Junkyu menatap dalam diam asahi yang kini terbaring dengan kedua matanya yang tertutup. Begitu terkejut mendapati pemuda cantik itu yang beberapa detik lalu sedang memaki seorang siswi, lalu detik setelahnya jatuh pingsan.
Pemuda tampan itu segera membawa asahi ke ruang kesehatan dengan tergesa. Dokter mengatakan bahwa ia hanya kelelahan saja, tekanan darahnya rendah itulah yang menyebabkannya pusing hingga jatuh tak sadarkan diri. Tetapi tak ada sesuatu yang perlu di khawatirkan, asahi akan sadar dalam hitungan menit.
Namun nyatanya, ini sudah satu jam berjalan dan tak ada tanda-tanda bahwa pemuda mungil itu akan bangun. Junkyu bahkan meninggalkan kelas hanya untuk menjaga asahi.
Terdengar lenguhan pelan, membuat junkyu kini memusatkan atensinya pada asahi yang perlahan mulai membuka matanya.
Pemuda kucing itu mengerjapkan matanya lemah, dia menatap sekitarnya dengan pandangan bingung. Matanya kini terpaku pada pemuda tampan yang menatapnya dengan dalam.
"Kau siapa? Dan kenapa aku bisa ada disini? Ini dimana?" Tanyanya bertubi-tubi dengan ekspresinya yang linglung.
Kening junkyu berkerut, menatap pemuda mungil itu dengan tidak percaya. Lalu dia terkekeh samar, mengangkat tangannya untuk mengusap sayang kepala yang sudah menjadi kekasihnya itu. "Jangan bercanda. Kau hanya pingsan, bukannya lupa ingatan."
Asahi hanya diam sembari mengerjap pelan, sebelum akhirnya meringis karena kepalanya kembali diserang rasa sakit. Membuat junkyu yang melihatnya pun ikut panik.
"Kau baik-baik saja? Perlu ku panggilkan dokter?" Tanya junkyu yang melihat asahi menggeram kesakitan. Namun pemuda cantik itu tak memberikan tanggapan.
Junkyu semakin kalut, dan akhirnya memilih mencari dokter sekolah yang menangani asahi tadi. Meninggalkan pemuda manis yang langsung menghentikan ringisannya setelah kepergiannya.
Asahi menghela napasnya pelan. Melirik junkyu yang sudah leyap, tak ada lagi didepannya. Wajahnya kini kembali datar, dengan cepat dia turun dari ranjang tersebut dan berjalan keluar.
Asahi seperti orang kebingungan setelah keluar dari ruang kesehatan. Suasana koridor nampak sepi, karena memang kegiatan belajar mengajar masih berlangsung. Pemuda manis itu kemudian berjalan cepat menaiki tangga, menuju atap sekolah.
Langkahnya nampak sempoyongan, namun asahi berusaha sekuat tenaga. Dia bahkan mendorong pintu atap sekolahnya dengan kuat dan kembali menutupnya walau tidak rapat. Dengan tergesa dia mengambil botol obat yang berada disaku celananya, kemudian menegaknya cukup banyak tanpa air. Keningnya berkerut kala tenggorokannya harus sedikit sakit untuk menelan kapsul obat yang lumayan besar itu.
Bulir keringat membasahi dahinya, dia mengusapnya dengan pelan dan langsung menyisir rambutnya. Dia mengatur napasnya yang terengah hingga berangsur teratur.
Matanya kemudian menatap sendu matahari yang kini hampir berada di atas kepalanya. Lalu menutup matanya, membiarkan sinar panas itu mengenai permukaan kulitnya yang seputih susu, hingga berakhir memerah. Juga membiarkan rambutnya kini berterbangan dengan bebas hingga wajahnya tertutup oleh rambut panjangnya.
Senyum tipis terbit di wajah asahi, menikmati suasana tenang dan damai yang terasa menenangkan hatinya. Jauh dari bayang-bayang kelam yang selalu menghantui dirinya.
Asahi masih berdiri tegak disana, bahkan saat junkyu kini datang dengan terengah bersama wajah paniknya.
Pemuda tampan itu menghela napasnya lega, setelah melihat keadaan asahi baik-baik saja. Dia sempat khawatir di saat kembali, ranjang itu telah kosong dan tak menemukan eksistensi asahi. Langkahnya dia bawa cepat dan langsung memeluk tubuh kecil itu dengan erat, seakan-akan asahi akan menghilang dari pelukannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
dear love | kyusahi
RomanceBanyak orang berkata bahwa cinta itu datangnya dari mata lalu turun ke hati. Tapi tak banyak orang tau, bahwa cinta itu hati yang merasa bukan mata yang melihat. ⚠️ Disclaimer: This is remake story from "dear love" by icha__kim. Junkyu x Asahi versi...