#15 Awal abad ke-20⏳

348 49 1
                                    

***

"Menikah!!!" Ucap Fania dengan nada sedikit lebih tinggi.

"Kami sudah menemukan calon yang cocok untukmu" ucap kanjeng Gusti.

"Tapi itu gak adil.... Kenapa kalian malah ngatur-ngatur hidup orang" oceh Fania.

"Cukup Sukma!! Kamu tidak boleh melewati batas-batas mu sebagai seorang perempuan" ujar kanjeng ratu. Sambil pergi meninggalkan ruangan itu bersama kanjeng Gusti.

Kini hanya tinggal Sukma, darma dan kanjeng pangeran soedjaka. "Sukma sebaiknya kamu hanya melakukan hal-hal yang sudah seharusnya kamu lakukan" ucap Soedjaka.

"Hal-hal apa yang harus dilakuin?? Hah?? Menikah gitu maksudnya?? Gak boleh gue memilih jalan hidup sesuai apa yang gue mau? Gak bisa?" Oceh Fania terus menerus.

"Itu yang terbaik untuk kamu" ucap Soedjaka dan langsung pergi meninggalkan Fania.

Darma merangkul pundak Fania, mencoba menenangkan Fania, Namun Fania menepisnya.

"Lo juga!!! Kenapa tadi diem aja?"  Bentak Fania sambil menunjuk nunjuk Darma dengan jarinya.

"Kenapa Lo gak bantuin gue, apa Lo sengaja mau gue menderita?, Inget ya.. gue bukan adik Lo Sukma yang bisa seenaknya kalian atur-atur" ucap Fania dengan kecewa dan meninggalkan darma.

Darma masih diam termenung duduk di kursi itu,  "maaf Fania, tapi saya juga tidak mau adik saya merasa sedih sepertimu sekarang" gumam darma dalam hatinya.

Darma tidak ingin Fania menderita karena hal ini tapi ia juga tidak bisa membayangkan jika adiknya yang berada di posisi Fania saat ini. Mungkin lebih baik Fania tetap menjadi Sukma karena darma pun tidak bisa berbuat apa-apa.

***

Matahari sudah terbenam, langit mulai gelap dan Fania masih termenung di depan jendela kamarnya. Darma hanya bisa memandangi Fania dari kejauhan, ia merasa sedih melihat Fania yang terpaksa harus menikah sebagai Sukma.

Lamunan fania pecah saat ia melihat Darma dari kejauhan, Darma pun menyadari Fania melirik ke arahnya dan tidak berselang lama Fania langsung berlari dan keluar dari kamarnya.

"Darma" ucap Fania di hadapan Darma.

"Gue udah pikirin semuanya dan gue minta maaf atas ucapan gue tadi siang" sambungnya.

"Tidak perlu minta maaf, saya faham apa yang kamu rasakan saat itu" jawab Darma.

"Dan satu lagi, gue mau minta tolong please.... Kita harus bawa Sukma kembali kesini secepatnya, kita harus cari Sukma secepatnya. Biar gue gak mesti jadi Sukma dan menikah, karena emang bukan gue yang seharusnya ada di kondisi ini sekarang" tukasnya sambil menatap mata Darma penuh harapan. Namun Darma masih terdiam.

"Saya pasti akan mencari Sukmawati, kamu tenang saja" ujar darma sambil menggenggam tangan Fania.

Fania pun tersenyum, "gue percaya sama Lo, tapi kita gak punya banyak waktu sampai pria itu datang kemari" ucap Fania.

"Gak usah khawatir saya akan membebaskan kamu dari masalah ini, secepatnya" ucap Darma dengan tulusnya, "Saya akan cari sukma sendiri, kamu tidak perlu ikut karena kanjeng ratu mulai mencurigai kita" terusnya.

Fania mengangguk dan tersenyum, tanda setuju akan apa yang dikatakan Darma, "ok i trust you, Lo gak akan ngecewain gue kan?" Tanya Fania memastikan.

"Tentu" jawab Darma, Fania sontak memeluk darma karena bahagia, akhirnya ada orang yang bisa ia percaya untuk membantu dia. Dia merasa tidak sendirian berada di Tempat itu.

***

Satu hari berlalu, Fania selalu menanyakan pada Darma setiap kali darma pulang, "Apakah kamu sudah ketemu sukma?" Namun dia menggelengkan kepalanya.

Dua hari berlalu, Fania selalu menanyakan hal yang sama, namun jawabannya pun tetap saja sama, Darma belum bisa menemukan keberadaan Sukma.

Tiga hari berlalu, esoknya, dan lusanya Fania selalu menghampiri darma dengan pertanyaan yang sama dan jawabannya masih 'tidak'.

Hari ini Fania masih Bertanya, "Apakah masih belum ketemu?" Sambil membawa nampan berisi kudapan. Darma menatap fania dengan penuh kasih, terdiam sejenak dan menjawab "Maaf".

"Gak apa apa, gak usah minta maaf, kalo belum ketemu itu bukan salah Lo, gue yakin Lo udah susah payah nyarinya ya kan?, Mending dimakan dulu nih" ucap Fania sambil tersenyum menyodorkan semangkuk sup buah (kolak pisang).

Darma memakannya suap demi suap, wajah nya masih seperti orang yang bersalah.

"Maafkan saya" ucap Darma yang langsung dipotong Fania, "gak usah gapapa, minta maaf Mulu hehe" tukasnya sambil sedikit tertawa.

"Maaf gue udah bohong, dan tidak bisa mengatakan yang sebenarnya sama kamu" ujar Darma dengan wajah yang serius, Fania pun penasaran dan tidak mengerti dengan apa yang Darma maksud.

"Bohong soal apa?" Tanya Fania penasaran.

"Sebenarnya..." Ucapnya terhenti ragu,

"Sebenarnya saya sudah bertemu dengan Sukma beberapa hari yang lalu, saya sudah tahu keberadaan dia" terus Darma.

"Apa!!!" Raut wajah fania langsung berubah menjadi kaget, heran dan marah.

***

Next part....
Slow update ya guys
Selamat membaca


Raden AjengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang