🐥Penjelasan🐥

108K 5.6K 91
                                    

"Kamu ga lagi mengelak dengan alasan takdir kan?" alena menghembuskan napas beratnya, duhhh sepertinya penjelasan ini akan memakan waktu yang lama berhubung dirinya menghadapi kepala batu.

"Saya ga lagi ngelak om alam yang terhormat! Denger ya om. Kalo bukan karna takdir yang ngebawa mereka ke-saya dan kalo bukan karna mereka memanggil lena dengan sebutan mommy mana mau saya membawa mereka kerumah saya. Dan lena udah coba bujuk mereka untuk tetap ditempat informasi mall tapi mereka ga mau dan kekeuh mau ikut saya. Jadi jangan nuduh saya penculik!" jelas alena dengan menekan-kan kata penculik dirinya benci dituduh seperti ini.

Alam menggeleng, bisa saja perempuan didepannya ini sedang membuat sekenario dan ujung-ujungnya meminta imbalan besar karna sudah merawat kedua anaknya. "Kamu ga lagi minta imbalan ke-saya kan karna sudah merawat kedua anak saya" tanya alam yang justru mengarah ketuduh membuat alena geram sendiri.

"Maaf ya bapak alam, saya tau saya ga sekaya keluarga bapak tapi lihat. Ayah saya juga ga kalah kaya dari bapak, tohh ngapain amat saya minta imbalan, lena ngerawat twins tulus tanpa pamrih" alena menyerah untuk meyakinkan alam biarkan saja pria dewasa itu berpikir dirinya penculik, toh dirinya bukan penculik.

Melihat alam yang hanya diam alena tambah tidak mood untuk meyakinkan alam, "Terserah om aja deh!! Intinya lena udah bicara sejujurnya dan kalo emang om ga percaya bisa tanyakan langsung pada anak om" ucap alena final lalu ingin bangkit meninggalkan alam tapi tangannya dicekal oleh lengan besar milik alam.

"Fine!! Jika penjelasan kamu semua hanya sandiwara kamu. Lihat saja apa yang akan saya lakukan" bisik alam tepat ditelinga alena dengan suara tajam nan menusuk.

Tubuh alena merinding merasakan hembusan napas disisi lehernya, 'Sial! Hembusan napasnya saja sudah membuatnya merinding bagaimana jika aaaaaaa.... Sudah alena ga boleh memikirkan yang jorok!!' pikir alena kemudian membuang jauh-jauh pikiran kotornya.

"Om bisa pastikan dengan bertanya sama twins" ujar alena setelah ia bangkit dari duduknya berniat untuk meninggalkan alam namun langkahnya kembali berhenti.

"Em... Tapi bisakah twins bermalam disini. Besok saya kembalikan ke mansion om" pinta alena berharap kali ini saja laki-laki iti tidak menyulitkan-nya.

"Tidak perlu, karna saya juga mau bermalam disini. Jadi biar ga ngerepotin kamu" alena mengangguk tak apa lah membiarkan alam semalam saja berada dirumahnya yang penting ia bisa lebih lama memeluk twins.

Langkah alena memasuki rumah di ikuti alam dibelakangnya, keduanya berhenti tepat di depan kamar lantai satu yang berada disamping kamar mandi. Alena membuka pintu yang memang tidak dikonci.

"Berhubung kamar tamu yang dekat cuma ini aja jadi om bisa bermalam disini, kalo mau ke dapur lurus terus belok kanan. Tidak ada lagi kan?" alam menggeleng ia rasa sudah cukup dengan pemberitahuan tentang letak dapur karna biasanya tengah malam dirinya akan mengambil minum didapur.

"Oke kalo gitu lena permisi" pamit alena meninggalkan alam yang berada didepan pintu.

×××

Kali ini meja makan yang biasanya terisi lima orang kini menjadi delapam orang dengan alam dan twins sebagai tambahan-nya. Alena membantu bunda menyiapkan beberapa makanan untuk sarapan pagi mereka.

"Susu pagi untuk anak mommy yang tampan" alena meletak-kan dua susu dengan rasa vanilla ia juga memberikan kecupan pagi untuk twins.

"Thank you mom"

"Terimakasih mom" ucap mereka berbarengan lantas mencium pipi alena bergantian sebagai ucapan makasih.

Bad girl and baby twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang