BERBEDA-6

1K 92 5
                                    

Pagi sekali, Ale sudah berada dihalaman rumah Caramel, ia tidak mengetuk pintu atau mengucap salam. Lelaki itu hanya duduk di kursi depan teras rumah Caramel— menunggu seseorang keluar dari dalam sana.

Caramel, gadis itu sedang menyiapkan peralatan sekolahnya, ia memasukan beberapa barang kedalam tas ransel yang tidak terlalu besar itu. Kemudian setelah selesai, gadis itu berdiri dihadapan cermin yang lumayan besar untuk memoleskan bedak tipis lalu memoleskan liptint di bibirnya.

Caramel tersenyum ria, lalu menyambar tasnya dan berjalan keluar kamar.

"Pagi semua, Amel berangkat sekolah dulu ya." Katanya sembari menyalami tangan Ayah dan Ibunya.

"Pagi banget Kak, enggak sarapan dulu?" tanya Darren.

"Enggak deh, nanti gampang."

"Sarapan dulu Mel, nanti kamu laper pas jam belajar." Kata Fino, Caramel berfikir sebentar kemudian mengangguk

"Kalau enggak Amel bawa bekal aja ya?"  Mirna memberi usul, Carmel tersenyum lalu mengangguk dan duduk di sofa sembari memakai sepatunya.

"Nih, jangan lupa dimakan ya. Hati hati ke sekolahnya. Oh iya, kamu berangkat pake apa?" Tanya Mirna

"Iya bu, nanti Amel makan. Oh iya, bentar Amel mau chat temen Amel dulu." Katanya lalu mengambil benda pipih didalam tasnya.

"Hati hati, ibu ke belakang dulu ya." Mirna berjalan kearah dapur setelah mendapatkan anggukan dari Caramel.

Caramel Elfarie Atashia: kak

Caramel Elfarie Atashia: enggak jadi bareng?

Alexi Blaze Ishikawa: gue diluar dr jam set6.

read .

Caramel membulatkan matanya, gadis itu melirik kearah gorden dan benar terlihat seorang lelaki sedang duduk di bangku terasnya.

Punggung Ale yang tegap membelakangi kaca rumah itu. Caramel berlari kecil, membuka pintu depan lalu tersenyum kikuk.

"Maaf kak lama, lagian kakak bukan nya masuk atau ketuk sih kan jadi lama nunggu." Kata Caramel sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Ale tidak menjawab apapun, lelaki itu berdiri— jalan kearah motornya lalu menaiki motornya.
Caramel mengerutkan keningnya, maksudnya apasi? diajak ngomong juga.

"Cepetan naik." Kata Ale singkat, Caramel masih terdiam ditempat tidak mengerti.

"Cepetan Caramel, mau naik enggak? udah siang." Lanjutnya, Caramel menyengir kemudian segera berlari menghampiri Ale.

"Pelan pelan, nanti jatuh." Peringat Ale, Caramel tersenyum kemudian naik keatas motor lelaki itu.

Ale menarik lengan Caramel untuk melingkar di pinggang nya.

Mau tau enggak? jantung Caramel mau copot saat itu juga! rasanya aneh, dan-- baper mungkin AHAHA, gadis itu hanya tersenyum tipis dan memalingkan wajahnya, agar Ale tidak bisa melihatnya dari pantulan kaca spion.

Ale melajukan motornya dengan kecepatan sedang, membelah ramainya jalanan di pagi hari ini, sembari menikmati dinginnya angin pagi.

****

Parkiran SMA Taruna Jaya dipenuhi siswa siswi, pandangan mereka tertuju pada motor yang baru saja memasuki area parkiran yaitu Ale dan Caramel.

BERBEDA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang