PART 11

5.9K 844 127
                                    

_

_

_

"Kau sama sekali tidak berubah. Emosimu selalu saja menjadi masalah. Dewasalah...,"

Jungkook langsung berlari mengejarku setelah keluar dari ruangan, menarik hingga membawaku keatap gedung setelah aku mengatakan bahwa Ae adalah putri Jungkook di depan presdir perusahaan—— menatap tajam hingga membuatku menjadi semakin merasa bersalah akan semuanya. Tapi melihat bagaimana kondisi Jungkook saat ini membuatku tidak terima jika mereka menghakiminya, ini tidak adil. Jungkook tidak bersalah—— setidaknya harus ada yang aku lakukan.

"Bagaimana kau bisa mengorbankan Ae kedalam masalah ini?"

Sudah lima kali pertanyaan ini dia lontarkan. Aku tetap masih diam tidak menjawab. Menggigit bibir bawah dan menggesek-gesekkan kuku jariku satu sama lain, begitu gugup karena sadar aku melakukan kesalahan. Keras kepalaku memakan semua pikiranku.

Seseorang pernah mengatakan padaku bahwa umur hanyalah sebuah angka, dan itu bukan menjadi tolak ukur ketika menentukan tingkat kedewasaan seseorang. Awalnya aku tidak peracaya, karena menurutku itu sedikit tidak masuk akal. Pada dasarnya, aku berpendapat bahwa  usia selalu menentukan tingkat kedewasaan dan pola pikir seseorang karena bagaimanapun juga dia telah banyak menemukan pahit-manis kehidupan. Aku adalah tipe orang yang lebih percaya pada apa yang aku pikirkan dibandingkan dengan hal-hal klise seperti pendapat orang lain—— logika adalah hal yang aku utamakan.

Tapi hari ini, semua dibantahkan oleh seseorang. Usianya dua tahun lebih muda dariku tapi cara berpikir dan bersikap aku jauh dibawah—— kalah telak. Sekarang aku percaya, seperti yang pernah dia katakan terkadang yang membuat orang dewasa bukan hanya umur tapi keadaan dan lingkungan sekitar. Dia berhasil mematahkan pola pikirku yang selama ini aku pertahankan.

Jungkook berhasil mengubahnya.

"Bagaimana jika media berhasil mengetahui keberadaan Ae? Demi Tuhan Gaeun! Ini bukan tentang karirku, tapi kebahagian putri kita sedang dipertaruhkan!"

Aku tersentak kaget saat nada suara Jungkook berubah tinggi. Dia benar, emosiku telah menguasai saat aku dengan gampangnya melibatkan Ae dalam masalah ini dan mengabaikan aku yang mati-matian menyembunyikan putriku selama ini. Aku menundukkan kepala merasa bersalah, tidak berani menjawab apapun yang Jungkook katakan.

"Aku bisa mengatasi masalah ini, jadi jangan ikut campur atau membawa Ae kedalamnya."

Aku mendongak menatapnya, "aku tidak ingin melibatkan Ae dalam masalah ini." Suaraku begitu rendah, aku benci mengakuinya tapi kali ini rasa bersalahku lebih tinggi dari egoku, ini menyangkut putriku. "Aku akui aku salah Jungkook. Tapi, ini tidak adil untukmu——"

"Aku bisa mengatasinya!" Jungkook kembali mengagetkanku. Rahangnya terkatup rapat, matanya menyorot tajam, dan tangannya terkepal kuat. Aku dapat merasakan bagaiman amarah Jungkook menguasai dirinya sendiri.

"Bagaimana caranya?" Aku tersenyum tipis, "mengurung diri, atau mungkin menangis dan menyalahkan diri sendiri. Aku mengenalmu Jungkook. Seberapa seringnya kau menyaikiti dirimu sendiri. Ae Cha... Dia putriku. Aku bisa melindunginya. Kau tidak perlu ikut campur. Jangan bertingkah seolah kau perduli padanya." Suaruku berubah lirih mirip seperti isakan pada akhirnya, aku dapat merasakan airmata mulai berkumpul pada sudut mataku, yakin sekali——jika aku mengedipkan mataku sekali saja ini akan terjatuh dengan mudah.

Aku mencari titik fokus lain, mengalihkan pandanganku memutar kepala kearah kanan mengalihkan tatapan Jungkook padaku. Aku menarik nafas dalam dan mengeluarkannya secara perlahan, mencoba menetralkan perasaanku yang begitu kacau hari ini. Ae Cha yang terserang demam, masalah Jungkook, surat pengunduran diriku dan Ae yang berada di dalam pesawat bersama Yeseul sekarang sedang menuju kesini. Aku kacau—— bagaimana jika ketakutanku terjadi? Ketakutan yang membuatku ingin segera menghilang dari kehidupan Jungkook, ketakutan yang membawaku pada mimpi buruk——Ae dan Jungkook akan bertemu.

'IDEM'(JJK) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang