***
"Sukma.. apa kamu sudah tidur?" teriak Sukminah dari luar kamar.
Sontak Fania pun kaget dan langsung mematikan handphonenya, namun saat ia hendak membukakan pintu untuk sukmina tangan di tahan oleh Karwiti. "Jangan dibuka nanti Mba Sukminah akan memarahi kami" bisik Mardiah pada Fania.
Mereka pun langsung mengambil posisi tidur, dan saat Sukminah membuka pintu
"Ah ternyata saya hanya salah dengar, tapi mengapa mereka tidur di sini?" Gumam nya dan langsung pergi meninggalkan mereka.
Setelah Sukminah pergi mereka kembali duduk dan sedikit berbincang, karena pada dasarnya Karwiti dan Mardiah masih belum sepenuhnya percaya pada apa yang dikatakan Fania.
"Kalo mba bukan Sukma kenapa mba ada di sini?" Tanya Mardiah pada Fania. "Gue juga gak tau" jawab Fania lesu.
"GUE?? Gue itu apa?" Tanya Karwiti dengan polosnya.
"Gue itu artinya saya" jawab Fania"Kayanya gue itu datang dari masa depan, disana udah banyak teknologi canggih, kaya handphone ini" ujar Fania sambil menunjukan handphonenya.
"Wah kayaknya hidup disana menyenangkan ya" ucap Mardiah
"Apa disana Mba harus tetap tinggal di rumah atau dipingit seperti kami, sebelum menikah dan menjadi Raden ayu?" Tanya Karwiti. Fania menggelengkan kepalanya,
"Tidak, disana kami bebas kemanapun, apakah kalian bersekolah disini?" Tanya Fania."Kami belajar, tapi hanya belajar aksara Jawa tidak belajar bahasa asing, kami tidak Bersekolah di HBS seperti Raden mas" ujar Karwiti
"Tapi kami pernah diberitahu Raden mas, seperti I, You, Sorry" sambung Mardiah."Di tempatku tinggal, wanita dan pria semuanya bisa bersekolah, bahkan banyak orang-orang seusiaku yang pandai berbahasa asing" ujar Fania.
"Tapi saya jadi teringat Randen Ajeng Sukmawati, wajahnya mirip sekali dengan mba, dimana ya dia sekarang" ucap Karwiti sambil menghela nafas.
"Gue juga gak tau Sukma yang asli itu dimana, tapi kalian jangan sedih nanti kita cari bareng bareng, oke?" Ucap Fania sambil tersenyum kepada mereka, mereka hanya mengangguk.
"Oh ya gue mau nanya Sukma itu anak ke-berapa?" Tanya Fania.
"Mba Sukma itu anak ke-5 saya anak ke-7 dan mba Karwiti ini anak ke-6, anak pertama keluarga ini adalah perempuan dan dia sudah menikah jadi sudah tidak tinggal bersama kami, Kakak ke-2 namanya Kanjeng pangeran Soedjaka, dan kakak ke-3 bernama Raden Mas Soedarma, kalau yang barusan mengetuk pintu itu Raden Ajeng Sukminah anak ke-4" jelas Mardiah panjang lebar."Oh banyak juga ya, kaya ayam yang beranak hahaha" ucap Fania sambil tertawa terbahak-bahak, namun ia langsung terdiam karena tatapan tajam Mardiah dan Karwiti.
"Oh.. Maaf, gak bermaksud menghina atau apa" ucap Fania cemas.
"Ga apa-apa bukan seperti itu maksud kami mba, tapi sebagai Raden Ajeng sangat tidak pantas untuk tertawa terbahak-bahak seperti itu, kami harus jaga sikap dan tetap lemah lembut" ujar Karwiti.
"Gue gak terbiasa jadi Raden ajeng, oh berarti disini semua orang nganggep gue sebagai Sukma anak ke-5, jadi ibu gue disini melahirkan 7 anak?" Tanya Fania
"Tidak, ibu Mba Sukma itu melahirkan tiga orang anak Mba sukma, saya, dan Raden Mas Soedarma." Jelas Mardiah
"Kalau anak pertama, kedua, ke empat, dan saya adalah anak dari Kanjeng Ratu" tutur Karwiti."Jadi Kanjeng ratu bukan ibu gue? Maksudnya bukan ibu Sukma?" Tanyaku heran dan mereka hanya menjawab 'ya'.
"Oh ya hampir lupa masih ada adik laki-laki ke-8, adik perempuan ke-9 dan yang ke-10 laki-laki" ucap Karwiti
"Ha..!" Mulut fania terbuka lebar "tapi gue belum liat mereka hari ini" lanjut Fania
"Usia mereka masih sangat kecil yang ke-8 baru berusia 4 tahun sedangkan yang ke-9 hanya berbeda lima belas bulan dari kakanya dan yang terakhir baru saja lahir," ucap Mardiah
"Oleh karena itu, Mba tidak melihat mereka karena Mereka masih tinggal di rumah belakang bersama ibunya karena masih cukup kecil" sambung Karwiti"Ibunya berbeda dengan kita?" Tanya fania
"Iya, mereka adalah anak Romo dengan gudik barunya yang masih muda dan cantik usianya bahkan hampir sama dengan kakak pertama." Jelas Mardiah"Oh baiklah, gue ngerti sekarang. Oh ya gue mau minta tolong ya sama Kalian, tolong rahasiakan dulu identitas gue untuk sementara ini, karena mereka juga gak akan percaya atas apa yang sebenarnya terjadi." Ucap Fania pada mereka
"Iya Mba, yaudah kita tidur sekarang aja yuk" ucap Karwiti sambil menarik tangan Mardiah hendak kembali ke kamar mereka, namun Fania menahan tangan mereka berdua,
"Kalian bisa temenin gue tidur disini gak?" Tanya Fania yang langsung menarik mereka ke tempat tidur.Sementara itu di tempat lain ada Soedarma kakak ke-3 Sukma yang sedang merenungkan keadaan Sukma.
"Kenapa sikap Sukma berbeda sekali ya" gumam Darma yang sangat mengkhawatirkan Sukma, mereka sangat akrab karena lahir dari rahim ibu yang sama, terlebih lagi usia mereka yang hampir sama, hanya terpaut satu tahun."Kenapa hatinya tiba-tiba melunak dan meminta maaf, bukankah belakangan ini dia bersikeras mempertahankan hubungan mereka, terlebih lagi Sukma adalah gadis yang selalu teguh akan pendiriannya, apakah Sukma sedang tidak baik-baik saja?" Gumam Darma dengan pikiran pikiran itu yang terus menghantuinya.
"Apa, jangan-jangan...."
***
Jangan lupa beri vote ya..
Aku butuh support dari kalian💪
Baca terus kelanjutannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Raden Ajeng
Historical FictionGara-gara mengalami perpindahan waktu ke awal abad 20 atau masa dimana Indonesia masih dalam naungan Belanda, Fania seorang gadis yang tidak sengaja mengalami perpindahan waktu ke awal abad 20 merasa kebingungan karena semua orang di sana memangilny...