Yeayyy! Up lagi xixi.
Seperti biasa, vote nya ya xixi!
Share juga kalo bisa hehe.Terimakasih banyak yang udah baca ceritaku, dan yang udah excited jugaa buat bacaa, tapi aku minta tolong banget sama kalian buat jangan sebut nama RL visual visual ceritaku.
Ditiktok, dikomen aku liat agak banyak yang sebut mereka pake nama Rl, pliss banget. Ini lapak ceritaku, lapak Caramel dan Alexi, bukan lapak Beby dan Pange.happy reading!!
"Ada yang namanya Caramel?" Ale bertanya dengan tegas dan wajah yang tetap cool kepada adik kelasnya yang sedang duduk didepan kelas.
"A-ada kak didalam." Jawab gadis kuncir kuda itu dengan gugup.
Ale berjalan memasuki kelas XI-IPA2. Berdiri dengan tegap didepan papan tulis itu, membuat semua yang ada dikelas beralih menatapnya.
"Yang namanya Caramel mana?" tanya Ale dengan suara lantang membuat seluruh penjuru kelas memperhatikannya sebentar kemudian beralih menatap Caramel yang duduk di bangku paling depan.
"YANG MANA GUE TANYA!?" tanya Ale lagi dengan nada yang lebih meninggi dan penuh penekanan.
Tubuh Caramel bergetar hebat. Ia tak tau kesalahan apa yang ia lakukan hingga Ale mencari kekelasnya. Apa karena ia menabraknya tadi pagi? pikir Caramel.
"Mel, tunjuk tangan sana. Jangan bikin kak Ale marah." Aprista berbisik kepada Caramel membuat Caramel mengangguk kemudian mengangkat tangannya,
"Gue. Kenapa ya kak?" dengan keberanian penuh, Caramel berbicara tanpa ragu.
Ale membungkukkan sedikit tubuhnya untuk mensejajarkan dirinya dengan Caramel yang terduduk di bangku.
Ale kemudian merogoh saku celananya— mengambil sesuatu. Tak lama kemudian ia mengeluarkan ponselnya dan menyodorkan ke hadapan Caramel.
Caramel mengerutkan keningnya, menampakan wajah bingung. Ale yang melihat raut wajah Caramel pun berdecak kemudian berbicara,
"Tulis Id line lo." Pinta Ale. Membuat seluruh siswa-siswi yang menyaksikan mereka pun terkejut.
Bahkan Caramel sendiri pun tak kalah terkejutnya.
Caramel menoleh sebentar kearah ponsel tersebut kemudian mengalihkan kembali pandangannya.
"Gue enggak mau," tolak Caramel.
"Gue enggak minta lo tolak, gue cuma minta lo tulis id line lo." Jawab Ale sarkas.
"Y-ya gue enggak mau!"
Ale mendekatkan wajahnya ke wajah Caramel, hal itu membuat Aprista terkejut, kemudian berbisik kepada Caramel.
"Kasih aja Mel, gue takut liat wajah seremnya kak Ale." Caramel menggeleng kuat "Gue enggak mau!" Tegasnya, membuat Ale menggeram kesal.
"Lo tulis sekarang!" katanya dengan memaksa.
"Kok kakak maksa? Gue bilang enggak ya enggak!"
"Ya udah, gue enggak akan pergi sebelum lo kasih." Jawabnya kemudian mengambil satu bangku dan meletakkan nya didepan meja Caramel.
Caramel memijat pelipisnya, ia bingung untuk apa Ale meminta id line dirinya? Apa karena tadi dia menabraknya dan ingin meminta tanggung jawab? Tapi kan Ale juga gak kenapa-kenapa.
"Mel, kasih aja ya keburu Bu Ratih masuk kelas." Andin memegang bahu Caramel untuk meyakinkan gadis itu untuk memberi id line nya kepada Ale.
Caramel membuang nafas kasar, ia mengambil benda pipih itu kemudian menuliskan id line nya di aplikasi line milik Ale. Setelah selesai menulis id line-nya, ia menyodorkan ponsel lelaki itu kepada sang pemilik.
![](https://img.wattpad.com/cover/275170795-288-k872862.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BERBEDA [REVISI]
Diversos"Terhalang restu orang tua memang sulit, tapi terhalang restu Tuhan jauh lebih sakit." -arra "Katanya jodoh ditangan Tuhan? eum.. Tuhan-mu, atau Tuhan-ku?" Cinta beda agama? hal yang sangat sulit untuk dijalani bukan? begitu juga dengan Caramel dan...