#1 Awal abad ke-20⏳

2K 122 3
                                    


***

"Sukma cepat berbenah diri kakak dan adik adikmu sudah menunggu" ucap Kanjeng Ratu Sartinah pada seorang gadis cantik nan ayu.

"Nggih.." ucap gadis itu sambil merapikan sanggul nya

Gadis itu adalah Sukma, lebih tepatnya Raden Ajeng Sukmawati putri ke lima Kanjeng Gusti Soedjono Diningrat dengan seorang gudik yang kini telah tiada.

Sukma adalah gadis paling patuh dan paling bertalenta daripada saudara perempuan nya yang lain, ia pandai memasak, membatik juga bertutur kata baik, iya sangat menjaga sopan santunnya sebagai seorang wanita, para perempuan di keluarga itu semuanya bisa menulis dan membaca aksara Jawa, namun tidak bersekolah dan belajar huruf abjad.

Berbeda dengan anak laki-laki di keluarga itu, karena keluarga ini termasuk elite pribumi atau kaum kaum ningrat maka anak laki-lakinya boleh bersekolah di HBS sekolah orang-orang Belanda, Eropa, Tionghoa dan elit pribumi.

Disini Sukma tinggal di rumah utama atau rumah depan, sedangkan para gudik tinggal di rumah belakang bersama pelayan seperti ibunya dulu.

Di rumah ini ia tinggal bersama ayahnya, Kanjeng ratu dan tiga saudara perempuannya yang belum menikah yaitu Raden Ajeng sukminah kakak ke-4, Raden Ajeng Karwiti adik ke-6 dan adik ke-7 nya Raden Ajeng Mardiah, serta kakak ke-2 kanjeng pangeran Soedjaka yang Baru saja menyelesaikan pendidikannya di Belanda dan kakak ke-3 Raden Mas Soedarma. Anak pertama keluarga ini telah menikah dan tinggal bersama keluarga suaminya.

***

Seluruh anggota keluarga sudah berkumpul di ruang utama untuk menyambut kepulangan Kanjeng pangeran (putra mahkota) yang merupakan anak kedua dari Kanjeng Gusti dan Kanjeng ratu.

Dengan rambut disanggul dan kebaya berwarna merah muda, Sukma menghampiri kakak perempuan dan dua adik perempuannya.

"Kamu itu Sukma kenapa lama sekali" ucap Sukminah Kakak perempuan Sukma
"Nuwun Sewu Mba" ucap Sukma sembari menundukkan kepalanya

Tak lama kemudian kereta kuda yang membawa Soedjaka tiba di kediaman, semua orang di rumah ini menyambut kepulangan Soedjaka dari Belanda dengan bersuka cita, namun ditengah perbincangan keluarga tiba-tiba Sukma ingin menyampaikan hal penting.

"Romo, Kanjeng Ratu, Kanjeng Adipati, Raden Mas, ada hal yang ingin Saya sampaikan" ucap Sukma menunduk sambil duduk dilantai dengan lutut yang ditekuk
"Mumpung semuanya ada disini saya ingin menyampaikan isi hati saya selama ini, sebenarnya saya telah jatuh hati dengan seorang pemuda namun bukan dari kaum elite pribumi, jika Romo dan Kanjeng Ratu merestui, Saya akan menyuruhnya datang kesini untuk melamar" tuturnya dengan kepala terus menunduk

Semua orang keheranan dengan pernyataan Sukma, karena semua Raden Ajeng tidak dapat keluar dari rumah karena harus melewati pingitan sampai ada yang melamar jadi mustahil untuk bisa berkomunikasi dengan dunia luar.

"Bagaimana mungkin kamu jatuh hati pada seorang pemuda bahkan kamu saja tidak pernah keluar rumah" ucap Kanjeng Ratu
"Memangnya siapa pemuda itu?" Ucap Kanjeng Gusti Soedjono Diningrat
"Dia adalah Soemarno anak dari petani yang sering mengantarkan persediaan pangan ke rumah kita" tutur Sukma, dan Sukma pun menceritakan semuanya.

"Jadi.....

