PART 9

6.3K 888 111
                                    

_

_

_

"Kau sedang ada masalah?"

Jimin yang tadinya masih asik memperbaiki micnya datang menghampiri Jungkook, merangkul pundak pria itu. Jungkook seperti memiliki begitu banyak masalah dalam pikirannya, terbukti dengan dia yang tidak terlalu menanggapi orang-orang disekitarnya—— bahkan Taehyung yang mengambil hamburger ekstra keju kesukaannya pun tidak jadi masalah untuk Jungkook. Padahal biasanya, Taehyung akan menerima lemparan sepatu tepat pada punggung paling tidaknya.

Jungkook menoleh sesaat pada Jimin kemudian menghela nafas, "tidak ada hyung. Aku baik-baik saja."

Jimin termasuk orang yang sangat peka terhadap orang lain, perubahan sikap Jungkook dapat dengan mudah dibaca olehnya. "Berhubungan dengan Song Gaeun?"

Jungkook stagnan. Jimin tepat sasaran.

Jimin tersenyum kemudian mengangguk-anggukkan kepala, "ternyata benar, Song Gaeun." Lanjutnya sembari menggulum senyum.

"Apa hyung melihatnya pagi ini? Aku tidak menemukannya dimanapun." Tanya Jungkook pada akhirnya.

"Aku melihatnya keluar dari kamar Suga hyung pagi-pagi sekali."

"Apa?!" Teriakan Jungkook memancing perhatian orang lain disekitar mereka. Jungkook menudukkan kepala, meminta maaf dan mempersilahkan beberapa orang disekitarnya untuk melanjutkan pekerjaan mereka, "jadi dia tidur dengan Suga hyung tadi malam?"

Jimin menggelengkan kepala, "tidak. Suga hyung tidur bersamaku. Gaeun tidur sendirian. Kalian bertengkar?"

Jungkook kembali mengangguk, "sepertinya begitu. Dia keluar dari kamar dengan membanting pintu sangat keras. Aku bahkan takut untuk mengejarnya."

Jimin tertawa keras, "haha.. Sejak kapan Jungkook-ie takut pada wanita." Jimin mengacak rambut Jungkook. "Song Gaeun hebat juga ternyata."

"Aaa.., hyung! Berhenti menggodaku."

Jimin berhenti tertawa, mengangkat kedua tangan keudara seakan dia menyerah karena ditodong sebuah senjata oleh Jungkook. "Oke. Baiklah. Jadi, apa masalahmu?" Tanya Jimin kemudian.

"Aku ingin bertemu dengan Gaeun. Ada banyak hal yang ingin aku selesaikan, termasuk kejadian lima tahun yang lalu. Saat aku bersama dengan Yerim noona."

Jimin mengerti, masalah yang dialami oleh kedua orang yang memiliki sifat keras kepala yang hampir sama tidak akan pernah menyelesaikan masalah mereka dengan benar. Gaeun itu hampir sama dengan Jungkook, tidak mau mengalah, ingin menang sendiri dan mempercayai logika terlebih dahulu daripada perasaannya.

"Ini akan sulit. Pertama, kau tahu Gaeun adalah wanita rasionalisme tingkat akut. Asumsimu tidak akan berpengaruh. Dia melihat kejadian itu dengan matanya sendiri. Kedua, Yerim adalah mantan kekasihmu—— cinta pertamamu. Jelas saja Gaeun mempercayai kau tidur dengannya. Ketiga, Gaeun membenci penghianatan. Kau mati jika mengungkitnya."

Penjelasan Jimin membuat Jungkook membuang nafasnya kasar, mengacak rambutnya frustasi dan berakhir menendang sudut meja dengan kakinya. Sial! Kenapa sulit sekali menghadapi wanita itu.

"Ada cara lain," Jimin tampak menggantungkan kalimatnya, tampak berpikir apakah dia akan menyampaikan sesuatu yang tidak masuk akal menurutnya. Lain hal dengan Jungkook, presensinya fokus pada Jimin sepenuhnya. Menunggu cara apa yang akan Jimin katakan yang mampu membuat hubungannya dengan Gaeun sedikit membaik.

"Cara apa hyung? Cepat katakan." Desak Jungkook tidak sabaran.

"Kecuali kau memiliki sesuatu yang menghubungkanmu dengan Gaeun, seperti—anak misalnya."

'IDEM'(JJK) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang