BERBEDA-27

280 24 2
                                    

"Mencintaimu adalah luka yang ternyata ku buat sendiri. Bukan karena kamu menyakitiku, tapi perasaan ini. Aku salah dalam menaruh rasa."
-manusia galau, 2022.

H A P P Y R E A D I N G !!

****

Pagi hari di jalanan Ibu Kota pada hari Senin terpantau padat. Banyak kendaraan berlalu-lalang untuk menjalankan aktivitasnya. Ditengah ramainya jalanan, terdapat sepasang kekasih yang kini tengah diambang kebahagiaan. Sepasang kekasih remaja yang Tuhan pertemukan meskipun endingnya masih entah akan bagaimana.

Alexi Blaze Ishikawa dengan Caramel Elfarie Atashia. Satu pasang dengan dua orang berbeda. Berbeda dalam segalanya, kecuali perasaan. Semua perbedaan akan kalah bukan jika sudah melibatkan perasaan?

Menurut keduanya, perbedaan bukan halangan untuk menyukai, menyayangi, atau bahkan mencintai. Dari perbedaan itu tersebut, mereka atau bahkan kita bisa belajar untuk saling menghargai, dan saling melengkapi. Tapi ada beberapa perbedaan yang tidak bisa dipaksakan meskipun bertaruh dengan perasaan,

Agama. Perbedaan agama bukan hal yang mudah dalam menjalin hubungan. Tidak bisa dipaksa meskipun keduanya mencintai begitu dalam. Pilihan mereka hanya dua, terus memaksa bersama dan mengkhianati Tuhan, atau melepas perlahan demi kebaikan bersama.

Meskipun pacaran beda Agama tidak mengganggu waktu ibadah satu sama lain, tapi tetap saja berbeda. Terkadang kita memang perlu egois dalam beberapa hal. Tapi tidak untuk mengkhianati Tuhan. Aku untuk kamu, kamu untuk aku. Tapi Tuhan kamu untuk kamu, dan tuhan Aku untuk aku.

"Mau aku anter ke kelas Mel?" tanya Ale ketika keduanya baru saja ingin melewati lorong.

Dengan senyum merekah Caramel mengangguk antusias. Tangan Ale tak tahan untuk tidak mengacak rambut gadis itu membuat pemiliknya menggerutu kesal.

"Kamu nih! suka banget berantakin rambut aku!" kesal Caramel dengan mencibikkan bibirnya. Bukan terlihat seperti orang kesal, namun dimata Ale Caramel malah terlihat menggemaskan.

Bucin dih.

"Kamu gemes, aku kesel!"

"Kan harusnya aku yang kesel!"

"Kamu gemes, aku kesel, banyak cowok yang lihatin kamu dari tadi!" jujur Ale dengan pandangan yang berubah menjadi datar.

"Dih dih, kok jadi posesif boy gini? haha" Caramel tertawa kecil. Ale mencapit kedua pipi gembul Caramel dengan jempol dan empat ibu jari lainnya hingga membuat bibir Caramel terbelah atas bawah.

"Ih! lewpwasin dwulu-" pinta Caramel memukul lengan Ale.

"Ih! dah lah males!" kesalnya kemudian melenggang pergi meninggalkan Ale yang masih terkekeh kecil di depan pintu kelas Caramel.

Ia tak mengejar Caramel karena tau Caramel marah pasti hanya sebentar. Ale memilih untuk meninggalkan kelas Caramel kemudian berjalan ke kelasnya sendiri.

Satu langkah lagi untuk memasuki kelas. Ale dikejutkan oleh lengan yang tiba-tiba memegang bahunya. Ia menoleh, setelah melihat siapa yang barusan mencekal nya ia berdecak malas.

"Ngapain?" wajah yang tadi sumringah kini berubah menjadi datar. Sangat datar.

"Lo beneran sayang sama Caramel kan?" tanya lelaki dihadapan Ale. Ale mengerutkan keningnya tak suka.

BERBEDA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang