Setiap manusia memiliki alur kehidupan masing-masing.
Semua memiliki porsinya, Enggak usah sibuk membandingkan kehidupan lo sama kehidupan orang lain. Cuma bikin sakit hati.
Kadang kehidupan lo enggak perlu lo ceritain sama orang lain. Kalau hidup lo gitu, ya udah. Itu kan cara lo menjalani hidup. Kalau hidup orang lain beda dari hidup lo juga yaudah, itu cara dia menjalani hidup.
Kadang lo terlalu sibuk membandingkan kehidupan lo sama kehidupan orang lain, sampe bikin lo terus ngerasa insecure, dan gak percaya diri.
Gini ya, cara lo hidup, itu tergantung diri lo sendiri menjalaninya gimana. Jangan selalu merasa kurang, dan jangan selalu merasa bangga. Bersyukur apa adanya, jangan selalu meminta lebih. Bahagia enggak selalu harus mewah. Buat apa lo hidup mewah kalau gak bahagia? belajar untuk menghargai kehidupan, belajar mensyukuri apa yang tuhan kasih buat lo, oke?
—Arraa—***
"Caramel mana sih? kok lama banget." Andin menoleh ke kanan dan kiri, mencari keberadaan Caramel yang tak kunjung datang dari toilet sejak lima belas menit lalu.
"Paling dia sakit perut,"
"Tapi perasaan gue gak enak Na."
"Alvina bener. Dia kalau sakit perut lama ditoilet," sambung Aprista membuat Andin menoleh, "Lo yakin?" Aprista dan Alvina mengangguk kompak.
"Susul aja deh yu? gue gak enak perasaannya." Alvina dan Aprista mendengus kesal. Andin kalau belum diturut ya belum diem.
"Yaudah ayo."
Ketiga sahabat tersebut dengan cepat keluar kelas menuju toilet untuk mencari Caramel. Saat tiba didepan pintu toilet..
"Apaan sih Sa? gue mau ke kelas, permisi."
"Masih berani lo bilang permisi setelah lo deketin kak Ale? udah berapa kali gue bilang, jauhin kak Ale!"
"Budeg lo!?"
"Sa, sorry gue mau ke kelas, sebelum bel."
Andin, Aprista dan Alvina saling melempar pandangan tak percaya. Alyssa begitu nekat, ia pasti sengaja melabrak Caramel di keadaan ia sedang sendirian.
"Gue harus samperin mereka, gue jambak tuh rambut nenek lampir!" Andin hendak membuka pintu toilet namun ditahan oleh Aprista.
"Gue panggil kak Ale dulu. Lo jangan gegabah masuk, jangan buat masalah. Alyssa berani sama kita, dia bisa lebih berontak. Kalau sama kak Ale nggak akan berani." Aprista berlari meninggalkan Andin dan juga Alvina.
flashback off.
"Gue juga gak tau kalo Caramel bakalan digituin Alyssa." Ale dan Andin kini tengah duduk dibangku lorong kelas XII. Andin menjelaskan kejadian mengapa Caramel bisa sampai dibegitukan oleh Alyssa.
"Biar gue yang urus." Finish Ale hendak pergi meninggalkan Andin namun lengan nya dicekal oleh Andin membuat Ale menoleh, menatapnya datar.
"Jangan. Jangan balas dendam. Caramel enggak akan suka lo kaya gitu."
"Dia keterlaluan,"
"Gue tau. Tapi Caramel enggak akan suka. Lo mau dia marah sama lo?"
"Oke." Ale lalu melenggang pergi. Kali ini Andin tak menahannya. Ia membiarkan lelaki itu untuk pergi menemui Caramel.
****
"Ale!" Caramel berlari untuk menghampiri Ale yang sudah jauh didepan sana. Keadaan Caramel sudah membaik. Ia tadi hanya sedikit kaget karena telah diperlakukan seperti itu oleh Alyssa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERBEDA [REVISI]
Random"Terhalang restu orang tua memang sulit, tapi terhalang restu Tuhan jauh lebih sakit." -arra "Katanya jodoh ditangan Tuhan? eum.. Tuhan-mu, atau Tuhan-ku?" Cinta beda agama? hal yang sangat sulit untuk dijalani bukan? begitu juga dengan Caramel dan...