**Flash back on**
Saat itu saya sedang memasak hidangan di dapur dan ternyata persediaan cabai habis, kebetulan sekali pengantar bahan pangan yang biasanya datang tiga hari sekali sudah tiba. Saya bergegas menuju keluar hendak mengambil bungkusan berisi cabai namun saya menyerempet pemuda yang sedang membawa karung berisi beras untuk di taruh di dapur, karena pisau yang berada di genggaman tangan saya lengan pemuda itu terluka. Aku membawanya duduk untuk mengobati lukanya sementara yang lain mengerjakan tugasnya masing-masing.

"Maaf ya, saya tidak sengaja, sekarang lukanya sudah dibalut, apakah masih sakit?" Tanya saya pada pemuda itu
"Ora, tidak apa-apa, Terimakasih Raden Ajeng Sukmawati" ucap Soemarno
"Yo wes, panggil saya Sukma saja" ucapku
"Saya seperti baru melihat kamu menghantar bahan pangan kesini" tanya saya
"Iya benar, saya Soemarno anak dari petani yang sering mengantarkan persediaan bahan pangan kesini, sekarang saya yang membantu ayah saya mengantarnya" jelas sumarno

Itulah awal perjumpaan Kami, sejak saat itu setiap dia datang kemari aku selalu menanyakan keadaan luka yang ada di tangannya, saya jadi sering mengobrol dengannya, dia sering menanyakan keadaanku di rumah ini dan bagaimana rasanya menjadi Raden Ajeng, begitu pula saya yang menanyakan kehidupannya diluar sana, oleh sebab itu saya mengetahui sedikit tentang dunia luar walaupun saya tidak pernah keluar rumah, saya tahu rasanya jadi rakyat kecil yang mendetita, saya tahu diluar sana masih banyak yang tidak bisa makan dengan enak.

Setelah nya saya pun semakin akrab dengan Soemarno, saya juga sering memasak untuknya dia juga sering memberi saya hadiah seperti sisir kayu yang dia ukir sendiri, Kamipun semakin sangat deket.
**Flashback off**

Sampai akhirnya dia menyatakan isi hatinya pada saya dan begitu juga dengan saya, oleh sebab itu hari ini saya berani menyampaikan ini" tutur sukma menceritakan semuanya

"Selama ini kamu adalah anak paling penurut sukma, kenapa seperti ini" ucap Raden Gusti
"Sinah, Tiem bawa Sukmawati ke kamarnya, kanto tutup jendelanya dengan papan" teriak Kanjeng Ratu
"Romo...." Teriak tangis Sukma yang sedang di tarik paksa menuju kamarnya
Sambil mengantar Sukma Kanjeng Ratu terus mengoceh
"Kamu ini anak penurut sukma, jadi jangan berbuat yang aneh aneh, saya akan mengunci kamu sampai kamu sadar kesalahan kamu apa, lebih baik kamu tunggu saja sampai ada Bupati atau anaknya yang datang melamar kamu" ucap Kanjeng ratu sambil mengunci pintu kamar Sukma
"Kanjeng ampuni saya namun untuk hal ini saya tidak dapat menuruti Kanjeng ratu" ucap Sukma

***

Setiap hari Kanjeng ratu selalu datang untuk mengantarkan makanan dan menanyakan apakan kamu sudah sadar akan kesalahan kamu, tapi Sukma selalu mengatakan itu bukanlah suatu kesalahan dan dia tidak perlu minta maaf.

Hari ini adalah hari ke-8 sukma di kurung dalam kamarnya. Namun tiba-tiba ada yang membuka papan yang menghalangi jendelanya dan sinar matahari pun masuk, dari luar nampak seorang pemuda, ya itu adalah Soemarno.

Soemarno hendak menyelamatkan Sukma dan membawa Sukma kabur, namun saat sudah berada beberapa langkah di luar gerbang tiba tiba ada seseorang yang melihat mereka

"Kanjeng Ratu... Sukma kaburrr!!!"

***

Halo..!!
Jangan lupa beri vote
Yuk Baca terus kelanjutannya

Raden AjengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang