10

1.3K 252 11
                                    

Junkyu menatap dalam diam asahi yang kini tengah duduk bersila dibawah lantai bersama ibu tercintanya yang duduk di atas kursi roda. Kedua orang itu nampak seperti seorang teman yang sudah lama tak bersua, perbincangan mereka nampak terasa asyik dan menyenangkan.

Hujan sudah mulai reda, langit yang semula mendung kini semakin gelap. Senja sudah pergi, bergantian dengan datangnya malam. Sekarang asahi sudah lebih dari dua jam berada di rumah junkyu, namun nampaknya pemuda cantik itu tampak betah mengobrol dengan Ibu junkyu.

Pemuda bermarga Kin itu bahkan hampir tak melunturkan senyuman kecilnya, melihat dari jauh bagaimana interaksi manis antara keduanya. Junkyu semakin jatuh pada pesona asahi yang sangat berbeda dari sebelumnya, pemuda cantik itu terlihat begitu hangat dan juga senyum indah selalu terlukis di wajahnya.

Setelah pertanyaan yang dilontarkan ibunya, asahi sempat terdiam. Namun kemudian dia berkata dengan ragu, mengatakan bahwa ia lupa. Dan ibunya memaklumi.

"Ini sudah waktunya makan malam, junkyu-ah." Ujar asahi yang membuat lamunan pemuda tampan itu kini buyar. "Mom juga harus makan, apa ada makanan disini?" Tanyanya kembali.

Junkyu menggeleng pelan, kemudian tatapannya jatuh pada sang Ibu yang tersenyum, dia bisa merasakan bahwa jiwa ibunya kembali hidup dan semangatnya kembali membara setelah bertemu dengan asahi.

"Bibi Nam sedang sakit hari ini jadi dia ijin pulang lebih awal. Belum ada bahan yang dimasak untuk makan malam," Jelas Nyonya Kim.

"Apa kita pesan makanan saja?" Saran junkyu yang langsung dapat protesan dari asahi.

"Jangan, biar aku saja yang masak." Asahi segera berdiri dari duduknya, dia kemudian keluar dan berjalan menuju dapur. Mengecek bahan makanan yang bisa dimasak.

Dirinya bersyukur bahwa saat ibunya masih hidup dan ayahnya sibuk bekerja lalu sering tak pulang kerumah, asahi selalu membantu ibunya memasak dan juga membuat kue pesanan tetangga.

Pemuda cantik itu membuka kulkas besar di ruang dapur, melihat berbagai macam bahan makanan yang ada disana. Senyum tipisnya terkembang di wajah cantiknya, kemudian dengan cekatan dia mengeluarkan bahan makanan yang akan ia masak dan menghasilkan sebuah hidangan hangat untuk makan malam hari ini.

Jika di dapur asahi tengah berkutat dengan masakannya, berbeda dengan junkyu dan sang Ibu yang masih berada di dalam kamar.

"Mom sangat menyukai asahi, dia sangat baik dan juga cantik." Junkyu mengalihkan atensi dari ponsel ditangannya, kemudian menyimpannya di atas nakas. Kemudian dia mendekatkan dirinya pada sang wanita yang telah melahirkannya

"Jika aku dan asahi akan menikah, apa Mom bahagia?"

"Sangat bahagia." Jawab Nyonya Kim dengan cepat, bahkan kini kulitnya yang terlihat sedikit keriput terangkat karena senyumnya yang lebar dan sumringah. "Asahi adalah anak yang baik, wawasannya luas, multitaskingnya bagus, wajahnya cantik dan juga pintar memasak. Bukankah dia itu menantu idaman?"

Junkyu tertawa kecil, dia kemudian menganggukkan kepalanya merasa setuju dengan ibunya. "Dulu aku tidak menyukai asahi. Karena dia selalu mengerjar-ngejarku, Mom. Tetapi sekarang asahi sangat berbeda. Mom pasti terkejut jika mendengar bahwa menantu idaman Mom itu sering mengikuti balapan."

Nyonya Kim balas tertawa. "Mom tahu, asahi sempat bercerita tadi, Tak ada yang ditutupi darinya. Tapi dibalik kenakalannya, asahi hanya ingin merasa bebas. Untuk mendapatkan kesenangan dan kebahagiaan tidak sama untuk setiap orang, pasti berbeda. Mungkin asahi nyaman berada disana dengan teman-temannya yang royal dan loyal."

Junkyu mengangguk, walau dia sedikit tak terima. Entah cepat atau lambat, kesenangan yang didapatkan asahi dari balapan motor bisa membahayakan dirinya sendiri. Tapi ia juga tak bisa melarang, karena dirinya sendiri juga sama seperti kekasihnya.

dear love | kyusahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang