***
Pagi hari yang cukup Melelahkan bagi semua orang di rumah ini setelah pernikahan Sukminah.
Namun Fania malah berkumpul dengan Darma, witi dan Diah di gudang belakang rumah.
"Ada apa kita di kumpulkan disini?" Ucap Diah.
"Ini penting banget" ucap Fania dengan tatapan serius.
"Jadi cuma kalian bertiga disini yang tau bahwa gue datang dari zaman yang berbeda, dan gue bukan Sukma" sambungnya.
"Lalu" sahut darma
"Kita harus cari Sukma yang Asli"
"Setuju, saya mulai khawatir dengan kondisi mbak Sukma sekarang" ujar Karwiti
"Makanya disini kita harus bekerja sama, Tugas kalian berdua cukup jaga rahasia ini dan pantau situasi rumah, apakah ada yang mencurigai pergerakan kita" titah Fania sambil menatap Karwiti dan Mardiah.
"Dan Darma bertugas mencari kebenaran Sukma, gue bakal bantu" ucap Fania sambil menatap darma.
"Bahkan kamu kini berani memerintah saya?" Bentak Darma.
"Bukan begitu maksudnya.."tepis Fania
"Tanpa perlu di perintahkan saya sudah mencari adik saya, Namun Mana Hasilnya?" Ujar Darma dengan nada yang sedikit tinggi.
"Ada gue..., Gue bakal bantu" tukas Fania sambil menepuk-nepukkan tangannya di dada.
Darma adalah orang pertama yang meninggalkan tempat itu dan kemudian disusul Karwiti dan Mardiah juga Fania.
Namun saat Fania berjalan di lorong belakang ada yang menghentikan langkahnya, seorang anak laki-laki menggenggam tangan Fania dan berkata "mbak tolong ambilkan itu" sambil menunjuk wayang yang tersangkut diatas kayu jendela.
"Duh... Anak siapa lagi ini" keluh Fania dalam hati.
"Kenapa bisa nyangkut di situ sih, yaudah tunggu"
"Ambil pake apa ya" ucap Fania sambil melihat ke sekeliling, Karena wayang itu tidak terjangkau olehnya. Lalu iya melihat kursi Jongkong yang terbuat dari kayu. Ia mengambilnya dan menggunakan itu.
Namun sepertinya itu tidak cukup untuk menggapai wayang yang ada di atas, Fania harus berjinjit dan yah.. dia berhasil mengambilnya tapi Fania kehilangan keseimbangan dan terjatuh.
Tunggu, dia tidak menyentuh tanah, Fania jatuh di pelukan Darma yang dengan sigapnya menopang tubuh Fania. Fania menatap mata Darma dan teringat akan saka. Suasana itu sama seperti saat ia jatuh di toilet saat guru menghukumnya membersihkan toilet diawasi oleh Saka.
"Ini wayang nya, main hati-hati ya"
Anak itu langsung berlari meninggalkan fania setelah mendapatkan mainan itu kembali. Fania kembali menatap Darma, namun sepertinya ia tidak ingin mengatakan apapun dan beranjak meninggalkan Darma.
"Kapan??"
Mendengar suara itu Fania menghentikan langkah kakinya.
"Kapan kita akan mencari keberadaan sukma?"
Fania langsung tersenyum dan membalikan badannya setelah mendengar Darma mengatakan itu, ia pikir Darma tidak membutuhkannya untuk mencari Sukma.
"Sekarang" ucap Fania.
Mereka berdua pergi lewat pintu belakang, sehingga tidak ada yang akan menyadari. Mereka sudah berusaha mencari keseluruhan tempat di daerah itu namun sampai sekarang masih belum ada informasi apapun tentang Sukmawati.
***
Kini sudah hari ke tiga mereka mencari sukma, namun mereka belum juga menemukan jejak keberadaan Sukma.
"Darma tempat Mana lagi yang belum pernah Lo datangin?" Tanya Fania yang berjalan berdampingan dengan nya.
"Hmmm.. sepertinya sudah semua, kecuali desa dekat perkebunan semangka"
Fania tiba-tiba menghentikan langkah kakinya, "oh iya, kenapa kita gak cari ke rumah pemuda itu aja, kekasih Sukma,Sukma kan kabur bersama dia, jadi kemungkinan besar Sukma bersama dia sekarang" celetuk Fania.
