***
Gadis itu Sedang duduk di depan cermin, melentikkan bulu mata menggunakan maskara, terlihat sekali sosok gadis cantik yang periang. Gadis yang sering dipanggil Fania ini sedang bersiap pergi bertemu penerbit untuk tanda tangan kontrak penerbitan tulisannya yang berjudul "KERUH"Fania memang suka mengarang cerita, fantasinya luar biasa, oleh sebab itu ia bisa membukukan tulisannya menjadi novel, ini akan menjadi buku pertama yang ia terbitkan.
Fania memang pandai mengarang cerita, namun sangat bertolak belakang dengan kepandaiannya di bidang Akademik, ia adalah peringkat lima dari bawah di kelas. Tapi untungnya Fania tidak pernah tinggal kelas, fania sesungguhnya anak yang cerdas hanya saja kecerdasannya ia gunakan hanya untuk hal-hal yang ia sukai seperti mengarang cerita (menulis).
Disekolah Fania juga sering melanggar peraturan, seperti datang terlambat, lupa membawa buku pelajaran dan lain sebagainya, karena Fania adalah gadis yang menyukai kebebasan dimana dia bisa mengekspresikan dirinya. Namun semua pelanggaran yang dilakukan Fania di sekolah masih bisa di toleransi.
***
"Terimakasih atas kerjasamanya, masalah Revisi, Cover dan perkembangannya akan di informasikan lebih lanjut lewat email," ucap seorang wanita yang duduk di hadapannya, sambil berjabat tangan Fania membalas, "Terimakasih kembali."
Fania sangat Bahagia sekali, bisa dilihat dari wajahnya yang terus dihiasi senyuman. Setelah menandatangani kontrak dengan penerbit ternyata Fania pergi ke salah satu resto favoritnya bersama teman-temannya untuk merayakan novelnya yang akan terbit.
Fania memiliki empat teman yang sama bobroknya seperti dia, yang pertama ada Siska gadis dengan rambut sebahu ini sangat pandai berakting apalagi kalau belum mengerjakan tugas, tipu dayanya sangat manjur untuk mengelabui guru dan dia adalah partner Fania saat datang terlambat, ada satu lagi Patnernya saat datang terlambat Yaitu Nino si pria humiris, saking humorisnya dia, kadang orang tak bisa membedakan saat dia bicara serius atau bercanda, lalu ada Bryan si cowo super cool bisa di akui wajahnya memang tampan, namun dia seorang playboy kelas kakap, terakhir ada Anissa gadis berusia tujuh belas tahun yang sepertinya lebih Baik daripada mereka dan selalu menaati peraturan.
"Sekarang saatnya kita makan! Biar gue yang traktir kalian makan hari ini," serunya sambil mengangkat pisau dan garpu dengan penuh semangat. "Wih... Novel nya belum terbit aja udah di traktir, gimana kalau udah terbit dibeliin apa nii kita," gurau Nino. "Udah udah diem mendingan makan aja deh" ujar Anissa sambil terus mengunyah makanan.
"Oh iyaa, kalian pada ikut gak acara mendaki gunung yang diadain OSIS?" tanya Siska. Sambil mengangguk Fania menjawab, "ikut dong! eh kapan si acaranya?". Fania sangat excited untuk ikut tapi ia juga tidak cukup tahu banyak informasi, "katanya sih pekan depan, gue juga kurang tau, coba tanya anak pencinta alam atau anak OSIS," jawab Annisa.
"Kayanya yang ikut gak banyak deh, soalnya banyak yang gak dapet izin orang tua, katanya sih baru sekitar dua puluh orang yang daftar, gue tau soalnya baru aja daftar kemarin ke saka" ujar Nino, yang kemudian di sabung oleh Bryan "nah iya tanya si saka aja, dia kan ketua OSIS".
Perbincangan mengiringi mereka selagi makan, setelah semua piring yang berada di meja makan kosong, merekapun kembali ke rumah masing-masing, namun sebelum kembali Fania pergi ke sebuah toko buku untuk membeli buku komik part II, buku ini hanya ada 10 cetakan jadi Fania sangat excited dan harus segera membelinya.
Akhirnya buku komik favoritnya sudah ada di genggamannya itupun stok terakhir, Fania langsung bergegas pulang dan sesampainya di rumah sudah ada ibunya yang berdiri di depan pintu, sepertinya menunggu kepulangan Fania.
"Halo ma... Fania pulang.." ucap Fania sambil mencium tangan ibunya. "Fania.. wajah kamu berseri seri, kayanya lagi bahagia banget, ada apa?" Tanya Anna ibu Fania. "Fania emang lagi bahagia banget hari ini ma," jawab Fania sambil tersenyum lebar. Anna menyadari anaknya membawa sesuatu dan bertanya, "kamu bawa apa itu, novel ya? Atau komik?" Namun Fania malah melangkah masuk sambil berkata "ini bukan apa-apa kok mah cuma kamus, kamus bahasa Jepang..!" Fania langsung lari menuju kamar karena tahu pasti ibunya tak percaya apa yang dia katakan. "Fania kamu bohong ya!!! Kamu udah punya banyak komik & novel buat apa beli lagi!!!" Teriak Anna pada fania yang sudah berlari menuju kamar.
Anna adalah ibu Fania yang tidak pernah suka melihat putrinya membaca komik atau novel, karena menurutnya tak ada yang bisa dipelajari dari buku buku itu, jadi tak ada untungnya membaca buku seperti itu, terlebih lagi nilai Fania yang berada di bawah rata-rata dan Fania yang sering terlambat datang ke sekolah membuatnya selalu menyalahkan komik dan novel novel itu, tetapi Anna adalah seorang ibu yang baik, dia memenuhi segala kebutuhan Fania dan dia juga sangat perhatian pada fania.
***
Halo....!!!
Jangan lupa vote ya
Baca terus kelanjutannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Raden Ajeng
Ficțiune istoricăGara-gara mengalami perpindahan waktu ke awal abad 20 atau masa dimana Indonesia masih dalam naungan Belanda, Fania seorang gadis yang tidak sengaja mengalami perpindahan waktu ke awal abad 20 merasa kebingungan karena semua orang di sana memangilny...