Aku pernah menikah saat usiaku sembilan belas tahun. Terdengar seperti drama dan novel, tapi itu kenyataannya. Sialnya. Aku bertemu dengannya kembali. Mengklaim aku masih miliknya. Berhubungan dengan masa lalumu kembali adalah hal paling 'Gila'.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Semoga kalian gak bosan sama idem yah,
Terimakasih sudah bertahan dan mampu menunggu 🤗🤗
Ayo Komen dan vote yang banyak. Kasih Moodbooster buat aku 💜💜💜💜
Sayang kalian semua💜💜💜
_
_
_
Kami diam. Hening. Hanya suara mobil dan musik yang mengalun yang terdengar. Aku menoleh pada Jungkook yang masih fokus pada jalanan tanpa mengajak berbicara. Mungkin pikirannya sedang kacau, berdebat dengan dirinya sendiri.
Perasaanku tidak kalah kacaunya. Keringat pada telapak tangan membanjiri, hatiku risau, dan bahkan sekarang aku kesulitan hanya untuk menarik napas. Sepertinya, rasa sakit yang digoreskan wanita itu masih sama.
Aku mengalihkan pandangan keluar jendela mobil. Musim akan segera berganti. Aku tersenyum sendu, waktu cepat sekali berlalu.
Udara pagi ini terasa begitu hangat, padahal hatiku sedang mendung. Yerim mengalami gangguan mental karena kehilangan anaknya. Apa itu karma?
Ae Cha dititipkan bersama Taehyung dan Jimin. Mereka mungkin saat ini sedang bermain seharian, karaoke, bermain pangeran dan putri, dan mungkin masih banyak lagi. Jadwal mereka kosong.
"Sebentar lagi kita sampai, jika ingin berubah pikiran kita bisa putar balik."
Aku memutar kepala menghadap Jungkook kemudian memasang senyum. "Lanjut saja. Aku tidak apa-apa." Jawabku mencoba meyakinkan.
Jungkook menarik napasnya dalam kemudian menghembuskannya perlahan. "Tapi, aku yang khawatir. Tidak bisakah kita pulang saja?"
Aku menggeleng. "Aku bisa menghadapinya Jungkook. Aku ingin bertemu dengannya."
Setelah itu Jungkook tidak banyak berbicara lagi. Dia bungkam hingga kami sampai pada tempat yang dia maksud. Sebuah rumah sakit jiwa yang berada di pelosok desa, begitu kumuh tetapi cukup nyaman.
Aku menuruni mobil. Jungkook berjalan didekatku setelah memakai kaca mata, topi, dan maskernya. Menutupi identitas tentunya.
Jungkook membawaku memasuki rumah sakit tersebut. Hanya ada beberapa dokter disini, terlihat dari papan disudut gerbang saat aku masuk. Tidak ramai, hanya beberpa pasien yang ada. Mirip seperti rumah sakit yang mati.
"Tuan Jungkook..." Sapa salah satu dokter yang terlihat begitu mengenal Jungkook walau sudah menutup hampir seluruh wajahnya. Dokter itu kemudian menatapku bingung, melihat diriku begitu terkejut.