Alena memasuki rumah setelah memberikan beberapa cemilan untuk mang dadang, langkahnya terhenti kala melihat mbaknya masih asik menonton tv alena berjalan mendekati mbak caca lalu duduk disamping mbak caca.
"Mbak ga tidur, udah mau malem loh. Ga kasihan sama dedek bayinya" alena mengambil kripik ditangan mbak caca.
"Nanti dek, filmnya masih seru" kata mbak caca matanya sama sekali tidak teralih dari acara tv dihadapannya.
Alena menggeleng melihat begitu seriusnya mbak caca "Yaudah kalo udah selesai mbak langsung tidur alena mau kekamar duluan" mbak caca mengangguk alena berjalan meninggalkan mbaknya.
Sesampainya dikamar alena langsung menjatuhkan tubuhnya, ia pikir tidak akan selelah ini padahal alena hanya berbelanja dan mengelilingi mall tau begini jadinya ia mending berada dirumah dan melakukan hal apapun bersama twins yang pentinh dirumah.
Sedangkan alam baru saja meletakkan kedua anaknya, ia mencium puncak kepala twins lalu menutup pintu kamar anaknya. Tanpa sadar dibelakang tubuhnya sudah berdiri sang mami yang menatapnya dengan pandangan bertanya.
"Ya ampun mih alam kira siapa" ucapnya terkejut melihat sang mami sudah berada dibelakang tubuhnya yang lebih mengejutkan wajah anita penuh dengan masker berwarna putih.
Anita melepas masker yang berada diwajahnya, "Abis dari mana?" tanya anita selaku mami alam. Ia melihat baju kedokteran milik alam masih melekat ditubuh anaknya.
Kedua alis anita menyatu, "Dari rumah alena" nama yang dilontarkan anaknya tidak familiar dipendengaran-nya terlebih anaknya begitu sulit berdekatan dengan perempuan setelah ditinggal sang istri.
Dengan wajah penuh tanya anita menatap alam dengan penuh selidik, "Hah... Akhirnya mami mau punya mantu baru" alam menatap maminya dengan heran ia saja belum memberi tau siapa alena dan sang mami sudah mendeklarasi bahwa alena adalah calon istrinya.
"Duhh mami kebanyakan nonton sinetron nih" alam berjalan melewati tubuh sang mami dengan diikuti anita dibelakang tubuh sang anak.
"Mami mau kenal dong si alena-alena itu" pinta anita menghentikan langkah alam.
"Nanti alam cerita tentang alena, tapi biarin alam mandi dulu" pinta alam lalu meninggalkan anita yang tengah memikirkan berbagai macam pertanyaan dikepalanya.
×××
Pagi-pagi sekali dikediaman abraham sudah ramai oleh langkah kaki seseorang yang terkesan buru-buru, alena menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa hari ini hari SENIN itu artinya ia akan melaksanakan upacara. Lebih gawatnya ia belum rapih padahal sudah jam 7.
Tidak ada sapaan seperti biasanya dikarenakan alena tengah memakai auto kebut, ia hanya mengambil roti lalu dimasuk-kan kedalam mulut sambil mencium punggung tangan astrid kemudian pamit.
Astrid dan caca menggeleng melihat kelakuan perempuan satu-satunya dikeluarga abraham, sudah biasa melihat alena yang seperti ini. Mungkin bentar lagi perempuan 18 tahun itu akan kembali dan menanyakan konci motornya.
"Bundaaaaa... Kunci motor lena dimana yaa?" teriak alena kedua tangan-nya tengah mengangkat-angkat tutup toples yang biasa tempat ia menaruh kunci motor.
Tuhkan apa dibilang alena bakalan balik lagi dan bertanya dimana kunci motornya, astrid menghampiri alena dan memberika kunci dengan gantungan tengkorak. Biar pada takut kalo orang-orang mau ngambil kucni motornya.
"Makasih bunda, muah..." diakhiri dengan kecupan dipipi kiri milik astrid.
"Hati-hati len" alena menjawab dengan memberikan jempolnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad girl and baby twins
RandomAlena selina abraham gadis nakal yang setiap harinya selalu membuat orang tuanya gemas dengan kelakuannya. Wanita imut nan manis yang selalu ikut balapan liar walaupun sudah dilarang oleh kedua orang tuanya. Walaupun nakal alena bukan gadis yang ma...