_
_
_
Bukan hal baru jika Jungkook baru mengetahui sifat keras kepala dari wanita yang sekarang sedang duduk dikursi penumpang sembari menikmati popcorn dan menatap layar di depan mereka. Jungkook dan Gaeun sedang berada disebuah bioskop mobil yang dulunya sering mereka kunjungi, pria itu kembali menghela nafas. Kalau saja tidak memikirkan pemotretannya besok pagi sudah dipastikan Gaeun akan berada dibawahnya dan sulit berjalan ketika dia terbangun.
Song Gaeun adalah tipe perempuan yang tidak akan pernah meminta bantuan jika dia tidak dalam kondisi mendesak. Gaeun bukan orang yang mudah meminta pertolongan jika belum melakukan segala cara untuk mendapatkan solusinya. Bagi Gaeun, meminta bantuan adalah solusi terakhir, dia bahkan rela melakukan hal gila, impulsive, hingga nekat berdampingan dengan resiko akan dilakukannya. Prinsip hidupnya adalah lebih baik berdamai dengan resiko daripada meminta bantuan.
Seperti saat ini, sangat mudah jika dia meminta Jungkook untuk menghubungi CEO perusahaan agensi untuk mengatur jadwal kembali, tapi wanita keras kepala itu lebih memilih untuk menunjukkan usahanya sendiri. Popcorn digigit dengan sangar, remukan kaleng soda yang ditangannya membuat Jungkook mengedikkan bahu sedikit ketakutan.
Seram sekali.
"Kenapa Thanos sialan itu harus merubah jadwalnya sih? " Gaeun memasukkan satu genggaman popcorn kemulutnya. "Dia pikir membuat game itu semudah menggoreng telur, sialan."
Jungkook melebarkan bola mata. Tidak cocok jika dia harus berhadapan dengan amukan Gaeun saat ini. Niat awal ingin membawa wanita yang sedang meluapkan kekesalan ini untuk makan malam direstoran kakanya Seokjin terpaksa diurungkan karena mendapat telepon dari perusahaan tempat dia bekerja, dan berakhir menonton film horor sebagai pilihan terkahir. Tidak seram sama sekali, Jungkook tidak takut. Gaeun lebih menyeramkan.
"Tenanglah..., minum dulu."
"AKU SUDAH MINUM! "
Jungkook terpanjat kaget. Dia tersedak ludahnya sendiri setelah mendapat teriakan dari Gaeun.
Kenapa aku yang jadi korban disini?
Sudah larut, Jungkook mengecek jam digital pada mobilnya hampir mendekati pagi. Gaeun masih asik dengan makanan ditangannya dan sembari menatap layar besar tanpa memberikan fokus pada tontonannya.
"Kau butuh bantuanku? Aku bisa mengatur ulang jadwalnya, dan—,""Kau meremehkanku?! " .
Jungkook menaikkan alisnya. "Huh? "
"Aku bisa mengurus ini. Urus saja urusanmu sendiri."
Jungkook kembali menghela nafas.
"Terserah padamu. Ikuti saja sifat egois dan keras kepalamu. Ini hampir pagi, kau masih mau disini?"
Gaeun tampak berpikir sejenak. Memutar bola mata dan menghembuskan nafas panjang.
"Tidak. Aku mau pulang. Lelah."
Jungkook menggelengkan kepala, menancap gas dan memutar stir mobil.
"Aku bisa membantumu, jika kau mau."
"Aku tidak ingin memakai pihak orang dalam untuk pekerjaanku Tuan, aku bisa mengatasi ini."
Jungkook mengangguk-anggukkan kepala. "Caranya?" Jungkook memutar stir kearah kanan ketika menemukan persimpangan. "Kau akan membagi badanmu menggunakan jurus seribu bayangan seperti serial anime yang sering kau tonton jam empat sore dulu? "
Ejekan Jungkook membuat Gaeun semakin kesal.
"Bagaimanapun juga kau tidak akan bisa bertemu dengan distributor perangkat lunak dan mengikuti kami seharian dalam waktu yang sama. Kau harus mengorbankan salah satunya. "

KAMU SEDANG MEMBACA
'IDEM'(JJK)
FanfictionAku pernah menikah saat usiaku sembilan belas tahun. Terdengar seperti drama dan novel, tapi itu kenyataannya. Sialnya. Aku bertemu dengannya kembali. Mengklaim aku masih miliknya. Berhubungan dengan masa lalumu kembali adalah hal paling 'Gila'.