"Kamu pikir saya bodoh, saya juga pernah berfikir begitu"
"Rumah dia adalah tempat pertama yang saya datangi"
"Terus apa Sukma ada disana??" Tanya Fania penasaran
"Kamu ternyata lebih bodoh dari yang saya bayangkan" darma menatap fania dengan wajah meledek, "kalau Sukma ada disana untuk apa kita mencari dia sekarang" sambung Darma Sambil melanjutkan perjalanan.
"Ternyata bukan wajahnya aja yang mirip saka, sifatnya juga, memang cerdas sih.. tapi ngeselin juga ~argh.!!" Gerutu Fania dalam hati, sambil mengepalkan tangannya di belakang Darma dengan wajah yang kesal.
Darma menjelaskan semuanya, bahwa saat dia datang ke rumah petani yang tidak lain tidak bukan adalah orang tua pemuda itu, rumah itu kosong ternyata saat hari dimana Sukma melarikan diri Kanjeng Gusti memerintahkan anak buahnya untuk membawa kedua orangtuanya untuk dijadikan budak atau kerja paksa untuk orang-orang Belanda.
Sementara pemuda itu tidak diketahui keberadaannya, tapi kanjeng Gusti tidak mengungkit masalah itu, toh R.A Sukmawati juga tidak berhasil kabur, padahal mereka salah mengira Fania adalah Sukma.
Tak terasa ternyata mereka sudah sampai di Desa dekat perkebunan semangka, mereka pun lanjut mencari Sukmawati.
"Maaf, apakah Anda pernah melihat wanita yang wajahnya mirip seperti dia?" Tanya Darma pada setiap orang yang mereka temui, namun tidak ada satu orang pun yang pernah melihat Sukma.
Waktu sudah berjalan cukup lama tapi mereka belum menemukan petunjuk sama sekali tentang keberadaan Sukmawati.
"Lo bener, butuh waktu lama buat cari Sukma, tapi hasilnya nihil huft.." ucap Fania menghela nafas panjang.
"Fania apakah kamu lelah?" Tanya Darma
"Nggak kok, kita cari sebentar lagi setelah itu pulang" jawab Fania, mereka pun kembali mencari informasi terkait Sukma, mereka berjalan terpisah kali ini.
Saat berjalan Fania tak sengaja menginjak kulit pisang, ia pun jatuh tergelincir naasnya ia menyenggol seseorang yang membawa buah semangka dipunggungnya. Semangka itu jatuh tepat di atas kaki Fania dan
Bukkkf!
semangka itu langsung terbelah tepat saat menyentuh kaki Fania sontak Fania pun berteriak kesakitan.
"Aaaaakh..."
Darma yang mendengar suara itu pun langsung menoleh dan melihat Fania yang sudah tergeletak di tanah. Ia berlari dan menghampiri Fania yang masih merengek kesakitan.
"Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya Darma
"Apanya yang baik-baik saja!!! Lo gak liat?!!" Teriak fania.
"Aduh,,, sakit" Fania terus merengek.
"Ayo Naik" ucap Darma sembari jongkok membelakangi Fania, "biar saya gedong" sambungnya.
Fania masih melongo keheranan, "ternya dia baik juga" gumamnya dalam hati dengan wajah tersipu.
Fania tidak bisa menolak karena kakinya juga masih sakit dan belum bisa digunakan untuk berjalan.
****
-
-
Oh ya...
ForYourInformation guys buat kalian yang belum tau jadi Awal abad ke-20 itu kurang lebih sekitar tahun 1901
Dan saat itu Indonesia masih dalam naungan Belanda
-
-I Hope you like the story
And don't forget to follow the author..
See you next part📝
KAMU SEDANG MEMBACA
Raden Ajeng
Historical FictionGara-gara mengalami perpindahan waktu ke awal abad 20 atau masa dimana Indonesia masih dalam naungan Belanda, Fania seorang gadis yang tidak sengaja mengalami perpindahan waktu ke awal abad 20 merasa kebingungan karena semua orang di sana memangilny...