🐥Suami?🐥

36.5K 2.2K 109
                                    

Seluruh barang yang tertata rapih diatas meja kini sudah berserakan diatas ubin marmer, kamar itu terlihat sangat berantakan sebab pemiliknya yang dengan brutal membanting seluruh barangnya tak memikirkan seberapa mahalnya barang yang ia banting.

Kini tubuh tegap milik alam sudah terduduk dengan lutut yang menjadikan tumpuan tangannya.

"Argh... Lo bego banget si lam!! Ngejaga satu cewe aja ga bisa!" umpatnya kesal pada dirinya sendiri yang tidak becus menjaga alena, ubin dingin dibawahnya menjadi samsak paling enak untuk alam.

Seringaian muncul diwajah alam, ia takkan pernah melepaskan sinta sebelum wanita itu memohon dan meminta maaf pada wanitanya. Wanitanya? Sejak kapan alena menjadi wanita alam? Sejak alam berhasil mengambil keperawanan alena.

Memikirkan alena yang dipukuli hingga pingsan membuat amarah alam kembali terpancing, tak ingin membuat kamarnya semakin kacau alam bangkit lalu berjalan menatap hamparan tanaman hijau dibelakang rumahnya, beruntung balkon kamarnya langsung menghadap taman.

Azam menutup mulutnya melihat betapa hancurnya kamar yang saat ini ia datangi, perasaan pagi tadi kamar utama dimansion alam sudah rapih mengapa sekarang berantakan lagi. Azam melupakan satu fakta bahwa alam si manusia yang hobi merusak barang, beruntung manusia itu terlahir jadi orang kaya coba kalo tidak mungkin sudah bangkrut kali.

"Astagfirullah! Mentang-mentang kaya jadi sesukanya ya lo" sindir azam kakinya melangkah dengan berjinjit guna menjauhkan telapak kakinya dari pecahan guci yang berserakan.

Alam mendengus tak merespon sindiran azam, dirinya berjalan mendekati bangku yang terletak tak jauh dari jangkauannya kemudian menduduki bangku tersebut. Sedangkan azam masih berusaha untuk sampai didepan alam, maklum saja pecahan guci dan pating terlalu banyak berserakan membuat azam tak mau mengambil resiko kalo dirinya tertancap beling.

"Ngapain?" tanya alam datar, tangannya mengambil minuman berakohol yang tersedia diatas meja nakasnya.

Kedua bola mata azam memutar, udah tau mau lapor pake nanya lagi. Seandainya pria didepannya ini bukan sahabatnya mungkin azam malas mengikuti perintah pria tersebut. "Mau lapor keadaan alena" ucapnya sebal kemudian duduk tepat dikasur milik alam.

"Gimana?" tanya alam singkat yang ngebuat azam harus ekstra mengeluarkan energi untuk mengartikan maksud alam.

"Gimana apanya?" tanya azam balik, ia benar-benar tak paham dengan ucapan alam.

"Gimana alena?" tanya alam lagi kali ini azam sangat, sangat, paham dengan pertanyaan alam.

"Udah dibawa kerumah sakit, dan alena baik-baik aja tapi..." azam menatap wajah alam yang terlihat menunggu ucapannya.

Ia bingung harus melaporkan tentang alena yang tengah mengandung anak alam atau nyembunyiin berita bahagia ini dari manusia macam alam, tapi percuma aja toh ujung-ujungnya alam tau, secara koneksi laki-laki itu tak bisa dibilang remeh.

"Tapi..?" alis kiri alam terangkat seolah bertanya tentang kelanjutan ucapan azam.

"Lo lagi ga nyembunyiin sesuatu kan?" tanya alam dengan tatapan tajamnya yang menusuk, azam menelan ludah perasaanya tiba-tiba saja tak enak seperti akan terjadi bencana besar untuknya.

Hembusan napas kasar milik azam begitu jelas terdengar dikedua telinga alam dan semakin membuat alam yakin bahwa ada yang disembunyikan temannya itu, selama ini azam tak pernah ragu untuk memberikan informasi apapun yang ia tahu tapi entah kenapa menyampaikan berita yang menurutnya kabar bahagia ini malah membuatnya ragu.

"Alenahamil" ucap azam cepat dengan wajah datarnya, sedangkan alam terdiam ada sepercik rasa bahagia didalam dirinya tapi rasanya susah sekali untuk mengekspresikannya.

Bad girl and baby twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang