__
_
Semilir angin yang menerpa kulit wajahku malam ini membawaku kedalam kilas balik beberapa tahun yang lalu. Saat aku dan Jungkook masih menjadi kita.
Awalnya.., aku dan dia terjebak dalam suatu hubungan yang mengharuskan dia menikahiku segera. Kecelakaan yang terjadi antara Jungkook dan aku hingga membuatku mengandung Ae Cha dan menyebabkan Jungkook harus menikahiku menjadi awal dari segalanya.
Malam itu, saat mereka merayakan kemenangan pertama dalam acara musik Show disebuah stasiun televisi semua begitu bahagia bersemangat. Termasuk diriku. Kami mengadakan pesta. Berada dibawah pengaruh alkohol, termasuk aku dan Jungkook. Saat itu, usiaku dan Jungkook dilarang untuk mengkonsumsi minuman tersebut, belum legal. Tapi, karena semua orang sedang bahagia, mereka mengabaikan fakta itu. Pertama kalinya aku mengkonsumsi alkohol dan Jungkook juga. Semua diluar kendali, aku tidak tahu bagaimana kejadiannya hingga aku terbangun dalam pelukan Jungkook tanpa menggunakan pakaian apapun, ditambah bau anyir pada tubuhku.
Aku menangis hebat. Ada darah di atas sprei tempat tidur Jungkook. Aku kehilangan mahkotaku. Beberapa orang tiba-tiba memasuki kamar Jungkook dan terkejut menemukan kami berada dalam selimut yang sama tanpa ada pakaian yang membungkus tubuh kami. Kami melakukan kesalahan, yaitu melanggar aturan dengan tidak meminum alkohol jika usiamu dibawah batas legal. Kesalahan paling besar adalah Jungkook dan aku melakukan 'hubungan' yang tidak seharusnya kami lakukan.
Presdir marah besar. Jungkook diskors. Aku dipecat. Hingga selang tiga minggu dari kejadian itu aku jatuh pingsan dan saat itu aku baru mengetahui bahwa ada bayi kecil yang mencoba tumbuh dalam perutku. Ae Cha. Rasanya bercampur. Ingin menangis. Ingin mati.
Manajer Sejin yang mengetahui itu tidak tinggal diam, merasa tidak terima saat dia menemukanku mencoba bunuh diri dengan menyayat urat nadi pada pergelangan tanganku. Dia menyeret Jungkook kehadapanku, diikuti anggota Bangtan yang lain dan ditambah Presdir yang mengejar mereka. Manajer Sejin mengatakan semuanya tanpa tersisa, termasuk aku yang sedang mengandung anaknya.
Semua orang terkejut. Aku menunduk takut, tanganku bergetar hingga sebuah genggaman hangat merengkuh tanganku. Aku mendongak menatap Jungkook yang tersenyum manis dan mengatakan akan bertanggung jawab dan menikahiku. Presdir setuju, dengan catatan Jungkook harus merahasiakan semuanya dari media. Termasuk aku dan calon bayiku. Bayaran paling besar adalah, Jungkook tidak boleh melakukan kesalahan saat dalam team lagi, dia harus berusaha sekuat mungkin melebihi anggota lain dalam grupnya. Dengan kata lain; Jungkook sedang menjadi tawanan untuk menjamin diriku dan Ae.
Sejak saat itu. Aku mencintainya. Semua yang Jungkook lakukan saat menjagaku dan calon bayi dalam perutku begitu tulus, dia bilang bahwa dia tidak akan membiarkan kami terluka. Dia berjanji dia bukan hanya akan memberikan bintang, tapi galaksi.
Hingga kejadian itu langsung menamparku. Menyadarkanku bahwa Jungkook hanya bintang yang akan sangat sulit untuk kuraih, bahwa Jungkook telah mengingkari janjinya. Bukan galaksi— tapi hujan meteor telah dijatuhkannya tepat padaku. Memasuki tiga bulan usia kandunganku, saat aku baru selesai melakukan USG pertamaku dan ingin menunjukkannya pada Jungkook, saat itu aku melihatnya tertidur pulas dalam dekapan coordi noonanya. Kekasih Jungkook sesungguhnya.
Semua hancur. Jungkook tidak tahu ingin menjelaskan apa saat mendapatiku menangis di depan pintu kamarnya. Tidak. Kamarku dengannya. Dia tidak membantah apapun saat aku menanyakannya. Saat itu aku ingin dia berbohong, aku ingin mendengar dia membantah apa yang aku tuduhkan, aku ingin dia mengatakan bahwa semua salah paham. Tapi Jungkook diam, dia menunduk dan hanya mengatakan kata maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
'IDEM'(JJK)
FanficAku pernah menikah saat usiaku sembilan belas tahun. Terdengar seperti drama dan novel, tapi itu kenyataannya. Sialnya. Aku bertemu dengannya kembali. Mengklaim aku masih miliknya. Berhubungan dengan masa lalumu kembali adalah hal paling 'Gila'.