#16 Awal abad ke-20

350 55 5
                                    

***

"Apa!!!" Raut wajah fania langsung berubah menjadi kaget, heran dan marah.

"Kenapa Lo gak bilang dari kemaren?? Lo sengaja mau bikin gue menderita atau apa??" Bentak Fania

"Fania saya bisa jelaskan" ucap Darma.

•flashback on•

Saat itu adalah hari dimana Fania tahu bahwa dia akan dinikahkan, saat Fania meninggalkan darma diruangan itu Darma hanya duduk terdiam dan tidak lama kemudian ia pergi keluar untuk mencari udara segar.

Namun saat ia melewati keramaian, ia tidak sengaja menabrak seorang wanita yang sedang berjalan membawa keranjang berisi umbi-umbian, dan seluruh isinya jatuh berhamburan di tanah.

Pakaian wanita itu lusuh ia juga menggunakan caping dikepalanya (tudung kepala berbentuk kerucut dari anyaman bambu). Wanita itu jelas terlihat memang bukan dari kalangan bangsawan, tapi Darma tak sungkan untuk membantunya.

"Maaf saya tidak sengaja, mari saya bantu" ucap darma sambil mengambil umbi-umbian yang jatuh itu, Saat ia hendak memasukkannya kedalam keranjang itu dia terperangah melihat wajah wanita itu.

"Sukma" ucap Darma pada wanita itu yang memang benar sukma.

Sukma langsung menundukkan kepalanya, ia juga baru menyadari pria yang mengenalinya itu adalah Kakaknya, "Maaf tuan mungkin salah orang" tepis Sukma sambil terus menunduk dan beranjak pergi, namun Darma menahan tangan nya dan berkata "saya tidak mungkin salah mengenalmu Sukma adikku".

Sukma berbalik badan dan menampakkan wajahnya menatap darma. "Ikut saya" ucap sukma sambil menarik tangan Darma pergi dari tempat itu.

Mereka tiba di sebuah rumah kecil bahkan mirip dengan gubuk tua. Sukma mempersilahkan Darma duduk.

"Ini rumah kami, Soemarno sedang tidak berada di rumah, dia bekerja untuk memenuhi kebutuhan kami" ujar Sukma.

"Apakah kamu baik-baik saja disini?" tanya darma menatap Sukma, mata sukma berbinang dan tersenyum.

"Tentu" jawabnya dengan suara halus itu, "Saya memang hidup kekurangan disini tidak seperti saat menjadi Raden Ajeng, tapi saya senang bisa hidup bersama seorang pria yang saya cintai, walaupun terkadang memang saya merindukan rumah dan kalian semua" terusnya dengan tatapan kosong.

Darma menatap ke sekeliling rumah itu, lalu ia menceritakan tentang semua yang terjadi belakangan ini, mulai dari Sukminah yang telah meninggalkan rumah karena menikah, dan tentang Fania yang terpaksa harus menjalani hidup sebagai Sukma.

"Apa!! Ada orang yang mirip dengan ku? Dan sampai saat ini semua orang belum menyadari bahwa itu bukan aku?" Tanya Sukma keheranan.

"Ya belum, hanya Karwiti dan Mardiah yang tau" jawab darma, "Dan sekarang Dia juga harus menggantikan posisi kamu untuk menikah dengan seorang yang bahkan tidak ia kenal" sambung Darma.

Mereka berdua terdiam tempat itu hening sejenak dan tak lama Darma kembali berbicara, "kapan kamu akan pulang? Dan sampai kapan Fania Harus menggantikan posisi kamu?" Ucapnya sambil menatap sukma.

Sukma terdiam sejenak dan berkata, "saya tidak tahu akan kembali ke rumah itu atau tidak" jawab Sukma masih dengan tatapan kosongnya lalu ia menatap mata Darma, "yang pasti saya tidak akan pulang dan menikah dengan pria itu, saya tidak mau..., kumohon mas" ucap Sukma sambil meneteskan air mata.

"Saya juga tidak ingin kamu menikah dengan lelaki itu, tapi saya juga tidak ingin hal yang sama dirasakan oleh Fania" gumam darma menatap Sukma yang menangis.

Sukma mengusap air matanya dan dengan suara pelan iya memberi tahu darma bahwa ia bukan lagi seorang Raden Ajeng, "Saya sudah menikah dengan Soedarma, saya bukanlah seorang Raden Ajeng"

•flashback off•

Fania marah Namun juga meneteskan air mata sederas derasnya.

"Dimana Sukma sekarang?!! Dimana!!!!" Teriak Fania, "Sukma gila ya, jahat banget dia limpahin apa yang seharusnya jadi penderitaan dia ke gue, Dasar wanita jalang!!" Sambung Fania kesal.

"Fania saya Minta maaf, tapi saya juga tidak mau sukma pulang" ucap darma sambil menggenggam kedua tangan Fania yang sedang menangis.

"Maaf Lo bilang!!!" Teriak Fania sambil menepis genggam Darma dari tangannya,
"Gak pantes Lo minta maaf, disaat hidup seseorang lagi dipertaruhkan seperti ini" terusnya dengan nada tinggi.

"Saya juga gak bisa melihat Sukma menikah dengan pria itu!!!" Teriak Darma di hadapan Fania sambil membuang muka, Fania masih terdiam kaget.

"Ouh terus Lo bisa ngeliat gue diposisi itu? hm?" Fania mendorong pundak Darma, "EGOIS" teriak Fania yang langsung berlari meninggalkan Darma.

Dia pergi mengurung dirinya di kamar sendirian, ia merasa kacau saat ini, ia kecewa pada orang yang ia percaya namun kini telah mengkhianatinya, baru saja ia merasa tak sendirian, baru saja ia merasa ada seseorang disampingnya yang dapat ia percaya namun hal itu pupus semua kini, setelah hal yang dilakukan oleh Darma.

Ditempat lain Darma juga sedang merenungkan kembali atas apa yang ia lakukan, apakah salah membiarkan Sukma hidup dengan pilihannya? Atau kesalahannya tak bisa menyelamatkan Fania dari perjodohan itu?.

"Apa yang harus saya lakukan!!!" Teriak Darma sambil memukul tembok kamarnya, namun tiba-tiba seseorang mengetuk daun pintu kamarnya.

Tok...tok...tok...tok..

***

~Coba kasih 1 kata buat Darma~

Tunggu kelanjutannya ya...
Selamat membaca

-
-
-

Raden AjengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang