"Ternyata benar, semesta begitu jahat. Baru kemarin dia kasih kamu buat bahagia bareng aku. Eh sekarang dia rubah sikap kamu. Bukan cuma itu, dia juga jauhin kamu dari aku:)."
-Caramel Elfarie Atashia.mau lebih menghayati? yuu buka Spotify, putar lagu
-Biar waktu hapus sedihku
Brisia Jodie.⏮️⏸️⏭️
"Mel, lo kenapa?" tanya Aprista yang melihat Caramel meneteskan air mata. Caramel dengan cepat menghapus kasar air mata yang membasahi pipi manisnya lalu tersenyum.
"Enggak apa apa kok. Itu kelilipan aja." Jawabnya sembari tersenyum. Tersenyum tipis untuk menutupi sebagian luka yang menyelimuti hatinya hari ini.
"Enggak. Enggak mungkin lo gapapa. Lo pasti lagi gak baik baik aja." Aprista menggeleng menolak ucapan Caramel yang di angguki oleh Andin dan Alvina.
"Gapapa kok, seriusan deh."
"Lo bohong Mel. Cerita sama kita kalau ada masalah."
"Iya, nanti gue cerita. Tapi enggak sekarang. Gue butuh waktu sendiri buat selesain semuanya." Andin mengangguk, ia mengusap punggung Caramel berusaha menenangkan gadis itu.
"Janji bakalan cerita?"
"Iya, gue janji." Caramel tersenyum tipis, ia menatap satu persatu sahabatnya secara bergantian.
****
"Hai Caramel." Caramel mendongak. Ia menghela nafas berat kala melihat siapa yang memanggilnya.
"Mau ngapain lagi sih, Sa?" tanya Caramel halus. Alyssa tersenyum miring. Gadis itu sedikit membungkukkan tubuhnya agar sejajar dengan Caramel.
"Gue lihat lihat, tadi lo enggak bareng kak Ale. Berantem lo?"
"Apa urusannya sama lo?"
"Kasihan banget ya Mel, jadi lo. Udah dibikin terbang, diperlukan layaknya orang paling beruntung. Eh sehari kemudian diabaikan layaknya sampah. Ups," tidak ada tatapan kehangatan yang Caramel lihat dari mata Alyssa. Gadis itu selalu saja menatap Caramel dengan penuh kebencian.
Caramel menarik nafas panjang, dadanya terasa berdenyut nyeri mendengar ucapan yang keluar dari mulut Alyssa.
Tanpa basa basi Caramel bangkit dari duduknya. Gadis itu melengos pergi meninggalkan Alyssa yang membuat Alyssa membulatkan matanya sempurna. Ia menghentakkan kakinya kelantai kelas.
"Songong banget sih jadi manusia! gue lagi ngomong sama lo, bodoh!" ketusnya lalu pergi meninggalkan kelas.
Caramel berjalan di koridor sekolah. Tujuannya saat ini adalah mencari keberadaan Ale, kekasihnya. Ia ingin meluruskan masalahnya saat ini juga.
Langkahnya terhenti saat manik matanya menangkap seorang lelaki yang sedang duduk dibawah pohon. Dengan cepat Caramel menghampiri lelaki itu.
"El, liat Ale enggak?" tanya Caramel seraya duduk disebelah Rafael.
"Ngapain lo masih nyariin dia? kurang cukup perlakuan kasar dia tadi pagi?" tanya nya tegas. Mata tajamnya masih menatap Caramel dingin.
"E-enggak gitu El. Gue mau tau salah gue dimana. Dia ngejauh dari gue tanpa gue tau salah gue dimana," ucapnya parau. Pandangannya menunduk. Mata lentik gadis itu menatap rumput yang senantiasa ia injak.
"Terus? setelah lo temuin dia. Lo ngemis ngemis minta maaf sama dia? ngemis ngemis minta maaf, yang jelas jelas lo sendiri enggak salah? lo itu cinta atau bodoh, Caramel."
KAMU SEDANG MEMBACA
BERBEDA [REVISI]
Random"Terhalang restu orang tua memang sulit, tapi terhalang restu Tuhan jauh lebih sakit." -arra "Katanya jodoh ditangan Tuhan? eum.. Tuhan-mu, atau Tuhan-ku?" Cinta beda agama? hal yang sangat sulit untuk dijalani bukan? begitu juga dengan Caramel dan...