🐣Kekosongan🐣

11.5K 988 190
                                    

Note: jika kalian menemukan ke typoan tolong beritahu aku:)

🌴🌴🌴

Sebelum benar-benar keluar dari rumah sakit vivian menatap ruang inap alena lewat kaca, beruntungnya ruang rawat alena tepat berada ditaman memudahkan vivian untuk bisa melihat betapa menyedihkan musuh bebuyutan nya.

Senyum penuh kemenangan terpatri diwajah vivian melihat musuhnya yang terlihat tak berdaya, dulu saat alena masih disekolah yang sama dengan dirinya perempuan itu telah banyak mengambil apa yang sudah cape-cape dirinya raih dan kini ia membalasnya dengan membuat tujuan hidup wanita itu hilang.

Dan tanpa diduga kedua mata mereka beradu tatap, vivian yang menatap alena dengan penuh kemenangan sedangkan alena menatap vivian penuh kebencian. Ia tau bahwa kecelakaan yang dirinya alami bukan karna ketidak sengajaan tapi ada seseorang yang sengaja membuatnya seperti ini dan ia sudah tau siapa orang itu.

"Lo pantes dapetin ini semua alena dan tentunya gua ga akan berenti sampe disini aja sebelum ngeliat lo semakin menderita" ucapnya dengan penuh kebencian.

Sedangkan alena semakin tajam menatap perempuan yang tak ada habisnya mencari masalah didalam kehidupannya, "Lo juga harus berakhir sama seperti anak gua" batinnya dengan kedua tangan mengepal erat.

Liat aja, alena tidak akan melepaskan siapapun yang sudah terlibat dalam kematian anaknya dan ia akan membuat nasib orang tersebut sama seperti nasib sang anak. Vivian pergi meninggalkan ruang rawat alena sedangkan wanita yang baru saja kehilangan anaknya masih menatap vivian penuh kebencian.

"Alena" panggilan dari belakang tubuhnya membuat alena menolehkan kepalanya, senyumnya mengembang melihat siapa yang datang kedalam ruang rawatnya.

"Gue bawain cake harus dimakan loh yaa" kata anya tangannya sibuk menaruh beberapa cake yang dirinya beli tak jauh dari tempat rumah sakit dimana alena dirawat.

Anya menghembuskan nafasnya lalu berjalan mendekati alena berada, ia memeluk tubuh temannya dengan begitu erat mencoba menyalurkan energi positif untuk alena dapat kembali bangkit. "Jangan maksain, kalo emang ga bisa, ga usah terlihat lo baik-baik aja" bisik anya, ia bukannya tak ingin alena tersenyum hanya saja senyum yang ditampakkan temannya itu terlihat dipaksakan.

"Ga usah so tau, gue udah lebih baik dari kemarin" ucapnya seolah meyakin kan dirinya bahwa ia benar-benar baik-baik saja.

"Ga usah ngeles lo, gue tau lo bukan sehari dua hari ya lena" sarkas anya membuat alena menghela nafas beratnya.

Tik...

Jentikan yang dilakukan anya berhasil membawa alena kembali kedalam dunianya setelah tadi dirinya sibuk membayangkan betapa cantiknya sang anak.

"Udah udah lebih baik kita makan nih cakenya. Kali ini gue bawa buat dimakan bukan buat lo anggurin" Anya menyodorkan cake yang sudah ia buka kedepan alena.

Dengan mendengus alena mengambil cake pemberian anya, "Makasih udah repot-repot ngasih cake, lo ga lagi nyogok gua kan" selidik alena dan anya rasanya ingin memukul kepala alena.

"Kalo udah ngeselin kaya gini berarti lo emang udah sehat, bagus jangan terus-terusan sedih kasian zora lagi pula kan lu masih bisa buat lagi yang kaya Zora" ucapan anya barusan membuat alena terdiam sambil memikirkan siapa Zora? Apakah itu nama anaknya yang diberikan langsung oleh alam?

Seakan tau dengan kebingungan alena, anya langsung saja kembali bertanya "Si alam ga kasih tau lo?" tanya anya dan alena mengangguk.

"Emang bener-bener tuh om-om, liat aja gue potong juga otongnya!" dumel anya kedua tangannya saling bertautan seolah-olah akan meremahkan tulang-tulang alam.

Bad girl and baby twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang