06

1.6K 259 27
                                    

Asahi menatap tajam junkyu yang kini menyeringai lebar melihatnya. Pemuda tinggi itu turun dari motor besarnya sambil melepaskan helmnya dan meletakkan begitu saja di motornya.

Junkyu kemudian melangkah mendekati asahi hingga hidung mereka hampir bersentuhan, pemuda mungil itupun tak ada niat untuk memundurkan dirinya.

"Kau kalah" ungkap junkyu dengan senyuman yang membentuk lubang cacat di pipinya.

Asahi mendengus sinis, dia pun semakin mendekatkan wajah mereka. Hingga bisa merasakan hembusan nafas satu sama lain.

"Kau curang, tuan kim" balas asahi dengan senyum yang juga menciptakan lubang cacat, terlihat sangat cantik.

Junkyu hampir saja terperdaya, namun dia kembali mengontrol tubuhnya. Meskipun selama ini senyum asahi selalu di berikan untuknya, entah kenapa dia merasakan ada yang berbeda. Asahi yang sekarang seperti magnet yang menariknya sangat kuat.

"Kau lupa, sayang" junkyu menjeda ucapannya, tangannya terangkat untuk mengapit dagu pemuda cantik didepannya. Namun asahi lebih dulu menepisnya dengan kasar, membuat junkyu terkekeh kecil "ini balap liar, asahi. Kau berbuat securang apapun, tidak akan mendapat sanksi."

Pemuda bermarga Kim itu menjauhkan tubuhnya, kemudian menyisir rambutnya yang sedikit basah.

Junkyu tak peduli dengan hadiah yang dia terima atau gadis yang bersedia melempar tubuh untuknya. Dia lebih merasa tertarik dengan asahi.

Asahi yang melihat tebar pesona ada junkyu hanya mengernyit jijik. Dia mendengus kasar lalu mengalihkan pandangannya dari junkyu.

Tak ada satupun anak buahnya yang mendekati mereka, seperti memberikan waktu dan tempat untuk mereka sambil memberikan tatapan penuh cinta.

"Ponsel."

Pemuda cantik itu menoleh cepat, menatap junkyu dengan pandangan tak mengerti. Sedangkan pemuda tinggi berdecak tak sabaran.

"Ponselmu, sayang."

Asahi berdecak sambil merotasikan bola matanya "jangan memanggilku dengan panggilan menjijikkan seperti itu, atau kau mau aku muntah di wajahmu?"

Junkyu tertawa sangat keras sambil menepuk tangannya. Kemudian dia menggeleng pelan sebelum akhirnya menengadahkan tangannya di depan asahi.

"Untuk apa?" Tanya asahi.

"Kau akan tau nanti. Perjanjiannya adalah siapa yang kalah harus menuruti perintah apapun dari si pemenang, kan?" Alis junkyu bergerak naik turun, menggoda asahi yang masih bergeming. "Jika kau tidak mau, tak apa. Itu artinya kau tidak menepati janjimu sebagai seorang laki-laki."

Mendengar itu, harga diri asahi menjadi seperti jaminan. Dengan terpaksa dia memberikan ponselnya pada junkyu, bahkan jika junkyu ingin mengambilnya silahkan saja. Dia bisa membeli lagi dengan seri terbaru.

Junkyu menerima ponsel itu dengan senyum tipisnya, kemudian mengetikkan sesuatu di sana. Beruntungnya ponsel asahi itu tidak di kunci jadi dia bisa dengan leluasa memainkannya. Inginnya dia penasaran dengan galeri atau chat yang berada  didalamnya, namun tak ada yang menarik. Jadi setelah itu dia langsung mengembalikan ponsel itu kepada pemiliknya.

Dan dengan tiba-tiba, tubuh kecil yang tak sebanding dengan tubuh junkyu itu junkyu perangkap dalam kukungannya. Mendekatkan bibirnya pada daun telinga asahi, membuat pemuda cantik itu sedikit meremang. "Perjanjian ini hanya berlaku satu bulan, jadi kau tidak perlu khawatir."

Asahi menegang dan langsung menatap tajam junkyu yang kini memberikan jarak. Telinganya baru saja dicium dengan lembut oleh pemuda tinggi itu, itu membuat nya merasa sangat terhina.

dear love | kyusahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang