#18 Awal abad ke-20

376 49 3
                                    

***

"Gue pergi sekarang" ucap Fania dengan wajah datar di pintu gerbang belakang rumah, sepertinya ia masih kesal dengan Darma.

"Ini..." Ujar soedarma sambil memberikan secarik kertas, "peta ini akan membawamu ke sebuah rumah dengan bunga matahari di pekarangan nya, ikuti saja petunjuknya saya akan menyusul" sambung darma, Fania hanya mengangguk sambil menatapnya dan pergi.

"Akhirnya gue bisa pergi juga dari rumah itu, sekarang gue gak harus jadi Sukma lagi" imbuh Fania senang.

Fania berjalan kaki mengikuti peta yang diberikan oleh darma. Sudah cukup jauh ia menempuh perjalanan, tapi ia belum juga sampai di tempat yang darma maksud.

Disepanjang perjalanan fania selalu mendapat tatapan aneh dari setiap orang yang berpapasan dengannya, mungkin itu karena pakaian Fania yang aneh berbeda dengan pakaian wanita pada zaman itu. Namun ia tidak lagi menghiraukan hal itu.

Ditengah perjalanan Fania menyadari satu hal, "kenapa gue percaya sama darma? Kalau dia bohong lagi gimana?" Gumam Fania, akhirnya ia memutuskan untuk pergi ketempat yang bahkan darma tidak tahu, ia membuang peta itu begitu saja.

Walaupun Fania tidak tahu hendak pergi kemana tapi dia senang karena bisa bebas menentukan pilihan hidupnya. Namun kini hari sudah mulai petang, fanaia harus segera mencari tempat untuk beristirahat karena dia juga perlu makan dan tidur.

Tak berselang lama ada seorang wanita yang memperhatikannya dari kejauhan dan menghampiri nya.

"Mengapa seorang gadis berjalan sendirian?" Tanya wanita itu.

"Ah.. iya, saya baru saja pindah ke tempat ini jadi saya belum kenal siapa pun" jawab Fania tersenyum.

"Sepertinya kamu datang dari tempat yang cukup jauh ya, saya tidak pernah melihat pakaian yang kamu kenakan" ucap wanita itu, Fania hanya tersenyum dan mengangguk karena dia juga tidak tahu harus berbuat apa.

Wanita itu melihat Fania menggendong tas yang begitu besar dipundaknya dan bertanya "tas yang kamu bawa itu cukup besar, apakah kamu juga belum menemukan tempat tinggal?", lagi-lagi Fania hanya tersenyum dan mengangguk.

Sepertinya wanita itu baik, karena ia menawarkan tempat beristirahat untuk Fania saat tahu bahwa Fania belum memiliki tempat tinggal. Faniaa yang membutuhkan tempat beristirahat menerima tawaran itu, lagi pula ia juga tidak tahu harus kemana.

Saat tiba di rumah wanita itu Fania melihat keseluruhan sudut, rumah itu cukup besar dan memiliki banyak kamar, ia langsung diantar ke sebuah kamar di rumah itu.

"Kamu bisa pakai kamar ini untuk beristirahat"

"Terima kasih banyak, saya gak akan lupa ke kebaikan nyai sampai kapan pun" ucap Fania tersenyum bahagia.

"Kamu juga bisa pakai pakaian yang ada di lemari itu, baiklah kamu pasti lapar saya akan ambilkan makan" ujar wanita itu

"Okey sekali lagi terima kasih"

Fania membuka lemari itu dan melihat banyak kebaya indah didalamnya, Fania mengenakan salah satu dari kebaya-kebaya itu.

Fania menatap dirinya di cermin, ia terlihat sangat cantik mengenakan pakaian itu, namun ia jadi ingat kembali pada saat ia pertama kali mengenakan kebaya dan harus berlaga menjadi Sukma.

"Sekarang gue pakai kebaya lagi huft... Tapi kali ini bukan sebagai Sukma tapi Fania, the one and only" ucap nya pada diri sendiri sambil menatap dirinya di cermin.

Wanita itu sudah menghantarkan makanan kekamar Fania. Makanan terlihat sangat menarik dan lezat. Namun Fania bertanya-tanya kenapa wanita sangat baik.

Ia terus menatap makanan itu karena ia enggan untuk memakannya, ia memang sangat lapar, namun ia tersadar tidak ada satu hal pun yang gratis dan tidak ada seseorang di dunia ini yang berbuat baik tanpa maksud lain.

Ia mulai merasa gelisah, dia pun berniat untuk pergi dari tempat itu. Namun Fania sangat terkejut saat ia membuka pintu karena wanita itu sudah berdiri tegap di hadapannya.

"Saya baru saja akan mengantarkan buah ini, kamu mau kemana?" Tanya wanita itu dengan keranjang buah di tangannya.

"Ah iya saya hanya ingin pergi keluar mencari udara segar"

"Dengan tas sebesar itu?" Tanyanya lagi.

Fania lupa kalau iya menggendong tas besar itu di pundaknya, ia pun tak bisa berbuat apa-apa, ia hanya diam tersenyum dengan hati yang mulai ketar-ketir dan perlahan menjawab.

"Ini tidak seperti yang kamu pikirkan" ucap Fania gugup, "sebenarnya saya baru ingat kalau ternyata saya punya teman di dekat sini dan sepertinya saya akan menginap di sana malam ini" terus Fania dengan alasan palsu.

"Jangan bilang kamu mau kabur!!" Ujar wanita itu dengan nada yang sedit tinggi, "kamu hanya perlu masuk dan duduk manis saja didalam, dan ingat tidak ada yang bisa didapatkan dengan cuma-cuma di dunia ini" sambungnya sambil berbisik.

Mata Fania melotot setelah mendengar ucapan wanita itu, sepertinya ia telah memilih jalan yang salah dengan datang ke tempat itu, Fania masih terdiam dan menatap wanita itu dengan gemetar, tak lama kemudian ia melihat seorang wanita dan pria masuk ke kamar di sebelahnya, ia masih bingung sebenarnya tempat apa rumah ini.

Lalu seorang pria datang menemui wanita itu tepat dihadapan Fania, sepertinya mereka saling memberi isyarat satu sama lain yang Fania tidak faham apa artinya, Fania mulai merasa takut dan semakin gelisah.

Pria itu tiba-tiba menggenggam tangan Fania tanpa izin, menariknya masuk kedalam kamar, namun Fania melawan memberontak,.

"Apa yang mau kamu lakukan?!! Lepaskan" teriak Fania

"LEPASKAN" Bentak seorang pria yang tiba-tiba datang dan dengan sigap menggenggam tangan Fania.

-
-
-

Heyyy...
Tunggu next partnyaa..!!
Jangan lupa kasih vote di setiap cerita
Happy reading 📖

-
-

Raden AjengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang