Brak
Zoya menutup pintu mobil tak santai, Reynand yang melihat hanya menggeleng kepalanya kecil. Tidak mau protes jika tidak ingin Zoya lebih marah. Kadang Zoya yang seperti ini memang menyeramkan, tapi sifat dan wajah menggemaskan selalu nomor satu yang melekat di diri Zoya.
Reynand mengikuti Zoya dari belakang ketika gadis itu tiba tiba berbalik dengan wajah kesal, "kamu gak mau jalannya disamping aku ya," tuding Zoya. Hah? Reynand menampilkan wajah cengo, tetapi ia buru buru menghampiri Zoya dan menggenggam tangan gadisnya. Dasar nyonya Reynand.
Mereka segera memesan begitu sampai didalam, Zoya memesan cukup banyak dengan topping yang berbeda, dari ukuran kecil sampai jumbo. Entah memang Zoya kelaparan atau hanya ingin menghabiskan uang Reynand meskipun itu percuma.
Zoya juga sudah terbujuk oleh kata kata yang dilontarkan oleh Reynand, memang mulut Reynand benar benar harus dikasih kopi, biar tidak manis terus.
Sekitar tiga puluh menit kemudian, pesanan mereka telah selesai. Mereka keluar dengan Reynand yang membawa lima box pizza, dan Zoya yang asik meminum milkshake ditangan.
Tiba tiba tabrakan tidak sengaja yang dialami Zoya membuat milkshake harus tumpah ke baju putih seseorang yang sudah menabrak Zoya. Zoya reflek mengusap baju orang tersebut.
Ketika pandangan Zoya naik, dia sangat terkejut melihat seseorang yang berada dihadapannya saat ini. Seorang pria dengan memakai kaos putih dan jaket denim, tubuh jangkung, kulit putih, rambut keren, jangan lupakan wajah yang sangat tampan, bahkan hampir mendekati kata cantik, seperti aktor China.
Tetapi bukan itu yang menjadi permasalahan, melainkan Zoya mengenal dengan jelas siapa pria itu, pria yang diketahui bernama.
"Kenneth?"
___________ZOYA ANDERSON
REYNAND ADHITAMA
(Gift diatas diambil dari pinterest)
-tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Reynand & Zoya
Teen FictionReynand Adhitama, adalah siswa yang termasuk dalam jajaran laki laki paling digemari di sekolah, memiliki banyak teman tidak membuatnya menjadi laki laki yang murah senyum, ia dingin terhadap sekitar, hobi bermain game, dan tidak pernah terlibat den...