Banyak orang berkata bahwa cinta itu datangnya dari mata lalu turun ke hati.
Tapi tak banyak orang tau, bahwa cinta itu hati yang merasa bukan mata yang melihat.
⚠️ Disclaimer:
This is remake story from "dear love" by icha__kim.
Junkyu x Asahi versi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
♡♪♡
Asahi menghempaskan dirinya dengan rambut yang masih basah. Sesampainya dirumah, dia bergegas membersihkan diri dan membiarkan supir pribadinya membawa buku-buku itu kedalam kamarnya.
Baru saja satu hari dia kembali bersekolah, moodnya sudah di buat hancur bukan hanya karena satu atau dua orang. Tapi hampir dengan seluruh rakyat sekolahnya.
Asahi baru saja ingin menutup matanya dan hendak terlelap, tapi sebuah nama seseorang tiba-tiba terlintas di kepalanya.
Dia beranjak dari ranjangnya, lalu melangkahkan kakinya menuju meja belajar. Mengambil ponsel miliknya dan mengetikkan nomor yang sudah dia hapal di luar kepala.
Kening Asahi sempat mengerut kala nomor tersebut masih belum terhubung, dia takut kalau nomor itu sudah tidak aktif. Dan orang yang ingin dia hubungi sudah berganti nomor ponsel.
"Halo?"
Senyum terkembang di wajah asahi, dia kemudian berjalan sedikit hingga berhenti di depan lemari bajunya dengan kaca fullbody.
"Yedam-ah."
"Oh asahi, kenapa kau meneleponku? Tumben." Sahut yedam dari seberang sana. Nadanya datar, terkesan malas menjawab.
Kening asahi berkerut, sebelum akhirnya senyumnya luntur digantikan oleh tatapan datar yang menghiasi wajahnya "kamu lupa denganku ternyata, apa sekarang kamu punya bos baru selain aku?"
"Bos?" Beo yedam yang masih belum mengerti, hingga sebuah pekikan terkejut membuat asahi kembali tersenyum puas "asahi hyung, kau kembali?!"
"Yaahh.." asahi menggantungkan ucapannya mendengar nada gembira dari yedam. Dia yakin jika adik kelasnya itu sangat bahagia ketika dia bisa kembali "bagaimana dua tahun berlalu tanpa diriku?"
"Membosankan, kami jarang untuk bertugas hyung. Apalagi jika asahi ada dia melarang kami untuk tawuran, dia bahkan melapor pada polisi. Kami harus di tahan dua hari karenanya" keluh yedam yang membuat asahi tertawa kecil.
"Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak muncul" asahi menghela nafasnya seraya menatap pantulan wajahnya "tetapi, aku memang harus menghilang" bisiknya pelan yang membuat yedam terdiam. Dia tau apa yang di rasakan seniornya itu, namun dia tidak bisa membantu atau memberikan solusi apapun.
"Hm, sudahlah lupakan" ucap asahi ketika suasana mulai canggung "apa kalian ada jadwal malam ini? Sudah lama aku tidak keluar malam."
"Malam ini ada pertandingan balap motor dengan hadiah 500 juta won" sahut yedam dengan semangat. Dia mengharapkan asahi akan datang, karena saat-saat seperti ini jarang terjadi pada kelompoknya. Bayangkan, sudah dua tahun terlewati.
"Bagus" gumam asahi dengan seringaian puas. Merasa begitu senang dengan hadiah yang di peroleh jika dia mengikuti mengikuti balap liar ini. Dia bisa menghabiskan uang itu secara percuma tanpa harus takut ditanyai macam-macam.
"Aku akan bersiap. Kirimkan saja alamat mu, aku akan pergi ke sana sendiri."
"Baik, hyung. Dan aku ucapkan selamat datang kembali."
"Terima kasih yedam-ah."
Asahi mematikan panggilan suara itu dengan senyuman tipisnya. Lalu atensinya beralih pada cerminan wajahnya yang terlihat seperti pemuda polos, namun setelahnya wajah hangat itu berubah menjadi dingin dengan tatapan tajamnya.
Memperlihatkan bagaimana dua matanya berwarna berbeda.
Satu berwarna biru cerah dan satunya lagi berwarna cokelat kemerahan.
Dengan warna yang kontras itu tak membuat wajah dinginnya luntur begitu saja, dia malah menyeringai tipis.