23

802 158 7
                                    

Pemuda cantik itu sedang duduk di depan meja riasnya. Beberapa kali dia menarik napasnya dan kemudian menghembuskan napas panjangnya. Sepasang mata yang sejak tadi tertutup kini perlahan membuka. Netra cokelat terangnya kini terlihat jelas, namun kegugupan yang melanda tak bisa di bohongi.

Asahi mematut dirinya, membenarkan rambutnya agar tak terlihat berantakan. Sejenak dirinya terpaku pada sebuah gelang yang terpasang begitu cantik di pergelangan tangannya. Wajahnya nampak datar hingga akhirnya dia menurunkan tangannya dan beranjak mengambil tasnya. Menyampirkan tempat untuk menyimpan buku sekolahnya itu di bahunya dan bergegas untuk turun.

Pandangannya tetap kedepan, bahkan pagi ini dia melewatkan sarapannya. Lagipula Yoshi sudah tak ada dirumahnya dan sang Ayah katanya sudah pergi ke kantor.

Pemuda cantik itu menghela napasnya sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil setelah pintu tersebut di buka oleh sang supir pribadi.

Sepanjang perjalanan asahi hanya diam dengan jari jemarinya bertaut satu sama lain. Matanya menatap gedung-gedung tinggi yang mereka lewati melalui kaca mobil. Hingga tanpa disadari, kini dia tengah berada di depan gerbang sekolahnya.

Tanpa banyak kata, asahi langsung turun dari mobilnya. Sebelum memberikan senyum tipis kepada sang supir pribadi dan kemudian berbalik pergi.

Dia melangkah tidak terlalu cepat juga tidak terlalu pelan, bahkan saking fokusnya dia menatap kedepan. Atau malah terlalu lama melamun, dia sampai melewati tubuh junkyu yang diam mematung menatapnya.

Hingga sebuah tarikan pada lengannya, membuat asahi tersentak kaget.

"Asahi."

Kepala asahi mendongak, matanya menatap junkyu yang tengah menatapnya dengan tajam. Dia hampir saja menggulirkan matanya sebelum akhirnya tangannya di genggam tak terlalu erat oleh pemuda tinggi itu.

"Kau memakai gelangnya." Ujar junkyu dengan tersenyum tipis, dan asahi pun hanya menarik ujung bibirnya hingga hampir tak membentuk senyuman.

"Hm."

Junkyu kembali tersenyum, kemudian dia menarik sang kekasih untuk berjalan bersisian bersamanya. Kini gantian, junkyu yang berceloteh panjang lebar. Menceritakan apapun yang dilakukannya kemarin dan sang kekasih hanya menanggapinya dengan singkat.

"Sebentar lagi akan ada ujian akhir dan aku belum mengerti pembahasan materi. Kau ingin memgajariku?" Tanya junkyu dengan memelas.

Asahi mendengus kesal. "Tidak. Belajarlah sendiri, aku juga sibuk dengan ujian akhir nanti."

Junkyu mengerucutkan bibirnya tanda kecewa. Namun hanya dibalas decakan dan putaran bola mata malas saja dari asahi.

"Aku senang kau kembali." Ungkap junkyu kemudian, dengan tulus. Namun tetap saja membuat asahi sedikit terperanjat dan berusaha untuk tak terlalu terlihat.

Matanya menyiratkan kesenduan walau jika sekali lihat pemuda cantik itu nampak berwajah datar dan dingin. "Hm. Aku juga." Dan hanya itu yang bisa dia jawab.

Mereka terus berbincang hingga akhirnya sampai di depan kelas asahi. Junkyu berhenti kemudian dia mengangkat tangannya dan mengusak surai lembut sang kekasih.

"Belajarlah dengan benar,hm."

Asahi berdesis jengkel, dia menepis tangan Junkyu "Aku sudah pintar. Kau yang harusnya belajar lebih giat lagi."

Junkyu hanya tertawa merespon ucapan kekasihnya. Kemudian tangannya mengibas, mengisyaratkan asahi untuk masuk ke dalam kelas.

"Aku akan menjemputmu saat jam istirahat."

dear love | kyusahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang