_
_
_
_
Pagi ini Yeseul menghubungiku karena Ae Cha demam tinggi. Aku langsung panik, mengabaikan semua pekerjaanku dan fokus pada putriku yang sedang sakit di sana. Yeseul bilang tengah malam tadi Ae tiba-tiba terserang demam, dan selalu mengigaukan namaku. Ae sedikit berbeda dari kebanyakan anak seusianya, dia kesulitan mengungkapkan perasaannya hingga dia menderita Lovesickness. Sesuatu yang diwariskan Jungkook padanya. Aku benci itu.
Lovesickness adalah perasaan jatuh cinta atau merindukan seseorang yang sangat dicinta sehingga berpengaruh terhadap perilaku secara psikologis dan fisiologi sehingga rentan membuat orang jatuh sakit. Aku mengetahui fakta ini saat Ae berumur dua tahun. Saat itu aku tengah mengikuti pelatihan karyawan selama dua minggu di daerah lain dan meninggalkan Ae bersama Yeseul. Tiba-tiba saja putriku demam tinggi di hari ketiga aku pergi, dan demamnya tidak pernah turun hingga Yeseul menghubungiku. Aku langsung meninggalkan tempat pelatihan, mengemasi barangku dan mengambil penerbangan pertama sebagai jalan satu-satunya agar aku sampai dengan cepat.
Hal pertama yang aku lakukan ketika sampai ditempat Yeseul adalah memeluk Ae dengan erat—— membawanya langsung ke rumah sakit. Aku sempat dibuat bingung karena selama perjalan menuju rumah sakit, perlahan demam Ae turun. Dokter bilang Ae menderita kelainan—— Ae tidak dapat mengungangkapkan perasaannya dengan benar, hingga menimbulkan stres yang memacu hormon adrenalin dan kortisol bekerja dalam waktu lama hingga menimbulkan ketidakseimbangan metabolisme dan daya tahan tubuh menurun. Intinya jika Ae terlalu merindukan seseorang dia akan terserang demam.
Aku sempat mengarahkan Yeseul agar membawa Ae ke klinik terdekat sebagai pertolongan pertama. Aku tidak bisa melakukan apapun saat Ae demam seperti ini karena jarak yang berada diantara kami, dia merindukanku—— dan aku juga. Harusnya aku ada disana, bersama putriku dan memeluknya erat. Tapi yang terjadi adalah aku yang baru saja turun dari sebuah taksi dengan terburu-buru karena aku menerima telepon yang mengatakan bahwa presdir perusahaan agensi yang dinaungi Jungkook ingin menemuiku.
Yeseul mengatakan aku harus menemui pria itu ketika aku menghubunginya tadi. Dia berjanji akan mengurus Ae selama aku menemui presdir tersebut. Langkah kakiku terhenti ketika melihat pemandangan yang menyambutku hari ini di depan gedung perusahaan—— lebih dari seratus remaja sedang berkumpul dengan mengangkat sebuah banner ditangan masing-masing yang menuliskan sesuatu yang membuatku tidak percaya——Keluarkan Jungkook dari anggota grup.
"Apa yang terjadi?" Tanyaku saat memasuki gedung kepada dua bodyguard yang berdiri di kedua sisi pintu masuk. Mereka tidak menjawabku, melirik tajam tanpa senyum. Kaku sekali
"Menejer Sejin!" Teriakku saat melihat menejer Sejin berdiri di depan pintu lift.
"Apakah Jungkook mengangkat teleponmu?" Tanyanya ketika aku baru tiba di depannya.
Aku kebingungan, "Jungkook? Aku belum menghubunginya, apa yang terjadi sebenarnya?"
Menejer Sejin menghela nafas, "banyak sekali." kami memasuki lift setelah suara denting pintu terdengar, "Jungkook melakukan sedikit kesalahan, ada beberapa komentar yang muncul diakun SNS mereka. Dan diantarnya—— komentar negatif yang menajtuhkan Jungkook."
Aku sempat termenung sesaat, aku tahu Jungkook. Dia hampir sama dengan Ae sulit mengungkapkan perasaan dan selalu menyalahkan dirinya sendiri jika ada masalah yang terjadi, menyendiri adalah pilihan mereka.
"Apa yang Jungkook lakukan?" Tanyaku kembali.
Menejer Sejin memijit pangkal hidungnya, "Jungkook berkempul dengan temannya disebuah Bar? Salah satu pihak paparazi menemukannya dan menyebarkan berita tersebut."
KAMU SEDANG MEMBACA
'IDEM'(JJK)
FanfictionAku pernah menikah saat usiaku sembilan belas tahun. Terdengar seperti drama dan novel, tapi itu kenyataannya. Sialnya. Aku bertemu dengannya kembali. Mengklaim aku masih miliknya. Berhubungan dengan masa lalumu kembali adalah hal paling 'Gila'.