BERBEDA-24

221 21 1
                                        

H A P P Y R E A D I N G-!!


Ale melangkahkan kakinya menelusuri lorong rumah sakit dengan gerakan cepat. Tadi Caramel sempat menghubungi nya dan memberi kabar kalau keadaan Ferdi memburuk.

Nafas lelaki berwajah dingin itu kian memburu, tangannya terkepal kuat dengan berbagai macam pikiran di otaknya. Jangan dulu Fer, jangan tinggalin gue. Ale menggelengkan kepalanya kuat, menepis segala ketakutan dan pikiran buruknya.

"Ale!" Ale sedikit terkejut saat tiba-tiba Caramel memeluknya erat.

Caramel terisak dengan wajah yang ia sembunyikan di dada bidang Ale. Ale mengelus punggung Caramel yang bergetar, tangan satunya ia gunakan untuk mengelus puncak kepala gadisnya.

"Kenapa nangis?" tanya Ale lembut. Caramel menggeleng sebagai jawaban.

"Kenapa hm?" tanya ulang Ale,

"A-aku enggak tega s-sama Alvina hiks.. d-dia nangis terus d-dan enggak mau makan d-dari pa-pagi kemarin hiks.."

"Nanti kita bujuk sama-sama ya?" samar samar Caramel mengangguk didalam pelukan Ale.

Mereka mengurai pelukannya saat pintu ruang ICU terbuka dengan menampakkan dokter yang baru saja menangani Ferdi.

Ale dengan cepat menghampiri dokter tersebut, "Gimana temen saya Dok?" tanyanya tak sabaran.

"Silahkan ikut keruangan saya."

Ale memberi kode kepada Caramel untuk tetap menunggu disini. Caramel mengangguk, setelah itu Ale melenggang pergi untuk menemui Dokter.

"Jadi apa sebenarnya kanker otak itu Dok?"

"Kanker otak itu pertumbuhan sel-sel abnormal yang bersifat ganas terhadap otak. Kanker otak dapat berupa kanker otak primer, dan juga kanker otak sekunder." Jelas Dokter Naila.

"Maksud dari kanker primer dan sekunder itu apa ya?"

"Kanker otak primer itu kanker yang berasal dari otak itu sendiri, sedangkan kanker sekunder bisa berasal dari penyebaran kanker di bagian tubuh lain atau biasa disebut metastasis. Kanker otak ganas berawal dari sel-sel otak dapat disebabkan oleh tumor otak jinak yang berkembang menjadi ganas,"

"Gejala nya bisa terjadi karena tumor yang semakin membesar akan menekan bagian lain dari otak sehingga mengganggu fungsinya atau memenuhi ruang di dalam rongga kepala."

Penjelasan dari Dokter Naila membuat Ale meringis. Sebesar itukah penyakit sahabatnya selama ini? Ale memijit pangkal hidungnya saat kepalanya terasa sedikit berdenyut.

Sahabat macam apa gue Fer. Gue bahkan enggak pernah tau dan enggak pernah nyangka kalau lo punya penyakit seganas dan sebesar ini.

"Lalu, apakah ada cara supaya teman saya bisa sembuh Dok?" tanya Ale dengan sorot mata penuh harap.

"Saya belum bisa memastikan. Berdoa saja yang terbaik untuk Ferdi,"

"Ferdi ini satu-satunya pasien saya yang selalu rutin menjalani pengobatan dengan kemoterapi dan selalu sendiri. Bahkan saat saya bertanya kenapa ia selalu sendiri, dia cuma jawab Saya mandiri Dok, enggak boleh banyak ngerepotin orang." Dokter Naila tersenyum singkat saat mengingat betapa semangatnya Ferdi melakukan kemoterapi meskipun hasilnya masih tetap sama.

"Kemoterapi, apa cara itu bisa menyembuhkan teman saya?"

"Kemoterapi dengan menggunakan obat-obatan antikanker, hanya untuk membunuh sel-sel kanker, yang dapat dilakukan setelah operasi untuk mencegah tumor muncul kembali, serta memperpanjang usia harapan hidup pengidap." Lagi lagi Ale terdiam dibuatnya.

BERBEDA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang