Dua bulan berlalu sejak kejadian dimana alam berbuat yang tidak senonoh pada alena hingga membuat perempuan tersebut merasa hina pada dirinya sendiri dan hampir saja melakukan hal yang paling ia benci bunuh diri, alena benar-benar tidak pernah menampak kan dirinya dihadapan twins.
Beberapa kali twins datang kerumah orang tuanya dan ke apartemen-nya tapi alena tak pernah menemui twins ia selalu menghindar, alena hanya butuh beberapa hari lagi untuk bertemu twins dia belum siap menatap wajah si kembar yang persis dengan pria bapak bejatnya itu.
Menemui twins sama saja membuka lukanya yang tengah penyembuhan dan alena tidak akan membiarkan luka itu menyakitinya walaupun tidak menutup kemungkinan luka tersebut akan kembali terbuka. Jika semuanya sudah membaik alena akan menemui twins dan tidak akan lari-lari seperti ini.
Tiap kali twins datang atau mbak citra yang mengiriminya pesan tentang perkembangan twins dan foto kegiatan si kembar alena akan meneteskan air matanya, menatap sedih pesan dan foto yang tiap kali ia pandang kala dirinya merasakan rindu tersebut.
Sering kali juga astrid bertanya mengapa alena tidak ingin menemui twins. Setiap twins kerumah, astrid akan menyambut bocah kembar itu mengajak bermain dirumahnya dan alena akan meninggalkan rumah orang tuanya untuk menghindari twins.
"Len mau sampai kapan lo terus-terusan menghindar dari twins?" alena menggeleng lesuh, ia pun belum tau sampai kapan dirinya terus begini.
"Lo ada masalah apa si sama twins? Apa masalahnya sama bapaknya twins?" mendengar pertanyaan yang dilontarkan anya membuat alena menegang.
'Iya, masalahnya ada sama bapaknya twins, si brengsek yang menyuruhnya minum kontrasepsi.' batin alena berteriak berharap kedua sahabatnya tau tapi memangnya mereka cenayang yang bisa mendengar suara batin-nya. Sepertinya alena memang sudah gila.
"Gue cuma belum siap aja ketemu sama twins" anya menghela napas, susah sekali membujuk alena untuk sekedar menemui twins.
Jessy menghentikan makan-nya membuat mie menggantung dibibirnya, "Alena kalo lo emang ada masalah sama bapak nya twins jangan jadikan twins pelampiasan amarah lo" ucap jessy, ia geram melihat ketidak berdayaan sahabatnya ini.
Ia kembali merasa bersalah telah membiarkan amarahnya menguasai dirinya, harusnya alena tidak membiarkan ego serta emosinya membuat ia menahan diri untuk tidak bertemu twins. Tapi bagaimana dengan perasaan-nya, ia juga tidak bisa egois.
"Jess, makan lo berantakan iuhhhh..." pekik alena menutup mulutnya dengan kedua tangan-nya lalu berlari meninggalkan sahabatnya yang menatap alena heran.
"Alena kenapa jess?" tanya anya menatap heran kepergian alena.
Jessy menggedik-kan bahunya, ia juga ga tau apa yang terjadi pada alena. "Mending samperin" ajak jessy berlalu meninggalkan makanan nya.
Sedangkan alam masih terus menyuruh azam untuk memata-matai alena bahkan sahabatnya itu sudah persis seperti bodyguardnya azam, alam masih terus menjaga jarak pada alena. Pernah sekali alam menemui alena walaupun wanita itu dalam keadaan terlelap dan sinta hampir melukai tubuh lio jika saja citra tidak cepat menarik lio.
Mungkin bocah lelaki itu sudah bersimpah darah dengan luka tusuk diperutnya, setelah kejadian tersebut sinta semakin menjadi menekan alam, beberapa kali mantan istrinya itu mengunjungi alam dikantor pusat erlangga. Merengek minta jalan berdua dimall dan membuat orang berfikir mereka ingin rujuk.
Alam tidak pernah mengizinkan sinta untuk memperkenalkan dirinya pada twins, karna ia tidak ingin semuanya semakin rumit biarlah twins menganggap bahwa alena memang ibu mereka. Terlebih alam tidak ingin menyakiti twins jika orang yang berusaha melukai keduanya adalah ibu mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad girl and baby twins
RandomAlena selina abraham gadis nakal yang setiap harinya selalu membuat orang tuanya gemas dengan kelakuannya. Wanita imut nan manis yang selalu ikut balapan liar walaupun sudah dilarang oleh kedua orang tuanya. Walaupun nakal alena bukan gadis yang ma...