_
_
_
_
Aku mengerutkan kening ketika mendengar suara dering telepon seakan berada tepat disamping telingaku. Tubuhku sangat lelah, serasa baru melakukan lari maraton berpuluh-puluh kilometer dan sekarang tidurku terganggu. Menyebalkan sekali.
"Ah hyung..., jangan menggangguku, bisakah jangan menelepon pagi buta seperti ini? "
Aku membuka mata secepat mungkin ketika mendengar suara itu, suara menyeramkan yang membuat aku meregang ketakutan. Aku menurunkan kearah lengan yang sedang melingkar dipinggangku, lebih tepatnya memelukku dari belakang.
Aku mulai menelan ludah susah payah, perasaanku mulai tidak enak ketika indra penciumanku mulai mengenal aroma yang sudah tidak asing lagi, terlebih saat aku merasakan kulitku bersinggungan langsung dengan kulitnya, tidak ada penghalang sama sekali.
Mati aku. Ini bukan mimpi.
"Hyung jangan membuatku membangunkan Ga Eun, dia sedang tertidur."
Tepat ketika kalimat itu terucap aku langsung membalikkan badan dan mendapati pria dengan gigi kelincinya tersenyum menggemaskan ketika mendapat tatapan kebingungan milikku. Matanya sayu, rambut coklatnya yang sudah semakin panjang terlihat berantakan dengan ponselnya menempel ditelinga dan tersenyum nakal padaku.
"Pagi sayang. " Bisiknya sedukatif kemudian mencuri ciuman dipucuk bibirku. Aku melotot kaget tidak terima.
"Hyung. Sudah yah, Gaeun sudah bangun karenamu."
Jungkook terlihat menjauhkan ponselnya dari telinga ketika mendapat teriakan dari seseorang di seberang sana.
"Jimin-ssi, aku tahu ini hari ulang tahunku, bahkan Seokjin hyung sudah mengucapkan semalam sebelum tanggalnya."
Jungkook kembali menjauhkan ponselnya. Ulang tahun?
"Aku tahu, aku sudah melihat video yang kau kirimkan. Aku bahkan sudah mendapatkan hadiahku."
Jungkook menatapku kemudian tersenyum nakal kembali.
"Sudah yah, aku tutup."
Telepon itu dimatikan sepihak kemudian dengan kurang ajarnya dia menarikku hingga jarak antara wajah kami hanya tinggal beberapa senti lagi.
"Hari ini aku ulang tahun? " Dia menaikkan sebelah alis sembari mengeluarkan senyum nakalnya kembali.
"Lalu? "
"Usiaku bertambah."
"Tetap saja aku yang lebih tua. Dua tahun. Ingat itu. Sopanlah pada noonamu."
Jungkook terkekeh dan detik berikutnya dia menggigit daun telingaku. Kurang ajar.
"Yak. "Aku melotot marah. "Apa yang kau lakukan, jangan memancing emosiku."
"Hari ini aku ulang tahun Eun-ah...," nada suaranya berubah menggemaskan. "Tidak bisakah kau tidak marah hari ini saja, aku begitu merindukanmu. Kau sudah meninggalkanku lama sekali."
Pipinya menggembul gemas. Jungkook pria dengan sejuta pesona dan sejuta kepribadian. Dia bisa berubah menjadi seorang baby dalam satu waktu dan detik berikutnya bisa langsung berubah menjadi dady menggairahkan. Aku masih mengingat dengan jelas bagaimana dia bisa mendapatkanku kembali tadi malam, dia begitu mendominasi hingga aku diam tidak berkutik dan menikmati.
"Jeon Jung Kook. Lepaskan aku. Aku harus kembali."
Ucapanku diabaikan.
"Satu september. Ini hariku. Kau milikku. Hadiahku."
KAMU SEDANG MEMBACA
'IDEM'(JJK)
FanfictionAku pernah menikah saat usiaku sembilan belas tahun. Terdengar seperti drama dan novel, tapi itu kenyataannya. Sialnya. Aku bertemu dengannya kembali. Mengklaim aku masih miliknya. Berhubungan dengan masa lalumu kembali adalah hal paling 'Gila'.