15

1K 177 3
                                    

Junkyu tersenyum lebar, tatapannya tak lepas dari sosok sang kekasih yang baru saja keluar dari rumah megahnya dengan sebuah tas tersampir di bahu.

Asahi nampak sangat bercahaya dibawah sinar matahari pagi yang menerpa wajah putih dan mulusnya. Pemuda cantik itu tersenyum tipis kepadanya, rasanya junkyu akan meleleh saat itu juga.

Baru saja ingin memberikan sebuah kalimat untuk mengawali paginya bersama sang kekasih, tetapi plester yang membalut kelima jari asahi membuat perhatiannya teralih.

"Apa yang terjadi dengan jarimu, hm?" Tanya junkyu yang langsung mengambil tangan kanan sang kekasih dan mengelusnya dengan lembut.

Asahi menatap junkyu yang kini mulai mengecup jari terlukanya yang telah di tutupi plester. Tatapannya yang dingin kini berangsur melembut. Siapa yang tidak luluh dengan perlakuan lembut seperti ini? Apalagi jika orang tersayangmu yang melakukannya?

"Aku baik-baik saja, hanya luka kecil karena sempat terkena minyak panas dan pecahan kaca. Ada insiden di dapur kemarin." Bohongnya yang membuat junkyu bertambah khawatir.

Pemuda tampan itu meringis melihat tangan putih itu nampak kemerahan walau lukanya di tutup oleh plester.

"Lain kali, berhati-hatilah. Jika perlu aku akan mendatangkan seorang juru masak untukmu." Tanggap junkyu dengan berlebihan, membuat asahi menahan senyumnya.

Tangannya dia tarik pelan dan junkyu pun membiarkannya. "Aku baik, ini hanya insiden kecil saja. Kau terlalu berlebihan."

"Jika itu untukmu, tak ada yang berlebihan."

Asahi berdesis kesal, dia pura-pura menunjukkan wajah kesalnya, "Aku tidak suka dikasihani. Kau lupa kekasihmu ini juga seorang laki-laki yang selalu jatuh dan terluka saat mengikuti pertandingan balap liar?"

Junkyu mengerutkan hidungnya, kemudian tertawa kecil. Dia mengangkat tangannya, mengusak surai blonde milik asahi dengan gemas.

"Astaga, aku hampir saja lupa karena wajah cantikmu." Candanya yang membuat asahi mendengus kesal.

Tak ingin membuat kekasihnya tambah kesal dan berakhir merajuk, junkyu dengan cepat membukakan pintu untuk kekasihnya dan mempersilahkan asahi untuk duduk. Lalu gantian, dia pun duduk di belakang kemudi.

"Ah..."

Gumaman terdengar kecewa dari junkyu membuat asahi menoleh.

Keningnya mengerut mendapati pemuda tampan itu menatapnya dengan memelas. "Ada apa dengan wajah jelekmu itu?"

"Kau sudah memasang safety belt rupanya." Sahut junkyu yang membuat asahi tak menangkap apa maksud pemuda tampan itu. "Harusnya aku yang memasangnya, agar romantis." Lanjutnya dengan sedikit kesal.

Asahi mendengus geli, kemudian tanpa beban dia membuka kembali pengaman yang sudah terpasang di tubuhnya. Kemudian menatap junkyu yang mengerjapkan matanya kebingungan.

Pemuda cantik itu mengedikkan dagunya.

"Pasangkan." Ujarnya singkat, namun berefek besar pada junkyu.

Wajah pemuda tampan bermarga Kim itu nampak sumringah, dengan telaten junkyu memasangkan safety belt untuk sang kekasih.

Dan secara tak terduga, Orang yang di takuti satu sekolah karena kenakalan dan keganasannya melakukan hal manis. Asahi bahkan sampai menahan napasnya kala junkyu memberikan sebuah kecupan di keningnya dengan lembut dan lumayan lama.

Kedua matanya pun perlahan memejam, merasakan bagaiamana sapuan lembut bibir junkyu yang menempel pada keningnya. Tak berbeda jauh dengan junkyu, sang dominan pun nampak meresapi dan berusaha menampakkan cintanya lebih dibanding sebelumnya.

dear love | kyusahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang