16

1K 176 6
                                    

Asahi saat ini tengah berbicara tak seperti biasanya. Dia menjelaskan secara panjang lebar tentang pelajaran matematika, mata pelajaran yang paling di benci mashiho.

Sekarang adalah jam istirahat, namun tubuh asahi terasa malas untuk sekedar beranjak. Membuatnya mau tak mau terjebak bersama mashiho yang menguji kesabaran.

Lihatlah sekarang.

"Asahi, bisa kau jelaskan sekali lagi? Aku benar-benar tidak mengerti." Pintanya dengan nada memelas.

Mata pemuda bermarga hamada itu mendelik, kemudian dia menghela napasnya kesal. "Aku sudah menjelaskannya tiga kali!"

Mashiho tertawa dengan kikuk sembari menggaruk pelipisnya dengan pena. "Aku masih tak mengerti." Cicitnya tanpa rasa bersalah.

Membuat asahi memghembuskan napasnya panjang, guna memghilangkan dongkol di hatinya. Dia bukanlah seseorang yang punya segudang kesabaran. Dia ingin sekali memukul kepala mashiho agar bisa sedikit bekerja.

"Hanya sekali ini saja." Namun asahi tidak bisa menolak, melihat mashiho yang bersemangat untuk belajar membuatnya juga mengharapkan yang terbaik untuk sahabatnya ini.

Di sepanjang asahi mengajari mashiho, pemuda imut itu nampak begitu serius. Sesekali mashiho juga menceritakan bagaimana sikap asahi yang berubah karena memilih bermain dengan anak-anak angkuh yang orang tuanya cukup berpengaruh dibandingkam berteman dengannya. Juga bagaimana otak asahi tiba-tiba saja menjadi pintar, padahal dulunya asahi cukup bodoh.

Hah, mendengarnya membuat asahi kembali kesal. Merutuki asahi yang membuatnya malu, bisa-bisanya memiliki otak yang bodoh. Memangnya uang bisa dihasilkan dari orang bodoh?

"Akh!" Pekik asahi kaget kala tiba-tiba saja wajahnya terasa dingin.

Sebuah kaleng soda kini terpampang nyata di hadapannya.

Kepalanya mendongak, mendapati junkyu yang tersenyum lembut sembari menyodorkan sekaleng soda untuknya.

"Kau tidak ingin mengambilnya? Tanganku sudah lelah." Keluh junkyu yang membuat asahi mendengus kesal, namun tangannya tetap mengambil sekaleng soda yang sudah dibuka lebih dulu oleh junkyu.

Kemudian mata asahi tak sengaja menatap mashiho yang tiba-tiba saja gemetar. Sahabatnya ini masih saja takut pada kekasihnya, padahal junkyu lebih idiot dari yang terlihat.

"Apa yang membawamu kesini? Kau tidak dengar beberapa orang tengah berbisik?" Sindir asahi dengan suara yang agak keras. Di kelasnya ada beberapa orang yang baru saja kembali dari kantin ataupun yang sama seperti dirinya, malas untuk beranjak.

Junkyu terkekeh kecil, kala beberapa murid yang disindir oleh kekasihnya nampak gelagapan. Setelah insiden pertengkaran antara yena dan asahi, banyak anak murid yang ketakutan. Bagaimana siswa yang selalu mereka bully, malah sekarang bisa membully orang lain.

Tanpa kata, pemuda tinggi itu menarik salah satu kursi di sana dan di letakkannya di samping asahi. Kemudian menopang dagu dengan tangan kanannya, membiarkan wajah cantik di depannya itu dia tatap.

Sedangkan asahi berusaha untuk mengabaikan dan lanjut mengajari mashiho.

"Mau?"

Junkyu menatap sekaleng soda yang dia berikan pada asahi tadi. Pemuda tampan itu menggeleng sembari tersenyum kecil.

"Kepalaku sedikit pusing." Adu junkyu, namun asahi hanya menatapnya tanpa arti.

"Kau benar-benar tidak peka." Lanjut junkyu dengan kesal. Kemudian bermaksud untuk beranjak, namun asahi lebih dulu menariknya.

Asahi mendengus sembari memutar bola matanya malas. Dia kemudian bermaksud ingin memijat pelipis junkyu, namun junkyu langsung menyatukan bangkunya dengan asahi.  Dan langsung menidurkan kepalanya di pangkuan asahi, serta membiarkan kaki panjangnya tetap menggantung di bawah.

dear love | kyusahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang